Mengapa Kamu Perlu Pegang Uang Tunai di Masa Pandemi? Inilah 4 Alasan Pentingnya

Untuk mempersiapkan diri dari nilai aset keuangan yang sewaktu-waktu bisa longsor, keberadaan uang tunai penting diutamakan saat ini.

Mengapa Kamu Perlu Pegang Uang Tunai di Masa Pandemi? Inilah 4 Alasan Pentingnya

“Cash is the king”. 

Ungkapan “uang tunai adalah raja” semakin sering terdengar semenjak dunia terperangkap pandemi COVID-19, sembilan bulan terakhir. Pandemi ini sudah menyeret perekonomian global ke jurang krisis. International Monetary Fund (IMF), memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun 2020 ini terkontraksi atau minus 4,9%. Banyak negara sudah terpuruk dalam resesi, tak terkecuali pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mengalami minus 2,9% per September 2020. Resesi dan krisis ekonomi sudah di depan mata.

Di tengah situasi perekonomian yang membuat degup jantung berdetak lebih cepat akibat rasa cemas, kebutuhan kita untuk merasa aman menjadi semakin tinggi. Memiliki uang tunai adalah salah satu cara menciptakan rasa aman itu. Saat terjadi krisis ekonomi, nilai aset yang kita miliki bisa dengan mudah turun. Untuk mempersiapkan diri dari nilai aset keuangan yang sewaktu-waktu bisa longsor, keberadaan uang tunai penting diutamakan saat ini.

Alasan Pentingnya Memiliki Uang Tunai

1. Dana tunai adalah sumber likuiditas utama

Kamu mungkin memiliki berbagai jenis aset berbentuk saham, reksa dana, obligasi atau aset riil seperti properti, kendaraan bermotor, dan lain sebagainya yang bisa kamu uangkan ketika suatu saat membutuhkan uang tunai. Seberapa cepat aset-aset itu bisa kamu cairkan kala kondisi darurat?

Uang tunai adalah sumber likuiditas utama yang bisa langsung kamu manfaatkan saat itu juga ketika ada kebutuhan. Pastikan kamu memiliki uang  tunai yang memadai dalam berbagai bentuk, mulai cash keras, hingga uang tunai yang tersimpan di tabungan, giro atau deposito.

Uang tunai ini juga sekaligus berfungsi sebagai dana darurat yang bisa membantumu dalam mengelola cash flow. Cara mengatur cash flow bisa dimulai dengan menentukan tujuan keuangan, menyusun anggaran pemasukan dan pengeluaran, sisihkan sebagian pemasukan untuk investasi, tabungan, dan proteksi, serta dana darurat. Dana darurat ini penting agar rutinitasmu di saat kondisi mendesak tetap aman terkendali tanpa merusak alokasi dana lainnya.

2. Dana tunai merupakan “security blanket”

Dalam konteks finansial, memiliki uang tunai di masa pandemi adalah selimut yang menjaga hidup kamu agar tetap nyaman dan tenang. Uang tunai dalam jumlah yang memadai akan sangat membantu rasa tenang kamu menjalani hari-hari penuh ketidakpastian seperti saat ini. Nilai uang tunai yang ideal sebagai dana darurat, menurut Financial Coach Philip Mulyana, sedikitnya sebesar enam kali pengeluaran. Jadi, bila pengeluaran kamu saat ini Rp10 juta, siapkan dana darurat sekitar Rp60 juta.

Walau begitu, keberadaan “selimut yang nyaman” saja belum cukup memadai melindungi keamanan finansial. Kamu membutuhkan jaring pengaman lebih besar yang mampu “menangkapmu” ketika badai benar-benar datang. Selimut yang nyaman memang membantu kamu tidur lebih tenang. Namun, ia tidak bisa menghindarkan kamu dari terpaan badai yang lebih besar. Asuransi bisa membantumu.

Asuransi berperan sebagai jaring pengaman utama yang melindungi keseluruhan keuangan kamu dari risiko lebih besar. Ketika si pencari nafkah mendadak tutup usia, uang tunai yang tersedia memiliki keterbatasan dalam menggantikan pendapatan yang menghilang secara tiba-tiba. Sedangkan kebutuhan hidup tetap berjalan dan harus ditutup. Tapi dengan asuransi jiwa yang tepat, hal itu bisa teratasi.

Flexi Life dari Astra Life, bisa menjadi jaring pengaman yang memadai untuk risiko tersebut. Dengan uang pertanggungan hingga Rp5 miliar, Flexi Life membantu kamu lebih tenang dan penuh rasa aman melewati hari-hari mencekam di tengah pandemi dan krisis perekonomian.

3. Dana tunai mudah dijadikan aset lain

Memiliki uang tunai berarti juga memberikan kamu kesempatan tak terbatas untuk mengalihkannya sewaktu-waktu dalam bentuk aset lain. Anggaplah saat ini badai masih berkecamuk karena COVID-19 yang tak jua menunjukkan akhir. Namun, ketika kelak tanda-tanda berakhirnya badai semakin dekat, kamu bisa bertahap mengalihkan dana tunai yang kamu miliki menjadi bentuk aset yang lain. Misalnya, secara bertahap kamu alihkan menjadi aset saham atau reksa dana atau obligasi ritel.

4. Dana tunai “penyelamat” pertama guncangan

Ketika perekonomian terpuruk akibat pandemi, semakin banyak perusahaan yang menempuh langkah efisiensi. Tujuannya, supaya nafas perusahaan bisa lebih panjang dalam mengarung badai resesi akibat pandemi COVID-19. Langkah efisiensi antara lain pemutusan hubungan kerja, kebijakan merumahkan karyawan, program pensiun dini hingga memangkas berbagai tunjangan. Efek bagi pekerja adalah penurunan pendapatan bahkan kehilangan sumber penghasilan.

Padahal, kebutuhan hidup harus terus dipenuhi mulai belanja dapur hingga uang sekolah anak. Mulai cicilan rumah hingga arisan keluarga. Ketika efek ekonomi pandemi mengguncang keuangan kamu, cadangan uang tunai bisa menjadi penyelamat pertama. Cicilan tetap bisa dibayar. Uang sekolah anak tidak perlu menunggak. Sembari kamu berupaya mencari penghasilan pengganti, kehidupan keluarga tetap bisa ditopang oleh uang tunai tersebut.

Empat alasan di atas sudah cukup menempatkan pentingnya memiliki uang tunai yang memadai di tengah situasi pandemi dan ancaman krisis ekonomi. Kencangkan sabuk pengaman karena badai belum terlihat kapan akan usai.

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!