7 Masalah Finansial yang Sering Dilawan Fresh Graduate

Besarnya tuntutan hidup dan ketatnya persaingan dalam pekerjaan seringkali menghambat kesuksesan fresh graduate. Ini daftar kesahalan yang harus dihindari!

Finansial Fresh Graduate

Menyandang gelar sarjana memang membanggakan, tapi juga dilema. Karena sebagai fresh graduate dituntut produktif agar bisa membiayai kebutuhan sendiri.

Mengganti gadget versi paling baru, nonton, jalan-jalan hingga beli mobil sendiri, bahkan sampai persiapan dana untuk menikah, menjadi target finansial semua fresh graduate.

Namun, besarnya tuntutan hidup dan ketatnya persaingan dalam pekerjaan seringkali menghambat kesuksesan fresh graduate. Apalagi, tidak semua fresh graduate mendapatkan bekal pengetahuan memadai dari meja kuliah dalam mengatur keuangan. Maka tidak disangkal banyak fresh graduate melakukan kesalahan dalam perencanaan keuangan.

Agar momentum kebahagiaan ini berlanjut hingga hari tua, hindari daftar kesalahan ini:

1. Takut berutang

Fresh graduate merupakan awal periode produktif manusia. Sayangnya, banyak fresh graduate yang takut memanfaatkan momentum ini guna menciptakan lapangan pekerjaan.

Minimnya pengetahuan perencanaan keuangan menjadikan fresh graduate memiliki pemahaman keliru di bidang finansial.

Utang dianggap hal buruk yang harus dihindari. Padahal, bisa saja fresh graduate mencari pinjaman untuk modal usaha. Ini disebut utang produktif, yang sumbernya bukan hanya dari bank, tapi bisa dari orang tua, saudara, atau rekan bisnis.

2. Terlena gaji pertama

Gaji pertama bagi fresh graduate sering kali dihabiskan untuk foya-foya. Mulai dari traktir teman-teman, keluarga, hingga belanja ini-itu yang sebenarnya tidak penting dan jauh dari kata bermanfaat.

Untuk satu bulan pertama sih tidak masalah. Namun sering kali foya-foya itu kebablasan hingga bulan-bulan berikutnya. Bahkan, banyak yang gajinya sudah habis duluan sebelum gajian bulan berikutnya.

3. Tidak menyisihkan pendapatan untuk dana darurat

Merasa masih muda dan sehat, fresh graduate yang mulai membangun karir sering kali melupakan pentingnya menyisihkan gaji untuk dana darurat. Bencana atau kemalangan tidak mengenal usia, semua orang di usia produktif harus menyisihkan sebagian penghasilan sebagai dana darurat.

Bagi yang masih lajang, kebutuhan dana darurat minimal 3x jumlah pengeluaran rutin bulanan. Dana darurat sebaiknya disimpan di deposito, karena mudah dicairkan tapi memiliki bunga yang lumayan.

4. Menunda asuransi

Begitu punya penghasilan sendiri, semua orang seharusnya segera memiliki asuransi. Namun fresh graduate sering melupakan itu karena menganggap asuransi bukan hal yang utama atau asuransi hanya kebutuhan bagi orang yang sudah berkeluarga.

Padahal, asuransi sejak dini memberikan banyak manfaat. Biaya yang ditanggung juga lebih kecil jika sejak usia mudah telah berasuransi. Jika Anda memiliki produk Flexi Life, upgrade Uang Pertanggungan (UP) bisa dilakukan semudah belanja online. Tinggal klik di ilovelife.co.id. Dengan memiliki perlindungan jiwa Astra Life, jangan tunda miliki asuransi, #IGotYourBack

5. Hobi gesek kartu

Banyak fresh graduate terlena dengan kesaktian kartu kredit. Berbagai diskon dan promo menjadi candu terutama para wanita. Awalnya memang tidak terasa memberatkan, tapi lama kelamaan tagihan kartu kredit membengkak. Finansial yang belum mampu harus menghadapi tagihan beserta bunga kartu kredit.

6. Terpaku pada tabungan dan lupa investasi lainnya

Fresh graduate yang mengawali karir sebagai karyawan sering kali hanya menyimpan sebagian kecil penghasilan di tabungan. Padahal, tabungan bukan merupakan produk investasi karena bunganya kecil dan bahkan tidak mampu menutupi biaya administrasi dari bank.

Ragam investasi sangat banyak mulai dari reksa dana, obligasi, saham, emas, hingga properti. Portofolio tersebut layak menjadi tempat pengembangan pendapatan karena bisa menghasilkan keuntungan (yield) lebih tinggi dari angka inflasi.

Minimnya pengetahuan finansial menyebabkan pengelolaan uang salah. Penghasilan yang didapat bukannya berkembang menjadi aset melimpah, tapi cenderung stagnan.

7. Terpaku satu sumber pendapatan

Pekerja pemula yang baru merintis karir sebenarnya memiliki banyak waktu luang. Namun, sering kali waktu tersebut dihabiskan untuk hal-hal yang tidak produktif.

Pulang kerja pilih nongkrong hingga larut malam. Akhirnya, bangun kerja kesiangan dan tergesa-gesa ke kantor.

Seharusnya selagi masih muda, manfaatkan kesempatan untuk menambah pendapatan. Dapatkan pekerjaan sampingan dengan menjadi freelancer. Selain menambah pemasukan, menjadi freelancer juga meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu.

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!