4. Membuat jadwal harian
Rutinitas yang beragam dan padat bisa membuat kita mudah terpancing emosi. Oleh karena itu, untuk membantu mengurai kegiatan apa saja yang harus dilakukan setiap hari, kamu bisa menyusun jadwal harian. Hal ini bisa membantu pikiranmu untuk tidak bercabang tetapi fokus menyelesaikan pekerjaan satu per satu.
5. Bercerita kepada pasangan, teman, kerabat
Banyak ibu yang merasa stres hingga depresi karena merasa tidak ada teman berbagi. Merasa tak ada yang bisa mengerti posisinya. Kamu bisa mulai mencoba terbuka dengan orang lain mulai dari pasangan hingga teman atau kerabat yang kamu percaya. Dengan bercerita, setidaknya kamu bisa berbagi penat yang ada di dalam diri.
6. Tidur Cukup
Salah satu pemicu stres bagi ibu adalah kurangnya waktu tidur. Aturlah waktu tidur hingga memenuhi 6-8 jam sehari. Saat waktu tidur cukup dan berkualitas, maka kamu sedang memberi kesempatan otak untuk beristirahat dengan baik. Makanya, banyak orang yang akan merasa segar jika tidur cukup dan berkualitas.
7. Self-Healing
Stress bisa juga dipicu oleh pengalaman-pengalaman tidak menyenangkan masa lalu hingga luka batin saat anak-anak. Untuk itu, tak ada salahnya untuk melakukan self-healing. Namun perlu diingat bahwa self-healing bukanlah jalan-jalan atau bersenang-senang seperti yang saat ini banyak diasosiasikan. Self-healing adalah sebuah proses penyembuhan luka batin atau mental yang dilakukan secara mandiri. Tujuannya untuk memahami dan mendengarkan kebutuhan diri, merasakan dan mengakui emosi-emosi yang muncul, serta menerima ketidaksempurnaan yang terjadi dalam hidup kita. Caranya bisa bermacam-macam seperti latihan mengolah napas, meditasi, mindfulness, atau journaling dengan menuliskan catatan harian soal apa saja yang kita rasakan.
Untuk melakukannya sebaiknya kamu memiliki seorang yang memandu terlebih dahulu, karena jika salah bisa-bisa malah menimbulkan masalah baru. Dan perlu diingat bahwa self-healing merupakan sebuah proses seumur hidup dan hasilnya tak bisa dirasakan secara instan. Tetapi ketika kamu sudah bisa melakukannya, maka menjalani kehidupan akan lebih terasa ringan.
8. Konsultasi ke Profesional
Jika kamu sudah melakukan hal-hal tersebut di atas tetapi merasa tak ada perubahan atau bahkan makin parah, segeralah berkonsultasi dengan tenaga profesional, seperti psikolog dan psikiater. Tak perlu malu karena sekarang memeriksakan diri ke psikolog dan psikiater bukan lagi hal yang tabu. Justru kamu memeriksakan diri agar stres yang kamu rasakan tak sampai melukai diri dan orang lain.