Tips Investasi Tepat untuk Sandwich Generation ala Andhika Diskartes

Dengan besarnya tanggungan finansial seorang sandwich generation, tak jarang mereka pun akhirnya berusaha keras untuk menambah pemasukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan berinvestasi. Di antara sekian banyaknya ragam instrumen investasi, manakah yang tepat untuk para sandwich generation?

Durasi baca: 4 menit

Tips-Investasi-Tepat-untuk-Generasi-Sandwich-ala-Andhika Diskartes

Tips Investasi Tepat untuk Sandwich Generation ala Andhika Diskartes

Dengan besarnya tanggungan finansial seorang sandwich generation, tak jarang mereka pun akhirnya berusaha keras untuk menambah pemasukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan berinvestasi. Di antara sekian banyaknya ragam instrumen investasi, manakah yang tepat untuk para sandwich generation?

Durasi baca: 4 menit

Beban Para Sandwich Generation di Indonesia

Sandwich generation atau generasi sandwich adalah golongan usia produktif yang harus menanggung finansial orang tua sekaligus diri sendiri beserta anak, atau keluarga. Tak hanya menanggung atas bawah, tapi bisa ke samping juga, seperti adik atau kakak dan anggota keluarga lainnya.

Menurut survei yang dilakukan oleh Astra Life bersama Katadata Insight Center di bulan September 2021, dijumpai fakta bahwa persentase sandwich generation ada di angka 48,7%, non-sandwich dengan anak 41,5%, dan non-sandwich tanpa anak sebesar 9,8%.

Pastinya kita semua ingin agar beban ini menjadi lebih ringan. Namun, apa daya, kondisi membuat kita tidak bisa menghindar. Ada beberapa alasan mengapa kita berada di generasi ini, antara lain:

  1. Tanggungan tidak memiliki penghasilan sama sekali dalam memenuhi kebutuhan
  2. Hanya kita saja yang bisa merawat tanggungan yang bersangkutan
  3. Tanggungan memiliki penghasilan tidak tetap
  4. Tanggungan mempunyai penyakit berat atau disabilitas

Agar bisa bertahan dan keluar dari sandwich generation, maka banyak orang yang memilih investasi salah satu alternatif solusi untuk menambah penghasilan. Namun, sayangnya sebagian besar memulai investasi dengan pemahaman yang salah.

Untuk bisa mengedukasi para sandwich generation dengan lebih baik, terutama soal investasi dan juga berbagai keterampilan keuangan lainnya, Astra Life menginisiasi #BetterSandwichGen Masterclass. Nah, secara khusus, dalam sesi Instagram Live, Astra Life mengundang Andhika Diskartes, seorang financial consultant dan influencer, untuk membahas topik Investasi Kok Sembarang?

Penasaran? Yuk, simak sampai selesai, ya!

Solusi untuk Sandwich Generation: Hanya Investasi?

Sekarang ini sudah banyak bentuk investasi yang hadir dan bisa menjadi opsi untuk menambah penghasilan. Bisa dimanfaatkan oleh para sandwich generation? Bisa banget! Sebut saja robo trading, cryptocurrency, NFT, saham dan lain sebagainya. Sayangnya, masih banyak yang memiliki pemahaman yang salah, bahwa hanya dengan berinvestasi, masalah sandwich generation bisa teratasi.

Andhika Diskartes mengungkapkan, bahwa pada umumnya yang terjadi, orang bicara soal investasi hanya secara parsial saja. Satu pihak berpikir bahwa solusinya dari investasi, yang lainnya berpikir ada pada asuransi, dan seterusnya. Nah, faktanya, ini adalah pemikiran yang salah. Seharusnya, ketika berbicara soal finansial, kita harus bisa meramu semuanya, yang meliputi investasi, asuransi, financial literacy, dana darurat, manajemen utang, dan lainnya, sebagai satu solusi yang utuh. Dan, pengetahuan adalah jembatan yang menghubungkan semuanya.

Investasi bisa membuat orang kaya? Bisa, namun ditegaskan oleh Andhika Diskartes, bahwa untuk bisa kaya dari investasi, kita akan butuh beberapa syarat, yaitu modal berbentuk mindset yang benar, juga uang dan waktu. Inilah yang tidak disadari oleh banyak orang. Elon Musk dan Warren Buffet bisa menjadi investor kaya, setelah melalui serangkaian proses yang tidak mudah. Mindset mereka sudah terbentuk dengan baik, tahu untuk apa tujuan investasi, dan punya modal alias uang, tentunya.

