Diangkat di Drakor The Glory, Ini 5 Dampak Bullying pada Anak

Bullying yang terjadi sejak kecil ternyata bisa memiliki efek yang lebih parah ketika anak beranjak dewasa. Berikut 5 dampak bullying pada anak.

Dampak Bullying pada Anak

Belum lama ini, penggemar K-drama ramai membicarakan drama Korea atau drakor The Glory musim kedua yang rilis pada 10 Maret lalu. Drama ini menceritakan tentang aksi balas dendam yang dilakukan oleh korban perundungan kepada orang yang merundungnya Dampak bullying tersebut ternyata masih membekas hingga korban dewasa.

Drama tersebut pun menarik perhatian, karena cerita fiksi tersebut dikabarkan terinspirasi dari kisah nyata yang terjadi pada tahun 2006. Saat itu, ada tiga perempuan yang merundung teman sekelasnya selama 20 hari hingga korban harus dirawat di rumah sakit.

Kasus bully pun menjadi salah satu kasus yang masih banyak terjadi saat ini. Bahkan, di Indonesia sendiri, ada kurang lebih 574 anak laki-laki dan 425 anak perempuan yang menjadi korban bully. Data tersebut dicatat Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sejak 2011 hingga 2021.

Tak hanya itu, data tersebut juga menunjukkan bahwa 440 anak laki-laki dan 326 anak perempuan menjadi pelaku bully di sekolah.

Melansir laman resmi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (Kemenppa), dampak bullying pada anak dapat menyebabkan trauma baik fisik maupun psikologis dan akan berdampak buruk pada perkembangan anak.

Selain itu, seperti apa kira-kira dampak bullying lainnya pada anak?

5 Dampak Bullying pada Anak

Dampak bullying dapat memengaruhi anak dalam banyak aspek. Mulai dari berdampak pada harga diri, kesejahteraan emosional, pendidikan, hingga kehidupan mereka di luar sekolah.

Anak yang mengalami perundungan mungkin akan merasa bahwa dirinya tak layak untuk dibantu atau disukai oleh orang lain. Tanpa sadar, mereka akan merasa malu dengan dirinya sendiri dan sulit membangun rasa percaya diri.

Melansir Very Well Family, berikut 5 dampak bullying pada anak:

1. Dampak sosial dan emosional

Anak-anak yang menjadi sasaran perundungan seringkali menderita secara sosial maupun emosional. Mereka mulai merasa sulit untuk berteman dengan orang lain. Pasalnya, perundungan membuat korban merasa memiliki harga diri yang rendah.

Dampak bullying cenderung membuat anak yang menjadi korban mengalami berbagai macam emosi, seperti marah, tidak berdaya, frustasi, kesepian, dan terisolasi dari teman sebayanya. Jika hal ini terus menerus berlangsung, korban mungkin akan mengalami depresi dan bahkan memiliki suicidal thoughts.

Kemampuannya untuk membangun kehidupan sosial pun akan semakin menurun. Lama kelamaan, korban perundungan mulai berpikir bahwa hal negatif tentang dirinya yang dikatakan oleh orang yang merundungnya adalah benar. Dampak ini pun akan terus terbawa hingga korban beranjak dewasa jika tak segera ditangani dengan baik.

Mereka bahkan mungkin mulai mempercayai kebohongan tentang intimidasi, seperti meyakinkan diri sendiri bahwa intimidasi itu tidak seburuk yang mereka ingat. Mereka juga mungkin terlibat dalam menyalahkan diri sendiri.

2. Dampak fisik

Selain sosial dan emosional, dampak bullying juga berpengaruh pada fisik anak. Jika bully yang dilakukan sudah menyerang fisik, bukan hal yang tidak mungkin bahwa fisik anak akan terganggu, seperti munculnya memar.

Tak hanya itu, anak yang mengalami perundungan akan cenderung sering merasa cemas dan stres. Kondisi ini mengakibatkan berbagai masalah kesehatan yang membuat korban bully sering sakit perut, sakit kepala, mual, serta kondisi lain yang disebabkan kecemasan berkelanjutan.

Ketika anak mulai sering sakit, peran orang tua akan semakin besar untuk memberikan perawatan ekstra agar kondisi kesehatan anak bisa pulih. Agar anak bisa lebih terlindungi meskipun nanti orang tua sudah tiada, penting untuk memberikan proteksi dini berupa asuransi jiwa.

