Ingin Punya Aset Rp3 M di Usia 30 Tahun? Bisa Kok, Begini Caranya

Mapan di usia muda merupakan impian semua orang. Tolak ukur mapan umumnya adalah banyaknya aset. Begini caranya untuk memiliki aset 3 M.

Aset 3M di Usia 30

Mapan di usia muda merupakan impian semua orang. Umumnya, tolok ukur mapan yang paling banyak dipakai ialah jika seseorang punya aset banyak. Sebetulnya, apa itu aset? Aset merupakan sumber daya yang dimiliki seseorang seperti tabungan, investasi, deposito, piutang, properti, dan kendaraan.

Mungkinkah seseorang memiliki aset senilai Rp3 miliar saat usia 30 tahun? “Hal itu mungkin saja terjadi. Saya pernah menemukan 2-3 orang mahasiswa yang memiliki aset Rp3 miliar padahal belum 30 tahun,” ujar Mohamad Andoko, perencana keuangan sekaligus komisaris OneShildt Financial Planning kepada tim ilovelife, April 2018.

Menurut Andoko, ada beberapa hal yang memungkinkan hal itu terjadi, baik yang terencana maupun yang tidak terencana.

Dalam konteks tidak terencana, kondisi itu bisa terjadi jika, pertama, bisa saja seorang anak menerima warisan berupa rumah atau apartemen dari orangtuanya. Kondisi kedua, menikah dengan miliarder. Jika Anda dan pasangan tidak memiliki perjanjian pra-nikah yang memisahkan harta, maka setelah menikah, harta pasangan akan menjadi harta Anda dan begitu pula sebaliknya.

Ketiga, seorang anak menerima uang pertanggungan (UP) dari asuransi jiwa setelah orangtuanya wafat. Keempat, seorang anak menerima santunan karena keluarganya tewas akibat kecelakaan. Mungkin Anda masih ingat akan kecelakaan pesawat di akhir tahun 2014. Seorang anak berusia di bawah enam tahun menerima santunan Rp2,5 miliar dari maskapai penerbangan lantaran kedua orangtuanya menjadi korban kecelakaan tersebut. Ditambah dengan warisan berupa tanah dan rumah, maka total aset yang diterima anak tersebut melebihi Rp3 miliar.

Terlepas dari kondisi-kondisi yang tak terencana di atas, masih ada beberapa strategi yang patut dipertimbangkan jika Anda ingin mencetak aset Rp3 miliar ketika menginjak usia 30 tahun atau bahkan sebelumnya. Beberapa strategi tersebut antara lain:

1. Investasi di properti

Investasi di bidang properti seperti membeli rumah tapak, apartemen, ruko, atau tanah menjadi pilihan yang tepat bagi anak muda yang ingin memiliki aset Rp3 miliar di usia 30 tahun. Misalnya saja, anak muda berusia 25 tahun memiliki uang Rp600 juta. Uang ini ia gunakan sebagai down payment untuk membeli rumah seharga Rp2 miliar. Dengan asumsi kenaikan harga properti sebesar 8,5%-9% per tahun, maka di usia 30 tahun, harga rumahnya sudah mencapai Rp3 miliar.

2. Investasi di saham

Cara kedua mencapai aset tinggi di usia muda ialah dengan berinvestasi pada saham. Pada November 2003, Bank BRI melego sebagian sahamnya lewat penawaran umum perdana (IPO) seharga Rp850 per saham. Pada 2 April 2018, saham BBRI ditransaksikan di harga Rp3.600 per saham, atau naik 323,5%. Imbal hasil saham ini kemudian dikalikan 10, karena Bank BRI melakukan pemecahan saham (stock split) pada Januari 2011 dengan rasio 1:2 dan pada November 2017 dengan rasio 1:5. Dengan demikian, imbal hasil saham Bank BRI mencapai 3.235%.

Misalnya seorang investor muda membeli saham IPO Bank BRI pada tahun 2003 senilai Rp100 juta, maka hari ini uangnya akan berkembang menjadi Rp3,2 miliar. Perlu dicatat, ini merupakan pengembangan dana yang berasal hanya dari imbal hasil saham. “Artinya, jika ditambahkan dengan dividen, maka pengembangan dana yang diperoleh investor lebih dari itu,” jelas Andoko.

Tak semua saham memiliki kinerja bagus. Karena itu, investor bisa saja rugi jika berinvestasi di pasar modal.

Contoh lainnya ialah saham Astra International yang pada 4 Januari 2010 diperdagangkan seharga Rp1.355 per saham. Pada 2 April 2018, saham Astra menyentuh Rp7.550 per saham atau naik 457,1%. Imbal hasil ini dikalikan 10, karena Astra melakukan stock split dengan rasio 1:10 pada Juni 2012. Dengan demikian, imbal hasil sesungguhnya dari saham Astra dalam delapan tahun terakhir ialah 4.571%. Jika pada 2010 seorang investor menanamkan duit Rp75 juta pada saham Astra, maka hari ini uangnya telah berkembang menjadi Rp3,4 miliar, belum termasuk dividen.

Namun Andoko mewanti-wanti, tak semua saham memiliki kinerja bagus. Karena itu, investor bisa saja rugi jika berinvestasi di pasar modal. Agar dapat meraup untung dan meminimalisir risiko rugi di pasar saham, maka seseorang harus rajin menganalisa suatu saham, memperoleh capital gain dari jual-beli saham, serta memperoleh regular income dari dividen.