Jadi, kalau kamu mau berinvestasi, maka mulailah dengan mengerti apa hendak yang diinvestasikan. Jika kamu mengawali tanpa memahami instrumen investasinya, maka itu adalah langkah yang salah.

Investasi Merupakan Satu Bagian dari Pengelolaan Keuangan Secara Keseluruhan

Anggapan bahwa investasi merupakan satu-satunya solusi untuk mengatasi permasalahan sandwich generation pada akhirnya membuat banyak orang terlalu mengglorifikasikannya. Padahal, masih menurut Andhika Diskartes, investasi bukanlah satu-satunya solusi untuk semua permasalahan keuangan yang dialami oleh sandwich generation.

Contohnya, apabila seseorang memiliki utang sebesar Rp100 juta, sedangkan pendapatannya Rp5 juta per bulan, apakah dia harus investasi untuk membayar utang? Jawabannya, tidak. Kalau dia menginvestasikan seluruh gaji untuk investasi, maka tidak akan ada bujet membayar utang. Jadi, solusi yang lebih tepat adalah mengumpulkan modal dulu untuk investasi, dan gajinya dibagi untuk membayar utang.

Sandwich Generation Harus Siap Dulu Secara Finansial untuk Sukses Berinvestasi

Fakta lain yang diungkap dalam survei Astra Life dan Katadata Insight Center menunjukkan, bahwa 83% sandwich generation percaya bahwa mereka mampu merawat tanggungan dengan baik. Sayangnya, hanya 13,4% saja yang memiliki kesiapan finansial dalam memenuhi kebutuhan pokok, menabung, dan investasi.

Lalu apa yang mesti disiapkan oleh sandwich generation untuk bisa menjadi bagian dari yang 13,4% ini?

Masih diungkapkan oleh Andhika Diskartes, bahwa sandwich generation sebenarnya bukanlah barang yang baru. Ini bukan hal yang mengerikan karena sudah lazim terjadi. Namun, sudah pasti harus diatasi. Agar memiliki persiapan yang baik, Andhika Diskartes memberikan tip tentang mempersiapkan diri sebelum berinvestasi bagi sandwich generation.

1. Tidak usah berpikir yang rumit

Sebenarnya yang membuat hidup sandwich generation menjadi rumit adalah ketika masalah utang yang berkali lipat, dan apalagi ketika harus berhadapan dengan masalah penipuan investasi. Hal inilah yang membuat keuangan yang seharusnya mencukupi akhirnya jadi tidak bisa cukup lagi.

Untuk mengatasinya pahami skema piramida keuangan. Mengerti mana yang lebih dulu dilakukan, seperti prioritaskan manajemen utang, dana darurat dan seterusnya.

2. Miliki pengetahuan yang memadai

Ini adalah modal dasar kita dalam melakukan hal apa pun, termasuk investasi. 

Andhika Diskartes menjelaskan lebih jauh, bahwa logika mencari uang itu sejatinya akan terasah setiap hari, akan berkembang seiring waktu. Misalnya, prioritas pertama dana darurat dulu. Ketika sudah terpenuhi, kita bisa lanjut dengan asuransi, baru kemudian investasi. 

Lalu, bagaimana jika uang belum mencukupi? Di sinilah ditegaskan mengenai pentingnya untuk belajar keuangan dengan lebih baik lagi. Adalah hal yang lumrah ketika kita belajar dan ada trial and error. Yang penting, jangan berhenti belajar, termasuk untuk menambah pemasukan agar ‘kerannya’ menjadi lebih banyak.

Selanjutnya jika sudah memiliki uang untuk investasi, mulailah dengan investasi yang mudah, seperti reksa dana dan obligasi. Agar melengkapi, gunakan asuransi sebagai proteksi diri dari hal yang tidak terduga.

Jadi, seharusnya, bagaimanakah seorang sandwich generation berinvestasi?

3 Tips Investasi untuk Sandwich Generation

1. Mulai dengan satu instrumen yang paling kamu pahami

Ketika sudah memulai untuk investasi, Andhika Diskartes menyarankan agar memilih salah satu lebih dulu, dan tidak perlu banyak investasi. Karena overinvestasi akan membahayakan rencana keuanganmu. 

