Menjalani Bulan Puasa dengan Hemat, Ini Dia Triknya

Bulan Ramadan sudah tiba. Pastinya, kamu sebagai umat muslim, sangat menantikan hadirnya bulan suci ini, betul? Supaya niat ibadah bisa tetap jadi prioritas, yuk, kelola keuangan dengan baik, agar bisa sampai Lebaran dengan lancar.

Durasi baca: 5 menit

Menjalani Bulan Puasa dengan Hemat, Ini Dia Triknya

Sebagai umat muslim, pastinya kamu sudah merindukan datangnya Ramadan dan mulai berpuasa. Pasalnya, inilah kesempatan untuk beribadah lebih khusyuk dan menyucikan diri dengan berpuasa. Karena itu, bersiap secara batin adalah hal yang sangat penting. Selain itu, ternyata penting juga loh untuk mempersiapkan diri secara finansial. Pasalnya, pengeluaran di bulan Ramadan biasanya juga berbeda dari bulan-bulan biasa. Belum lagi kemudian diikuti dengan Lebaran. 

Tentu, pengelolaan keuangannya juga harus diatur sedemikian rupa, karena biasanya terdapat hal-hal yang tidak dilakukan di hari biasa, tapi menjadi kebiasaan selama bulan Ramadan. Kebiasaan berbeda ini membuat pola pengeluaran juga jadi berubah, hingga akhirnya kadang malah membengkak.

Nah, supaya tak gagal fokus pada niat ibadah, yuk, diatur keuangannya selama bulan puasa, supaya lancar sampai Lebaran.

Mengapa Pengeluaran di Bulan Puasa Berbeda?

Tak dapat dimungkiri, bahwa meskipun harus berpuasa selama bulan Ramadan, tetapi sering pengeluaran kita berbeda dengan hari biasa, bahkan bisa lebih meningkat dari sehari-harinya. Mengapa bisa begitu ya? Mungkin, ini alasan-alasannya.

Kebutuhan meningkat atau bertambah

Saat memasuki bulan Ramadan, tampaknya sudah menjadi langganan kalau harga kebutuhan pokok semakin naik. Hal ini terjadi karena kebutuhan masyarakat meningkat tetapi pasokan yang ada jumlahnya tetap. 

Salah satu survei yang dilakukan oleh media Tirto di tahun 2017 menunjukkan, bahwa masyarakat cenderung berlaku lebih konsumtif saat Ramadan tiba. Hasil survei terhadap 3000 responden Tirto ini menunjukkan, bahwa masyarakat mengaku ada pengeluaran tambahan sebesar Rp1-3 juta selama bulan puasa. Sementara 3,1% lainnya bahkan harus mengeluarkan ekstra dana hingga Rp6 juta per bulan.

Sementara, riset SurveySensum di tahun 2020 menunjukkan data, bahwa selama pandemi, 43% masyarakat memang mengurangi interaksi sosial khas Ramadan, seperti Sahur on The Road, berbuka bersama, dan lainnya. Artinya, pos pengeluarannya bisa jadi berkurang.

Namun, karena tidak keluar rumah selama Ramadan, aktivitas online meningkat. Kita jadi lebih banyak menonton YouTube, streaming film, scrolling media sosial, dan sebagainya. Dari data riset tersebut diketahui, 23% dari masyarakat mengeluarkan uang lebih banyak untuk pulsa internet, dan 18% mengaku untuk meng-upgrade langganan internet untuk layanan serumah.

Mengharap ada THR

THR, atau Tunjangan Hari Raya, menjadi salah satu hal yang dinanti-nanti pada bulan Ramadan. THR bisa menjadi pemasukan tambahan yang nominalnya lumayan daripada hari biasa. Tapi, ada sisi lain, sering kali kita pun justru semakin boros, karena merasa punya uang lebih. Alhasil, THR belum di tangan, pengeluaran sudah defisit, karena berharap uang THR bisa dipakai untuk menambal yang defisit itu.

Padahal sebaiknya THR dikelola secara bijak supaya bisa dimaksimalkan pemanfaatannya untuk hal-hal yang berfaedah, dan tidak habis begitu saja.

Lebih sering kalap saat belanja untuk berbuka

Adzan magrib adalah saat yang ditunggu-tunggu. Sembari menunggu waktu berbuka, kita pun ngabuburit; jalan-jalan di sekitar kompleks rumah sambil belanja hidangan berbuka.