Produk asuransi jiwa dari Astra Life, yaitu Flexi Life bisa jadi pilihan kamu dan keluarga. Flexi Life memiliki memiliki keunggulan di mana kamu bisa menentukan perlindungan jiwa hingga Rp5 miliar, dan tidak perlu medical check-up. Kamu tidak perlu repot untuk mendaftar ulang karena asuransi ini auto renew atau selalu diperpanjang secara otomatis setiap tahun.

Selain itu, kamu bebas mengubah besarnya Uang Pertanggungan, Masa Pertanggungan, Frekuensi Pembayaran Premi, dan mengajukan perubahan lain sesuai kebutuhan seiring dengan perubahan tahapan kehidupanmu secara online hanya dengan mengunjungi ilovelife.co.id, lho! Klaim asuransi lebih mudah dan praktis karena bisa dilakukan 100% secara online.

3. Dampak akademik

Anak-anak yang diintimidasi juga sering menderita secara akademis. Sebab, mereka harus tetap berjuang untuk fokus pada tugas sekolah di tengah kondisi tersebut. Faktanya, nilai yang menurun secara dratis adalah salah satu tanda bahwa seorang anak sedang mengalami perundungan. Kondisi ini juga bisa membuat anak jadi kehilangan konsentrasi karena rasa cemas dan takut akan di-bully selama di sekolah.

Selain itu, anak-anak korban perundungan mungkin akan memilih untuk bolos sekolah agar terhindar dari pelaku perundungan. Hal ini tentu dapat mengakibatkan nilai dan prestasi menurun. Ketika dampak bullying sudah sampai ke akademik yang buruk, ini menambah tingkat stres yang sudah dialami anak.

4. Dampak keluarga

Ketika seorang anak di-bully, tak jarang keluarga juga ikut terpengaruh. Orang tua seringkali mengalami berbagai konsekuensi termasuk merasa tidak berdaya untuk memperbaiki situasi dan membantu anaknya. Mereka juga mungkin merasa sendirian, terisolasi, dan menjadi mengorbankan kesehatan dan kesejahteraan mereka sendiri demi membantu anaknya.

Orang tua tak hanya merasa gagal melindungi, tetapi mereka juga mungkin mempertanyakan kemampuan mengasuh mereka. Orang tua mungkin akan mengalami kekhawatiran bahwa mereka telah melewatkan tanda-tanda bullying yang terjadi pada anak mereka.

5. Dampak jangka panjang

Penelitian Adult Psychiatric Outcomes of Bullying and Being Bullied by Peers in Childhood and Adolescence (2016) menunjukkan bahwa dampak bullying bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Studi tersebut juga menyebutkan konsekuensi dari perundungan mungkin memiliki dampak yang lebih besar pada kesehatan mental ketika korban sudah dewasa.

Pengalaman yang dimiliki seseorang ketika mereka masih anak-anak membentuk kepribadian mereka ketika dewasa nanti. Inilah yang membuat efek bullying bertahan lama hingga dewasa dan memengaruhi pola pikir masa depan mereka, termasuk cara mereka memandang diri sendiri dan orang lain.

Jika Anak Menjadi Korban Perundungan, Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua?

Melansir UNICEF, ada beberapa langkah yang dapat kamu ambil untuk membantu anak jika menjadi korban perundungan, yaitu:

Dengarkan anak secara terbuka dan tenang: Alih-alih mencoba mencari penyebab intimidasi atau mencoba menyelesaikan masalah, fokuslah untuk membuat mereka merasa didengarkan dan didukung. Pastikan mereka tahu bahwa itu bukan kesalahan mereka.

Beri tahu anak bahwa kamu mempercayainya: Tunjukkan bahwa kamu senang diberi tahu tentang ini, dan appreciate mereka bahwa kamu percaya kalau mereka sudah melakukan yang terbaik untuk mencari bantuan.

Bicaralah dengan guru: Tanyakan apakah sekolah memiliki kebijakan atau kode etik mengenai perundungan. Ini mungkin berlaku untuk bully secara langsung maupun online.

Tunjukkan bahwa kamu mendukung anak: Memiliki orang tua yang suportif sangat penting untuk menghadapi dampak bullying. Pastikan mereka tahu bahwa mereka dapat berbicara dengan kamu kapan saja dan yakinkan mereka bahwa semuanya akan menjadi lebih baik.

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!