Masalah yang paling sering muncul adalah stres. Bayangkan jika kita harus hidup terhimpit di antara dua generasi sekaligus. Beragam konflik bisa saja terjadi. Salah satu yang kerap terjadi adalah konflik dengan pasangan untuk menentukan prioritas. Apakah harus memprioritaskan keluarga inti mereka sendiri atau orang tuanya?
Kadang kala, mereka sendiri pusing untuk mewujudkan berbagai macam keinginan yang datang dari orang tua maupun anak dan pasangan. Para sandwich generation pun seringkali menjadi stres, karena besarnya beban yang harus ditanggung. Umumnya generasi sandwich memiliki kekhawatiran lebih tinggi akan kehidupan dan masa depan seperti menyiapkan dana pensiun, membeli rumah, dan menyiapkan dana perawatan orangtua.
Awalnya, stres yang muncul mungkin tak seberapa. Namun, jika dibiarkan terus menerus, lama-lama bisa berujung depresi juga. Biasanya, generasi sandwich yang masih berada dalam usia produktif juga punya target pencapaian diri masing-masing, yang mana target pribadi tersebut dapat menambah beban pikiran mereka.