Penyakit ISPA, Kenali Penyebab & Pencegahannya Pada Anak

Penyakit ISPA tengah menjadi perhatian masyarakat di tengah polusi udara yang memburuk. Kenali penyebab dan pencegahannya pada anak.

Penyakit ISPA, terhitung ada 638.291 kasus di DKI Jakarta pada periode Januari hingga Juni 2023 menurut Dinkes DKI Jakarta. Hal ini tidak terlepas dari efek memburuknya polusi udara di Indonesia. Pada 28 Agustus 2023 sendiri, kualitas udara di Jakarta sempat menempati peringkat 2 terburuk di dunia atau memiliki konsentrasi PM2.5 sebesar 14 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO. Hal ini yang menyebabkan kualitas udara tersebut masuk dalam kategori tidak sehat yang dapat menjadi pemicu penyakit ISPA.

Meski dapat diderita oleh semua orang, ada beberapa golongan yang lebih rentan terkena ISPA antara lain ibu hamil, lansia dan anak-anak. Berdasarkan survey mortalitas di Indonesia menunjukkan bahwa penyakit ISPA merupakan penyebab kematian balita terbesar dengan persentase 22,30% dari seluruh kematian balita. Oleh karena itu penting untuk kamu yang memiliki anak-anak memahami penyebab penyakit ISPA, ciri-cirinya, serta cara penyembuhan dan pencegahannya khususnya pada anak-anak.

Baca Juga: Gejala TBC, Udara Buruk Jadi Penyebabnya

Penyakit ISPA dan Kaitannya Dengan Polusi Udara

ISPA adalah sekelompok kondisi medis yang melibatkan adanya infeksi pada saluran pernapasan, termasuk hidung, tenggorokan, saluran pernapasan utama (bronkus), dan paru-paru. ISPA mencakup gejala seperti pilek biasa, flu, batuk, radang tenggorokan (bronkitis), dan radang paru-paru (pneumonia). Sebagian besar jenis ISPA adalah penyakit yang dapat menular. Penyebarannya dapat terjadi melalui droplet (partikel kecil yang dikeluarkan saat seseorang batuk atau bersin) yang mengandung virus atau bakteri sebagai penyebab infeksi. ISPA juga dapat menyebar melalui kontak langsung dengan individu yang terinfeksi atau melalui benda yang terkontaminasi oleh virus atau bakteri tersebut.

Paparan polusi udara dapat meningkatkan risiko terkena ISPA. Udara yang terkontaminasi oleh partikel debu, asap kendaraan, dan bahan kimia dapat mengganggu kesehatan saluran pernapasan, sehingga menjadi lebih rentan terhadap infeksi virus dan bakteri yang menyebabkan ISPA. Selain itu, polusi udara juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga tidak mampu melawan infeksi dengan efektif. 

Jika terpapar dalam jangka panjang, polusi udara dapat meningkatkan risiko terkena ISPA dan memperburuk gejalanya.

Ciri-Ciri Gejala ISPA

Beberapa ciri-ciri umum penderita ISPA adalah:

Batuk
Penderita ISPA sering mengalami batuk, baik itu batuk kering atau batuk berdahak. Batuk ini bisa menjadi berlangsung lama dan bisa disertai dengan rasa tidak nyaman di dada.

Hidung Berair dan Tersumbat
anak biasanya mengalami hidung tersumbat, bersin-bersin, dan keluarnya ingus yang berwarna atau bercampur dengan lendir.

Sakit tenggorokan
anak bisa mengalami nyeri dan rasa sakit pada tenggorokan, serta kesulitan dalam menelan.

Demam
Kenaikan suhu tubuh pada anak bisa menjadi tanda adanya infeksi. Penderita ISPA dapat mengalami demam dengan suhu tubuh yang meningkat di atas 38 derajat Celcius.

Sesak Napas
Pada beberapa kasus, penyakit ISPA dapat menyebabkan kesulitan bernapas, terutama pada anak-anak dengan sistem kekebalan yang lemah.

Kelelahan dan lemah
Penderita ISPA seringkali merasa lelah dan lemah karena tubuh mereka berusaha melawan infeksi.

Cara Penyembuhan Penyakit ISPA

Penyembuhan penyakit ISPA dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan jenis infeksinya. Beberapa cara yang dapat kamu lakukan antara lain:

Istirahat dan Perawatan Mandiri
Pasien dengan ISPA biasanya disarankan untuk istirahat yang cukup agar dapat memulihkan diri. Perawatan mandiri meliputi mengonsumsi makanan bergizi, minum banyak cairan, dan menghindari aktivitas yang berlebihan.

Obat-Obatan
Dokter dapat meresepkan obat-obatan seperti antibiotik (jika infeksi disebabkan oleh bakteri), antiviral (jika disebabkan oleh virus), obat pereda gejala (seperti antipiretik, dekongestan, atau antitusif), dan obat pencahar atau ekspektoran (untuk gejala batuk).

Terapi Oksigen
Jika pasien mengalami kesulitan bernapas, terapi oksigen mungkin diperlukan untuk membantu pasien bernapas dengan lebih baik.

Rawat Inap di Rumah Sakit
Dalam beberapa kasus, terutama pada pasien dengan ISPA yang parah, rawat inap di rumah sakit mungkin diperlukan. Lama rawat inap di rumah sakit akan sangat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan penyakit dan respons pasien terhadap pengobatan.

Baca Juga: Sesak Napas Menyerang? Jangan Panik, Coba Lakukan Proning

Mencegah Penyakit ISPA di tengah Polusi Udara

Untuk mencegah ISPA di tengah polusi udara yang memburuk:

Gunakan masker respirator.
Tipe N95 atau yang setara lebih disarankan karena tipe ini memiliki kemampuan memfilter minimal 95% partikel berukuran 0,3 mirkometer atau lebih besar.

Aktivtias Outdoor
Hindari aktivitas di luar saat polusi udara tinggi seperti bermain  di taman atau bersepeda.

Olahraga & Nutrisi
Tingkatkan daya tahan tubuh dengan berolahraga dan mengonsumsi makanan sehat seperti buah-buahan, sayuran hijau, dan ikan.

Kebersihan
Rajin mencuci tangan juga penting untuk mencegah ISPA. Karena melalui tangan, kamu dapat menyentuh benda yang mungkin terkontaminasi oleh bakteri penyebab ISPA.

Air Purifier
Gunakan air purifier di dalam ruangan yang dilengkapi dengan filter HEPA, filter karbon serta fitur UV light atau ionizer guna menangkap dan membunuh virus dan bakteri penyebab ISPA.

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!