Jangan Cepat-cepat Bayar Zakat Online, Perhatikan 6 Hal Ini Dulu

Era digital membuat kita semakin mudah membayar zakat secara online. Namun jangan terburu-buru, ini 6 hal yang harus Anda diperhatikan.

Zakat Online

Bulan Ramadan adalah bulan yang tepat untuk berbagi dengan sesama lewat zakat. Biasanya, seseorang membayar zakat penghasilan atau zakat tahunan dari Tunjangan Hari Raya (THR) yang ia terima menjelang hari raya Idul Fitri. Maka tak heran bila di bulan suci ini banyak lembaga penyalur zakat, atau disebut juga amil, gencar mengajak umat Muslim untuk menunaikan tugasnya.

Dulu, pembayaran zakat bisa dilakukan secara manual melalui masjid, mushala, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) yang dibentuk oleh Kementerian Agama, atau lembaga amil zakat (LAZ) atau lembaga swasta yang memperoleh rekomendasi dari Baznas dan izin dari Kementerian Agama. Kini, seiring dengan perkembangan teknologi digital, umat Muslim pun dapat membayarkan zakat secara online. Penyedia layanan pembayaran zakat online ini pun beragam mulai dari lembaga pemerintah, organisasi nirlaba, situs crowdfunding, situs e-commercemobile app, hingga financial technology payment.

Ada banyak cara pembayaran yang disediakan oleh penyalur zakat online, bisa dengan kartu kredit, transfer via ATM, internet banking, mobile banking, atau potong pulsa ponsel dengan prosedur yang cukup mudah. Umumnya, lembaga penyalur zakat online itu meminta pengguna untuk mengisi data diri dan memberikan pilihan kepada pengguna terkait besaran dana yang ingin disalurkan. Setelah mentransfer dana, pengguna akan menerima verifikasi yang memberi tahu bahwa dana telah diterima oleh lembaga tersebut.

Meski terlihat ringkas dan praktis, namun Anda tetap perlu waspada jika berniat menyalurkan zakat secara online. Menurut Fitriavi Noeriman, perencana keuangan QM Financial, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengecek kredibilitas suatu lembaga penyalur zakat online.

1. Kenali lembaga amil zakat

Pastikan lembaga tersebut merupakan LAZ terdaftar di Baznas dan memiliki izin dari Kementerian Agama. “Jika suatu lembaga amil zakat sudah terdaftar, Insya Allah berarti sudah diverifikasi,” kata Fitriavi kepada tim ilovelife.co.id, Mei 2018.

Kemudian, Anda juga bisa menilai keabsahan amil zakat dengan mengecek website resmi lembaga tersebut dan melihat apakah lembaga tersebut memiliki kantor fisik atau hanya kantor virtual. Cek pula mengenai tahun berdiri dan manajemen yang tercantum di website tersebut.

2. Pastikan keaslian mobile app

Sebelum Anda hendak mengunduh suatu mobile app, Anda biasanya dapat membaca ulasan-ulasan mengenai aplikasi tersebut dari pengguna sebelumnya. Dari situ, Anda bisa mengambil kesimpulan apakah app tersebut cukup terpercaya untuk menyalurkan zakat Anda.

Anda juga perlu waspada akan maraknya aplikasi palsu yang memiliki nama mirip dengan aplikasi resmi. Biasanya, aplikasi palsu ini meminta pengguna untuk mengunduh dari suatu website, yang jika Anda mengunduhnya, maka ada risiko data Anda tercuri, perangkat gawai Anda akan terkena virus, dan dana Anda tidak tersalurkan.

3. Cek track record lembaga tersebut

Fitriavi menyebutkan, penting bagi pengguna untuk mengecek history lembaga tersebut. Caranya, Anda bisa melakukan riset kecil dengan mencari berita di internet mengenai lembaga penyalur zakat online yang ingin Anda gunakan. Cek rekam jejaknya dalam menyalurkan zakat dan baca pula testimoni orang lain ketika menyalurkan zakatnya pada lembaga tersebut.

4. Rekening penghimpun zakat bukan rekening pribadi

Rekening yang mengatasnamakan lembaga akan lebih terpercaya ketimbang rekening atas nama pribadi. Hal ini mengingat banyak kasus penipuan donasi online yang terjadi bermodus meminta umat untuk menyalurkan donasi ke rekening pribadi.

Pastikan pula rekening penghimpun zakat bukan rekening pribadi melainkan rekening LAZ.

5. Minta bukti penyaluran zakat

Pengguna dapat menghindari penipuan zakat online dengan cara mengawal penyaluran zakat tersebut. Salah satu cara mengawal penyaluran zakat ini, menurut Fitriavi, dengan meminta bukti penyaluran zakat. Beberapa aplikasi donasi dan zakat online saat ini juga telah menyediakan informasi mengenai pemanfaatan dana yang terkumpul.

6. Laporkan ke bank jika terjadi penipuan

Jika di kemudian hari Anda sadar telah menjadi korban penipuan zakat online, segera laporkan hal tersebut ke kantor polisi dan bawa surat laporan tersebut ke bank tujuan rekening. Dengan melapor dan membawa dokumen yang dibutuhkan, bank akan segera memblokir rekening tersebut dan ini bisa menghindari terjadinya lebih banyak korban yang jatuh.

Membayar zakat adalah wujud kepedulian kita terhadap sesama. Di bulan Ramadan ini, mari memperbanyak amal baik dengan bersedekah dan berzakat. Jika Anda berencana menunaikan zakat secara online, jangan lupa untuk memperhatikan hal-hal di atas agar terhindar dari penipuan dan zakat yang Anda salurkan memang diterima oleh pihak yang membutuhkan. #LoveLife dan peduli terhadap sesama dengan membayar zakat.

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!