3. Investasi di reksa dana dan surat utang

Selain saham, Anda juga bisa mencapai aset tinggi dengan berinvestasi pada produk yang memiliki imbal hasil minimal 10% per tahun seperti reksa dana saham, reksa dana campuran, reksa dana pendapatan tetap, dan surat utang. Kemudian, usahakanlah untuk disiplin menyisihkan sebagian penghasilan untuk investasi. Misalnya, sejak usia 20-22 tahun, sisihkan penghasilan minimal Rp14 juta per bulan untuk investasi. Dengan imbal hasil tersebut, maka di usia 30 tahun, investasi Anda akan mencapai Rp3 miliar.

Agar bisa berinvestasi dalam jumlah besar, sebenarnya Anda juga dapat mencari pekerjaan dengan penghasilan yang tinggi. Setelah itu, Anda dapat secara bertahap meningkatkan jumlah penghasilan yang akan diinvestasikan. Jika di awal bekerja Anda menyisihkan 30% penghasilan untuk investasi, maka ketika tiga tahun bekerja Anda dapat meningkatkannya menjadi 40%. Namun, pastikan kebutuhan sehari-hari Anda terpenuhi jika meningkatkan porsi investasi tersebut. Karena jika tidak, Anda berpotensi memperbesar utang, misalnya membeli kebutuhan sehari-hari dengan utang kartu kredit.

4. Jadi atlet

Selain berpotensi mengharumkan bangsa, menjadi atlet juga berkesempatan memboyong hadiah miliaran rupiah di usia muda. Itu sebabnya, menurut Andoko, menjadi atlet adalah salah satu cara mencapai aset Rp3 miliar dalam usia 30 tahun. Sekadar gambaran, pasangan asal Indonesia, Marcus Gideon, 27 tahun, dan Kevin Sanjaya, 22 tahun, berhasil menyabet juara pertama kategori ganda putra pada kejuaraan bulutangkis BWF Superseries Finals 2017 yang berlangsung di Dubai, Desember 2017 lalu. Berdasarkan situs klub pasangan tersebut, keduanya berhasil memboyong hadiah sebesar US$ 79.000 dari BWF Superseries Finals 2017.

Selain kejuaraan tersebut, pasangan yang dikenal dengan sebutan The Minions itu juga telah mengikuti delapan kejuaraan lain sepanjang tahun 2017 dan berhasil meraih peringkat juara pertama dan runner-up. Sehingga, total hadiah yang diraih keduanya tahun lalu mencapai US$365.325 atau sekitar Rp4,9 miliar. Oh ya, hadiah ini belum termasuk bonus dari klub, bonus dari sponsor, bonus dari Kemenpora, bonus dari berbagai pihak lain, serta hadiah-hadiah di tahun sebelumnya.

5. Menjadi founder perusahaan startup

Cara selanjutnya untuk memiliki aset Rp3 miliar di usia 30 tahun menurut Andoko ialah dengan menjadi pendiri perusahaan perintis (startup). Jika Anda memiliki minat yang tinggi pada dunia informasi teknologi, Anda berada di jalur yang tepat. “Ada banyak anak muda berusia di bawah 30 tahun yang menjadi founderperusahaan yang bergerak di bidang creative business, startup, dan fintech,” papar Andoko.

William Tanuwijaya berusia 28 ketika ia mendirikan Tokopedia di tahun 2009. Situs marketplace ini mendapatkan investasi pertama senilai US$100 juta atau sekitar Rp1,3 triliun dari Softbank Group dan Sequoia Capital di tahun 2014. Yang teranyar, Tokopedia memperoleh investasi US$1,1 miliar atau Rp14,8 triliun dari raksasa marketplace asal China, Alibaba pada Agustus 2017. Untuk meraih sukses, William telah melalui berbagai pasang surut di dunia startup. Seperti dikutip dari Tech In Asia, Juni 2017, William mengawali karirnya sebagai penjaga warnet. Saat itu, ia menyadari tingginya kebutuhan masyarakat akan belanja online. Itu sebabnya ia kemudian merintis Tokopedia setelah lulus kuliah. William akhirnya berhasil mengembangkan Tokopedia seperti yang kita lihat saat ini berkat kepiawaian menangkap kebutuhan, berani bermimpi, tidak menyerah dalam mencari pendanaan, dan senantiasa melakukan inovasi.

Kisah sukses pendiri startup lainnya ialah Nadiem Makarim yang mendirikan Go-Jek pada tahun 2010 atau saat ia berusia 23 tahun. Aplikasi transportasi online ini pertama kali memperoleh investasi pada tahun 2015. Februari 2018 silam, Go-Jek baru saja meraih pendanaan sebesar US$1,5 miliar atau sekitar Rp20 triliun dari beberapa investor, termasuk Astra International. Berdasarkan profil Nadiem yang dilansir Tech In Asia, Agustus 2015, ia mengawali karirnya dengan bekerja pada suatu perusahaan riset dan konsultan manajemen. Di situ, ia menangkap adanya kebutuhan para komuter akan moda transportasi yang bisa ditelepon dan mengantar mereka ke mana saja. Ia kemudian merintis Go-Jek dan mengembangkan startup tersebut di waktu luangnya sebagai karyawan perusahaan e-commerce dan financial technology.

Menyadari Go-Jek butuh komitmen yang kuat agar dapat berkembang pesat, ia kemudian memutuskan mencurahkan waktunya secara full-time di startup tersebut. Ia berhasil mengantarkan Go-Jek sebagai salah satu app terbesar di Indonesia berkat kemampuannya menangkap momentum, learning by doing,gigih mencari pendanaan, serta terus melakukan inovasi.

Dengan mengintip strategi di atas, semoga tekad Anda semakin bulat untuk menjadi miliarder di usia muda. #AyoLoveLife dan cerdas mengelola aset mulai hari ini.

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!