Nah, salah satu pantangan saat berbelanja adalah belanja dengan perut lapar, karena bisa berakibat lapar mata. Sekarang bayangkan kondisinya, pasti rasanya ingin membeli semua jajanan yang dijumpai. Mulai dari gorengan, kolak pisang, nasi dan lauk khas Ramadan, hingga yang lainnya dibeli sampai berlebihan. 

Inilah yang membuat pengeluaran makin boros dari hari-hari sebelumnya. Ibaratnya ‘balas dendam’ dari menahan rasa lapar seharian penuh, saat berbuka jadi ingin makan apa pun yang ada.

Promosi dan diskon di mana-mana

Promosi dan diskon memang selalu disuguhkan di momen-momen tertentu, termasuk saat bulan puasa. Saat pergi ke pusat perbelanjaan atau mall, pasti banyak tenant yang memberikan diskon besar-besaran pada pengunjung. Hal inilah yang tak jarang mempengaruhi diri untuk belanja atau memborong baju, sepatu, celana, topi, dan lainnya dengan dalih ‘mumpung diskon’ atau ‘untuk Lebaran’ padahal sebetulnya barang tersebut bukan menjadi kebutuhan hanya keinginan semata saja dan tidak benar-benar diperlukan.

Atur Keuangan dengan Mengenali Jenis Pengeluaran di Bulan Puasa

Nah, beberapa penyebab keuangan boncos di bulan puasa di atas bisa jadi dipicu karena kita kurang mengenali jenis pengeluaran di bulan puasa, sehingga tidak ada anggaran yang bisa direncanakan.

So, untuk bisa mengatur keuangan dengan lebih baik, mari kita kenali dulu jenis pengeluaran yang ada di bulan puasa, yang berbeda dengan hari-hari biasanya. Dengan demikian, kita bisa membuat anggaran yang tepat sasaran.

Makanan dan minuman

Makan dan minuman menjadi jenis pengeluaran utama pada bulan Ramadan karena digunakan untuk mempersiapkan sahur, berbuka puasa, dan juga Lebaran. Bagi sebagian orang, pos pengeluaran makanan dan minuman di bulan puasa bisa menjadi pengeluaran paling besar di antara yang lainnya. Apalagi jika merupakan keluarga besar. 

Pengeluaran makanan juga meningkat karena berbagai faktor, seperti peningkatan harga yang biasanya terjadi menjelang bulan puasa atau lebaran. Juga pengeluaran ekstra untuk konsumsi yang meningkat, seperti menu yang lebih lengkap dari hari biasa, mulai tersedia makanan pembuka, makanan utama, dan yang lainnya. Beberapa orang bahkan bisa mengonsumsi makanan lebih banyak di bulan puasa.

Bukan hanya itu saja, pengeluaran makanan ringan yang disajikan untuk tamu, apalagi menjelang Lebaran, menambah bujet, seperti kue-kue kering khas Ramadan yang dirasa ‘wajib’ tersedia di atas meja.

Agar keuangan terkendali, aturlah anggaran  bulan puasa dengan membuat rencana keuangan. Kamu bisa memisahkan dana untuk belanja kebutuhan sahur dan berbuka. Terapkan kebiasaan masak sendiri menu sahur dan berbuka selama bulan Ramadan untuk mengurangi anggaran. Kalau perlu, siapkan daftar menu masakan selama satu bulan penuh supaya kamu tidak bingung, dan belanja sesuai dengan kebutuhan menu yang dibutuhkan setiap harinya.

Hindari pengeluaran tidak penting selama bulan puasa. Kamu bisa memilah mana yang menjadi kebutuhan dan hanya keinginan semata agar terhindar dari pemborosan. Kamu juga bisa memanfaatkan diskon dan juga promo yang tersedia di momen bulan Ramadan, sisa uang yang ada bisa digunakan untuk kebutuhan lainnya. Belanja bijak dan cermat menjadi kunci terhindarnya dari pemborosan selama bulan puasa.

Sedekah dan zakat

Sedekah dan zakat merupakan jenis pengeluaran sosial, dan bukan pengeluaran konsumtif. Zakat menjadi salah satu kewajiban yang harus ditunaikan pada bulan Ramadan. Umat muslim laki-laki dan perempuan harus membayar zakat fitrah atau zakat yang dikeluarkan untuk fakir miskin.

Zakat fitrah menjadi salah satu penyuci orang berpuasa dari hal-hal yang menodai selama menjalani ibadah puasa. Zakat fitrah berupa beras atau makanan pokok sebesar 3,5 liter atau 2,5 kg per jiwa. Zakat fitrah juga bisa berbentuk uang sebesar Rp40 ribu per jiwa untuk daerah Jabodetabek (2020), dan nilainya tentu bisa saja berubah di tahun 2022 ini.

