Investasi Sebagai Penunjang Finansial bagi Para Freelancer

Menjadi pekerja lepas atau freelancer memang berkesan bebas dan fleksibel. Lantas bagaimana dengan investasi bagi para freelancer?

penunjang finansial bagi para freelancer astra life

Menjadi pekerja lepas atau freelancer memang berkesan bebas dan fleksibel. Begitu juga membuka usaha sendiri, baik usaha rintisan (startup) maupun wiraswasta konvensional. Pendapatan yang lebih besar dari bekerja kantoran sangat mungkin didapat, tentu saja, selama memang punya keahlian, keunggulan, kesungguhan, komitmen, dan jejaring akses yang luas.  Lantas bagaimana dengan investasi sebagai penunjang finansial bagi para freelancer?

Namun, fleksibilitas juga terkadang tipis bedanya dengan ketidakpastian, yang itu berpengaruh pula ke pendapatan. Bukan hal mengherankan bila pekerja lepas atau entrepreneur sangat sibuk dan punya uang banyak pada satu waktu tetapi di lain waktu sepi order dan kantong tiris. Belum lagi, tak seperti karyawan dan pekerja kantoran, jalan penghidupan ini belum tentu pula menyediakan paket benefit seperti tunjangan dan asuransi jiwa atau kesehatan.

Padahal, ada risiko yang membayangi siapa pun. Kebutuhan hidup, biaya pendidikan anak, dan rencana pengembangan usaha juga tak kenal status sumber penghidupan itu pegawai bergaji bulanan atau bukan.

Bayangan ketidakpastian

Pengalaman masa jaya dan nyungsep, antara lain dituturkan oleh Adhi, pemilik usaha berbentuk CV di bidang teknologi informasi. Malang melintang sejak 2005, Adhi mengakui perencanaan dan pengelolaan keuangan ibarat urat nadi kelangsungan hidup para entrepreneur.

“Kadang, bahkan ada pekerjaan banyak dan sudah selesai tapi uang tak ada karena belum jatuh tempo waktu pembayaran,” ungkap Adhi, tentang tantangan keuangan tersulit yang dihadapi selama ini.

Adhi bertutur pula, ketika pembayaran sudah diterima, nominal yang didapat memang menggiurkan. Sebaliknya, saat pembayaran belum terjadi apalagi tertunda, sementara cashflow tak terkelola baik, siap-siap saja merasakan pusingnya membayar tagihan-tagihan operasional usaha atau bahkan kebutuhan hidup.

Ketidakpastian seperti ini yang lalu kerap bikin orang memandang sebelah mata peluang menjadi pekerja lepas atau bahkan pelaku usaha rintisan (startup) dan wirausahawan. Bahkan, bisa jadi orang ketakutan.

Freelancer yang notabene beraktivitas sendirian juga tak lepas dari tantangan-tantangan serupa. Lebih-lebih, laiknya jomblo, pemakaian uang juga sering serampangan karena merasa tak ada tanggungan.

Kesalahan umum

Dari cerita pengalaman Adhi di atas, salah satu hal krusial di tengah ketidakpastian yang perlu diperhatikan sebagai freelancer adalah investasi mengatur keuangan dengan baik. Biasanya, kesalahan umum yang dilakukan pekerja lepas adalah pengeluaran mereka lebih besar dari penghasilan yang berujung pada utang.

Memang sih berutang terkesan menambah penghasilan karena kita bisa mendapat “uang tambahan”. Namun, jika ditelaah, hal tersebut sebenarnya justru akan menambah pengeluaran lantaran cicilan utang yang harus dibayar totalnya bisa lebih besar dari pendapatan.

Dari utang-utang tersebutlah yang nantinya dapat membuat keuangan tidak sehat karena penghasilan yang diterima semakin kecil karena dikurangi cicilan yang semakin membesar. Padahal, saat pengeluaran lebih besar dari penghasilan, setidaknya ada tiga pilihan solusi, yaitu kembali menambah penghasilan, mengurangi pengeluaran, atau kombinasi keduanya yang harus diambil.

Biasanya, kesalahan umum yang dilakukan pekerja lepas adalah pengeluaran mereka lebih besar dari penghasilan yang berujung pada utang.

Oleh karena itu, sebagai freelancer sebaiknya kamu dapat menyiapkan minimal dua alokasi dana, yaitu tabungan operasional dan tabungan dana darurat. Usahakan untuk mengalokasikan tabungan operasional dari total jumlah pengeluaran yang sudah dihitung di setiap penghasilan.