Misalnya, kamu memiliki uang Rp100 juta, dan terus investasi hingga mencapai Rp99 juta. Akhirnya hanya tersisa Rp1 juta untuk memenuhi kebutuhan. Itu namanya overinvestasi. Bagaimana kalau tiba-tiba ada masalah atau musibah terjadi? Pastinya, kamu sendiri juga yang akan kelabakan.

2. Sesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan

Agar tak overinvestasi, tentukan persentase yang paling sesuai dengan kemampuan finansial serta kebutuhanmu.

Jika kamu sering membaca atau mendengar ada angka persentase ideal dari orang lain, anggap saja itu hanya sebagai gambaran. Akan ada baiknya, kamu menentukan sendiri persentase tersebut, karena pada dasarnya setiap orang memiliki kebutuhan dan prioritas yang berbeda.

3. Miliki goals

Tak kalah penting juga, Andhika Diskartes menambahkan bahwa dalam berinvestasi kita harus memiliki goals. Tentukan tujuan berinvestasi dan jangka waktunya. Hindari memulai investasi karena ikut-ikutan.

Investasi itu tentang believe, trial, and error. Seseorang akan mengeluarkan effort ketika dia mengerti akan apa yang dikerjakannya, dan di dalamnya juga akan ada trial juga error. Inilah yang kelak akan mengasah kemampuan kita dalam manajemen keuangan.

Sandwich Generation dan Investasi Bodong

Kurangnya pemahaman sandwich generation akan makna investasi itu sendiri dan juga instrumennya, sering kali membuat mereka terjerat investasi bodong.

Lalu, bagaimana cara agar bisa menghindari investasi bodong?

1. Pakai logika

1 + 1 = 2, adalah rumus pasti dalam matematika. Dalam bisnis, bisa jadi 1+1 menjadi 10. Sedangkan, di investasi, bisa jadi 1 + 1 menjadi 5. Namun, ketika 1 + 1 menjadi 1 juta, maka itu harus dipertanyakan.

Jangan langsung termakan dengan iming-iming return yang tinggi. Ingat prinsip investasi: high risk, high return.

2. Kritis

Biasanya orang yang tidak berpikir, dan mau mempertanyakan sesuatu yang sebenarnya kurang dipahami, didasari oleh ketakutan dalam menghadapi jawaban. Analisisnya sendiri menyatakan bahwa ada fraud, tapi dia nekat dengan keinginannya. 

Andhika Diskartes menyebut hal ini sebagai penipuan akan diri sendiri. Jadi, ini masalah mindset.

“Mindset adalah hal termahal yang diberikan Tuhan pada kita,” tandasnya kemudian.

3. Lengkapi asuransi secukupnya

Selain investasi, ada asuransi yang juga sering kali disebut penting untuk dimiliki. Andhika Diskartes sendiri mempertanyakan, asuransi berfungsi sebagai proteksi, tapi apakah harus mengeluarkan uang banyak untuk asuransi? Jawabannya tidak, secukupnya saja, karena asuransi itu sifatnya dinamis.

Disarankan juga bagi sandwich generation, untuk memberikan asuransi kesehatan bagi orang tua masing-masing, dengan catatan mereka menyetujui. Pasalnya, permasalahan orang tua memang akan lebih banyak pada kesehatannya.

Untukmu yang ingin melindungi orang tua tercinta dengan asuransi kesehatan, Astra Life hadir dengan produk Flexi Health yang uang pertanggungan dan frekuensi pembayaran preminya yang fleksibel sesuai dengan kebutuhan.

Menjadi Sandwich Generation Bukan Beban

Pada akhirnya, Andhika Diskartes menegaskan, bahwa jangan melihat sandwich generation sebagai beban. Akan lebih baik jika kemudian kita mencari solusi, dan memperbanyak ‘keran’ agar bisa berinvestasi lebih banyak. Selain itu, lengkapi juga asuransi sebagai proteksi.

Jangan lupa untuk terus mantengin akun Instagram @astralifeid untuk tahu jadwal #BetterSandwichGen Masterclass lainnya. Ilmu yang didapat bisa berguna bagi kamu dalam mengelola keuangan dan tidak terlalu rumit berpikir bahwa menjadi generasi ini adalah beban.

Untuk kamu yang ingin mencari tahu lebih lanjut soal Flexi Health dan proteksi kesehatan lainnya dari Astra Life, silakan kunjungi website ilovelife.co.id. Urusan Sehat No Worries, #iGotYourBack.

Sampai jumpa di sesi berikutnya!

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!