Berdasarkan penelitian dari BabyCenter, kondisi stress memiliki kemampuan untuk mempengaruhi fungsi dari kelenjar tertentu dalam otak yang disebut sebagai hipotalamus. Kelenjar ini bertanggung jawab untuk mengatur nafsu makan dan juga emosi seseorang. Selain itu, hipotalamus juga berperan dalam mengontrol produksi hormon yang memberi tanda ovarium untuk melepaskan sel telur.
Ketika seseorang mengalami stress, gangguan fungsi hipotalamus juga dapat menyebabkan gangguan pada ovulasi. Inilah yang membuat wanita dengan tingkat stress yang tinggi mengalami kesulitan dalam kehamilan. Seorang ahli infertilitas dari Wake Forest Medical Center di Winston, mengungkapkan hal serupa. Menurutnya, hormon stress dapat mengganggu sinyal antara otak dan ovarium yang memicu gangguan ovulasi. Alice Domar, PhD, direktur eksekutif pada Domar Center for Mind/Body Health, juga menyatakan bahwa wanita yang mengalami stress cenderung lebih jarang melakukan hubungan intim dengan pasangannya, yang pada akhirnya meningkatkan kesulitan untuk hamil.