Lalu, apakah makanan olahan tidak boleh menjadi pilihan? Tentu boleh-boleh saja, tetapi frekuensi pemberiannya perlu diatur.
Banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa makanan olahan cepat saji tidak terlalu baik karena bisa mengurangi kandungan gizi atau nutrisi setelah melalui proses tertentu seperti pemanasan, pengeringan, pengalengan, pembekuan, pengemasan, dan sebagainya.
Kandungan gula dan lemak yang lebih tinggi, rendahnya serat, serta adanya kemungkinan zat pengawet menjadi hal-hal yang membuat makanan olahan cepat saji tidak direkomendasikan untuk terlalu sering dimakan.
Selain membatasi frekuensi pemberian, orang tua juga perlu membaca lebih rinci kandungan atau nilai gizi dari makanan olahan yang akan dibeli. Sejumlah hal yang perlu jadi perhatian adalah kandungan gula, garam atau natrium, dan lemak, serta tanggal kedaluwarsa.