Bukan hanya zakat, bulan puasa biasanya menjadi salah satu waktu yang sangat baik untuk bersedekah. Sedekah menjadi hal yang paling utama dilakukan di bulan Ramadan. Beberapa orang bahkan rela mengurangi konsumsi bulan puasa untuk memperbanyak sedekah.

Maka, pengeluaran sedekah juga sangat perlu dipikirkan sejak awal memasuki bulan Ramadan. Sisihkanlah dana khusus untuk zakat dan juga sedekah dari jauh-jauh hari supaya kamu menjadi lebih mudah mengatur anggaran bulan puasa. Jangan sampai kamu tidak ada dana untuk hal ini, karena zakat menjadi salah satu kewajiban yang harus dikeluarkan oleh umat muslim.

Perhatikan anggaran lifestyle: buka bersama, menambah kuota untuk ngabuburit 

Buka bersama teman-teman memang seru dan menyenangkan. Namun, kalau terlalu sering, lama-lama juga membuat bengkak pengeluaran. Ada kemungkinan di bulan puasa kali ini masih belum sebanyak bulan-bulan puasa sebelum pandemi, tetapi ada baiknya kamu juga bersiap. Pasalnya, sekarang, restoran, kafe, rumah makan, dan warung juga sudah diperbolehkan untuk makan di tempat.

Sebaiknya tentukan bujet untuk berbuka puasa bersama di luar. Mungkin kamu juga bisa menawarkan opsi untuk berbuka puasa di rumah saja daripada di tempat makan atau café yang bujetnya besar. Berbuka puasa di rumah juga tidak kalah seru dengan di luar, yang penting kebersamaannya.

Selain itu, saat bulan puasa bagi tim rebahan di rumah membutuhkan banyak kuota untuk ngabuburit dengan caranya tersendiri. Misalnya menghabiskan waktu untuk bermain game online, nonton video, atau aktivitas lainnya yang membutuhkan kuota untuk browsing internet.

Pengeluaran untuk lifestyle di bulan Ramadan memang tidak bisa dihindari. Jadi, buatlah anggaran yang tak perlu berlebihan. Yang lebih penting lagi, disiplin untuk mengeluarkan uang sesuai anggaran. Ingat, ada prioritas lain yang lebih penting.

Mencatat pengeluaran harian bisa menjadi salah satu cara untuk mengontrol pengeluaran selama bulan puasa. Mencatat pengeluaran ini menjadikan kamu mengetahui berapa banyak biaya yang telah dikeluarkan selama satu hari. Jadi jika dirasa sudah melebihi batas sesuai dengan anggaran bulan puasa yang dibuat, kamu bisa mengeremnya seketika pada hari itu juga dan bisa lebih berhemat selanjutnya.

Atur alokasi THR

Menjelang hari raya, biasanya para pekerja akan mendapatkan Tunjangan Hari Raya, yang biasanya kemudian dibelanjakan untuk berbagai kebutuhan di hari Lebaran.

Bijaklah dalam menggunakannya, karena sebenarnya THR tak hanya bisa bermanfaat untuk belanja konsumtif, tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk tabungan di masa depan. Kamu bisa menyisihkan sebagian untuk berbagai keperluan menambah dana darurat, investasi, ataupun membayar premi asuransi.

Ramadan seharusnya dijalani dengan niat ibadah. Dengan keuangan yang sehat, maka kamu pun bisa fokus pada ibadah, tak perlu khawatir dengan hal-hal lainnya. 

Selain menjaga kesehatan keuangan, selama bulan puasa juga penting untuk menjaga kesehatan fisik, sehingga di hari Lebaran nanti kamu bisa sehat jasmani, rohani, sekaligus secara finansial. 

Yuk, lengkapi asuransi kesehatan kamu dengan Flexi Health dari Astra Life. Ada banyak manfaat dan keuntungan yang bisa kamu rasakan, seperti mendapatkan perlindungan rawat inap hingga Rp1 juta per hari, dapat mengatur sendiri berbagai pilihan manfaat tambahan, masa pertanggungan 1 tahun dengan perpanjangan otomatis, dan kamu pun bisa beli dan klaim secara online! Menarik bukan?

Dapatkan informasi lebih lengkap tentang Flexi Health dan produk dari Astra Life lainnya di laman ilovelife.co.id. Jangan lupa follow juga Instagram @astralifeid  dan @ilovelife.co.id supaya kamu tidak ketinggalan update tentang kesehatan dan keuangan lainnya dari Flexi Life!

Karena Urusan Sehat, No Worries. #iGotYourBack

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!