Misalnya, jika kamu memiliki penghasilan sebagai freelancer sekitar Rp 5 juta hingga Rp 25 juta per bulan dengan total akumulasi Rp 180 juta, itu artinya rata-rata dalam satu tahun pendapatan kamu adalah Rp 15 juta per bulan.

Sebut saja setiap bulan kebutuhan sehari-hari kamu sekitar Rp10 juta. Kamu bisa memasukkan uang lebih dari pendapatan per bulan ke dalam tabungan operasional, untuk mengantisipasi kalau suatu saat penghasilan kamu kurang dari Rp 10 juta per bulan agar kekurangan biaya kebutuhan sehari-hari bisa tertutup.

Setelah itu, kamu juga perlu juga menyiapkan dana darurat yang dapat melindungi kebutuhan primer saat order job terasa mulai menurun. Dalam hal ini, pastikan dana darurat hanya digunakan untuk kebutuhan yang benar-benar penting, karena semakin besar pengeluaran, semakin cepat pula tabungan dana darurat yang sudah kamu kumpulkan akan habis.

Jenis investasi untuk para freelancer

Langkah selanjutnya setelah memiliki tabungan operasional dan dana darurat, kamu bisa memikirkan instrumen investasi untuk menambah mantab perencanaan keuangan jangka panjang. Harus dipikir benar, apa yang kira-kira cocok. Satu hal yang perlu kamu perhatikan adalah tujuan keuangan dan pengalaman dalam membiakkan uang.

Misalnya, jika kamu belum punya rumah dan ingin mendapatkan uang muka Kredit Kepemilikian Rumah (KPR) dalam lima tahun mendatang, menggunakan reksadana campuran atau saham bisa menjadi pilihan yang diambil.

Sementara itu, untuk kebutuhan yang sifatnya jangka pendek, kamu bisa menjatuhkan pilihan ke reksadana pasar uang dan emas atau logam mulia. Kedua investasi ini memang tidak membutuhkan dana besar sehingga kamu dapat mengatur uang yang diperoleh ketika menyisihkan tabungan atau dana darurat. Yang pasti, ini investasi yang relatif likuid, alias bisa dicairkan sewaktu-waktu saat dibutuhkan.

Misalnya, kamu bisa menyisihkan 10 persen dari setiap pendapatan untuk investasi jangka pendek ini. Jika dirupiahkan, angka 10 persen tersebut seharusnya tidak terlalu besar dibandingkan total pendapatan per bulan. Wujudnya bisa dengan membeli emas seberat satu gram atau reksadana yang setorannya bisa berubah-ubah asalkan tidak di bawah batas minimal. Tantangannya, tertib dan disiplin menyisihkan.

Antisipasi risiko

Hal penting lainnya yang perlu kamu perhatikan sebagai freelancer adalah cara mengatur waktu dan menjaga kesehatan untuk mengantisipasi risiko finansial pada masa depan. Terlebih jika kamu sudah memiliki tanggungan keluarga, karena tentunya masa depan mereka ada di tangan kamu.

Untuk mengantisipasinya, memiliki asuransi jiwa bisa menjadi solusi. Dengan asuransi jiwa, kamu bisa memberikan jaminan, sekaligus bukti nyata cinta kamu kepada keluarga dengan adanya manfaat Uang Pertanggungan (UP) yang diberikan kepada keluarga bila kamu tutup usia. Selain itu, asuransi jiwa dapat menjadi bekal warisan untuk anak-anak kamu kelak.

Jika kamu sedang menimbang asuransi jiwa untuk mengantisipasi risiko tersebut, Astra Life menyediakan Flexi Life, asuransi jiwa ultra fleksibel yang dapat memberikan perlindungan hingga Rp 5 miliar. Dengan fitur-nya yang fleksibel, kamu dapat menaikkan dan menurunkan UP kapan pun kamu mau, sehingga dapat disesuaikan dengan rencana keuangan di setiap tahap hidup kamu.

Menarik bukan? kamu bisa menghitung premi Flexi Life sesuai dengan kebutuhan hidup kamu sekarang di sini. Jadi, mulai sekarang kamu tidak perlu takut dan khawatir lagi meskipun berstatus sebagai pekerja lepas (freelancer) yang tentunya harus bertahan di tengah ketidakpastian, bukan?

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!