Penyakit Thalassemia, Bikin Batal Menikah, Kok Bisa?

Penyakit thalassemia menjadi salah satu pertimbangan pasangan yang ingin menikah. Kenapa? Simak lebih lanjut mengenai bahaya dan cara mencegah penyebaran penyakit thalassemia.

Thalassemia Pertimbangan untuk Batal Menikah Kok Bisa_3

Perhatian publik terhadap penyakit thalassemia sempat meningkat setelah beredar kabar di media sosial bahwa sepasang kekasih di Malaysia membatalkan rencana pernikahan mereka. Hal tersebut disebabkan oleh fakta bahwa keduanya merupakan pembawa gen thalassemia. Namun, apa sebabnya pernikahan sampai harus dibatalkan

Thalassemia adalah kelainan genetik yang mempengaruhi kemampuan produksi hemoglobin yang normal dalam tubuh, yaitu protein yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Penderita thalassemia mengalami anemia atau kekurangan sel darah merah akibat produksi hemoglobin yang tidak normal.

Ketika thalassemia sudah dalam tingkatan yang serius, berbagai komplikasi kesehatan dapat terjadi seperti pertumbuhan terhambat, kerusakan organ, gangguan jantung, dan memerlukan transfusi darah secara rutin.

Sehingga, saat dua orang yang merupakan pembawa gen thalassemia (thalassemia minor) menikah, risiko memiliki anak yang menderita thalassemia mayor jauh lebih tinggi. Thalassemia adalah kelainan genetik yang mempengaruhi kemampuan produksi hemoglobin yang normal dalam tubuh, yaitu protein yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Penderita thalassemia mengalami anemia atau kekurangan sel darah merah akibat produksi heoglobin yang tidak normal.

Berdasarkan data dari Yayasan Thalassemia Indonesia, sejak tahun 2012 hingga 2021 telah terjadi peningkatan kasus thalassemia di Indonesia sebesar 124,3% atau 10.973 kasus. Melansir Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), jika mengacu pada jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 200 juta orang dengan rerata tingkat kelahiran 20 per seribu, maka dapat diasumsikan bahwa sekitar 5% dari populasi tersebut merupakan pembawa sifat thalassemia. Dengan begitu, dapat diperkirakan bahwa terdapat sekitar 2.500 bayi yang dilahirkan dengan thalassemia mayor setiap tahunnya.

Jenis Thalassemia Berdasarkan Tingkat Keparahannya

Melansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC), thalassemia dapat dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu mino, intermedia, dan mayor. Berikut adalah penjelasannya:

Thalassemia Minor

Thalassemia minor terjadi pada seseorang yang sehat, tetapi ia dapat mewariskan gen thalassemia kepada anak-anaknya. Penderita thalassemia minor tidak memerlukan transfusi darah sepanjang hidupnya.

Thalassemia Intermedia

Thalassemia intermedia berada di antara thalassemia mayor dan minor. Penderita thalassemia ini mungkin memerlukan transfusi darah secara berkala dan dapat bertahan hidup sampai dewasa.

Thalassemia Mayor

Thalassemia mayor juga dikenal sebagai Cooley Anemia, terjadi ketika kedua orang tua memiliki sifat pembawa thalassemia. Anak-anak dengan thalassemia mayor tampak normal saat lahir, tetapi akan mengalami kekurangan darah pada usia 3-18 bulan. Penderita thalassemia mayor memerlukan transfusi darah secara berkala seumur hidup dan dapat meningkatkan usia harapan hidup hingga 10-20 tahun. Namun, jika tidak dirawat dengan baik, hanya bertahan hidup sampai 5-6 tahun.

Baca Juga: Yakin Siap Menikah? Ini 5 Hal yang Perlu Kamu dan Pasangan Pertimbangkan

Dampak Thalassemia Terhadap Anak

Kelainan darah yang serius dapat memiliki konsekuensi jangka panjang bagi anak-anak yang mengalaminya. Beberapa pengaruh dan dampak yang umum dari thalassemia pada anak-anak termasuk:

Anemia yang parah
Thalassemia mengganggu produksi hemoglobin, yang mempengaruhi fungsi sel darah merah dalam mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Hal ini menyebabkan anemia parah yang dapat menyebabkan kelelahan, kelemahan, pusing, dan nafsu makan berkurang.

Pertumbuhan dan perkembangan terhambat
Anemia kronis dan kekurangan oksigen dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak dengan thalassemia mungkin memiliki pertumbuhan tertunda dan perkembangan seksual yang tertunda.

Komplikasi organ
Thalassemia dapat menyebabkan komplikasi pada organ tubuh, termasuk pembesaran jantung (cardiomegaly), masalah pada hati atau kandungan zat besi berlebihan (hemochromatosis), kerusakan jantung, gangguan tulang, kelainan pada sistem endokrin, dan masalah kesehatan lainnya.

Ketergantungan pada transfusi darah
Anak-anak dengan thalassemia mayor sering memerlukan transfusi darah teratur untuk mengatasi anemia mereka dan memperbaiki kualitas hidup. Transfusi darah membantu meningkatkan jumlah sel darah merah dan meningkatkan pasokan oksigen ke jaringan tubuh. Namun, transfusi darah berkelanjutan juga dapat menyebabkan akumulasi zat besi berlebih dalam tubuh (hemochromatosis), yang membutuhkan terapi dengan kelasi untuk mengeluarkan kelebihan zat besi.

Perawatan pemeliharaan
Selain transfusi darah, perawatan lain yang sering dibutuhkan oleh anak-anak dengan thalassemia meliputi terapi kelasi zat besi untuk mengurangi akumulasi zat besi berlebih dalam tubuh, asupan nutrisi yang seimbang, suplemen asam folat, pemeriksaan dan pemantauan rutin untuk mendeteksi dan mencegah komplikasi, serta pendampingan psikologis dan dukungan sosial bagi anak dan keluarganya.

Dampak Terhadap Keuangan

Selain berdampak pada kesehatan, penyakit thalassemia juga memberikan beban keuangan yang signifikan. Berdasarkan penelitian BPJS Kesehatan pada tahun 2020, thalassemia menempati peringkat ke-5 dalam daftar penyakit tidak menular setelah penyakit jantung, gagal ginjal, kanker, dan stroke. Melansir Kemenkes, untuk satu pasien anak thalassemia mayor, pemerintah harus mengeluarkan biaya sebesar Rp400 juta per tahun. Biaya ini belum termasuk biaya untuk pemantauan rutin fungsi organ dan tata laksana komplikasi. Oleh karena itu, menjadi penting untuk melakukan skrining thalassemia khususnya bagi pasangan yang berencana menikah, untuk dapat memitigasi risiko.

Langkah Konsultasi Medis Sebelum Menikah

Melansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC), karena thalassemia diturunkan dari orang tua ke anaknya, maka sangat sulit untuk dicegah. Namun, peningkatan jumlah penderita thalassemia dapat dicegah melalui langkah-langkah berikut:

Tes pranikah
Pasangan calon pengantin dapat menjalani tes pranikah untuk mendeteksi apakah mereka adalah pembawa thalassemia. Ini melibatkan pemeriksaan darah untuk memeriksa profil hemoglobin dan mengidentifikasi mutasi genetik yang berkaitan dengan thalassemia.

Konsultasi medis
Setelah tes, pasangan calon pengantin yang didiagnosa sebagai pembawa thalassemia harus berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan informasi tentang risiko yang terkait dengan pernikahan mereka. Mereka juga akan menerima penjelasan tentang peluang kelahiran anak-anak dengan thalassemia mayor jika keduanya adalah pembawa.

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!