Yakin Siap Menikah? Ini 5 Hal yang Perlu Kamu dan Pasangan Pertimbangkan

Banyak faktor yang membuat seseorang terpacu untuk segera menikah. Namun, apakah yakin kamu dan pasangan benar-benar siap menikah?

Yakin Siap Menikah

Menikah merupakan salah satu tujuan bagi banyak orang, terutama bagi kamu dan pasangan yang sudah menjalin hubungan dalam kurun waktu tertentu. Banyak faktor yang membuat seseorang terpacu untuk segera menikah. Namun, apakah yakin kamu dan pasangan benar-benar siap menikah? Apakah alasannya? Benar-benar siap atau hanya memenuhi angan-angan atau ekspektasi orang lain semata?

Pesta Pernikahan Selebriti Muda Indonesia

Belum lama ini, pasangan selebriti muda Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah menggelar pesta pernikahan yang cukup megah. Konsep pernikahan yang mewah hingga mendatangkan orang nomor satu di Indonesia itu sontak menjadi sorotan publik. Tak hanya takjub dengan perhelatan pesta, banyak juga pasangan muda yang memimpikan untuk bisa mengikuti jejak mereka. Dalam komentar sejumlah akun di instagram pun banyak yang menyebutkan mereka sebagai couple goals.


Ya, kehadiran dunia maya memang membuat jarak seakan tak terbatas. Seseorang bisa sangat terinspirasi oleh orang lain bahkan meskipun mereka tak saling kenal dan belum pernah bertemu. Inspirasi itu pun termasuk dalam hal pernikahan. Deretan foto prewedding dan wedding bak dunia mimpi yang memenuhi timeline media sosial bisa menjadi salah satu motivasi kuat seseorang untuk bisa segera menikah. Namun, apakah kamu yakin hal itu sudah cukup untuk membuatmu dan pasangan benar-benar mengucapkan janji setia seumur hidup dalam pernikahan?

Alasan Menikah

Selain masalah seremonial, setiap orang tentu memiliki alasan dan motivasi menikah yang berbeda. Mulai dari bosan merasa sendiri, sudah terlalu lama menjalin hubungan dengan pasangan, tuntutan lingkungan, hingga karena terinspirasi dari kisah para couple goals di dunia maya.

Semua alasan tentu sah-sah saja, tetapi akan memiliki dampak yang berbeda terhadap keputusan besar dalam hidupmu. Alasan menikah menjadi sangat krusial karena tentu setiap orang yang ingin menikah akan berharap pernikahan akan berlangsung satu kali seumur hidup. Namun, tahukah kamu bahwa tantangan setelah pernikahan sungguh beragam dan membutuhkan keteguhan hati untuk mempertahankan kebersamaan? Besarnya tantangan setelah menikah bisa dilihat dengan banyaknya kasus perceraian bahkan dari pasangan yang telah lama menikah atau selama ini terlihat rukun-rukun saja.

Temukan Alasan Kuatmu

Simon Sinek dalam buku “Start With Why” mengungkapkan bahwa untuk mencapai sebuah tujuan, kita harus memulainya dengan pertanyaan Why. Apa yang kamu lakukan dan mengapa kamu melakukan hal tersebut. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa sebuah keberhasilan ternyata banyak tercapai dari sebuah motif atau alasan yang sederhana yakni saat seseorang mengetahui pasti mengapa mereka melakukan sesuatu. Biasanya alasan kuat akan berasal dari motivasi pribadi atau memiliki suatu nilai penting bagi diri sendiri.

Meskipun konsep tersebut banyak dipakai dalam konteks bisnis dan pekerjaan, rasanya hal tersebut juga bisa diterapkan bagi kamu yang sedang mempertimbangkan untuk menikah. Apa alasan yang membuatmu yakin untuk bisa menghabiskan sisa hidupmu bersama pasangan. Alasan kuat ini sangat membantu kamu untuk bisa bangkit dan bertahan saat menghadapi kondisi tersulit.

5 Hal Penting Dipertimbangkan

Sebagai acuan awal, mungkin kamu bisa pertimbangkan lima hal penting dan mendasar ini. Coba tanyakan kembali kepada dirimu dan pasangan sebelum benar-benar memutuskan untuk menikah:

1. Yakin hidup bersama pasangan seumur hidup?

Tujuan orang menikah tentu bukan untuk bercerai. Oleh karena itu mengetahui alasan mengapa kamu dan pasangan siap hidup berdampingan seumur hidup menjadi hal yang penting. Pernikahan itu membutuhkan komitmen. Apa yang membuat kamu dan pasangan benar-benar yakin memiliki komitmen yang kuat untuk tetap hidup bersama?

2. Yakin bisa bertahan dalam kondisi sulit?

Tak ada yang bisa memastikan kehidupan kita akan berjalan dengan mulus, begitupun setelah menikah. Dalam kehidupan pernikahan kamu akan menemui banyak hal yang tidak terduga. Apakah kamu siap menghadapi segala macam masalah yang harus diselesaikan bersama. Karena saat menikah terkadang masalah personal juga bisa menjadi masalah bersama. Apa yang membuat kamu siap dan yakin untuk bisa terus bersama pasangan meskipun dalam kondisi sulit?

3. Yakin bisa saling mengerti?

Menikah adalah tentang bagaimana kita mengelola konflik yang timbul dengan pasangan. Jika saat pacaran saja sudah penuh dengan konflik, tak menutup kemungkinan kehidupan pernikahanmu juga akan dihiasi dengan berbagai konflik. Dari konflik yang sepele hingga kompleks. Tentu perlu adanya kesadaran dari masing-masing untuk bisa mengerti pasangannya, tak hanya berkutat mempertahankan ego pribadi. Apakah kamu yakin bisa mengerti perasaan pasangan saat perasaanmu juga sedang tidak baik? Bagaimana kamu mengatasinya? Apa yang membuatmu yakin bisa terus saling mengerti, tanpa merasa berkorban?

4. Yakin bisa terus saling mendukung?

Hidup bersama artinya ada beberapa hal yang butuh untuk didiskusikan secara bersama, termasuk keinginan dan kepentingan pribadi. Sebagai seorang individu tentu kamu dan pasangan memiliki kepentingan dan mimpi pribadi yang ingin dicapai. Apakah kepentingan dan mimpimu bisa diterima oleh pasangan saat sudah hidup bersama? Mungkin akan ada suatu saat dimana salah satu dari kamu perlu merasa “mengorbankan” kepentingan pribadi demi menjaga kepentingan bersama. Bagaimana kamu dan pasangan bisa saling mendukung dalam situasi tersebut?

5. Yakin bisa menjalani peran baru tanpa pamrih?

Saat menikah, tentu tak hanya status yang berubah tetapi peranan kita sebagai individu juga berubah: menjadi istri/suami bahkan orang tua. Apa saja hak dan kewajiban dalam menjalani peranan tersebut? Menikah juga tak hanya soal keluarga inti antara kamu, pasangan, serta anak-anak, tetapi juga tentang keluarga besar pasangan. Bagaimana kamu bisa menjalani peranan baru tersebut secara sukarela tanpa pamrih. Apa yang membuatmu yakin bisa menjalani peranan baru tersebut?

Tentu dibutuhkan komitmen yang kuat dan pertimbangan yang matang untuk bisa menjawab secara jujur pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Kesiapan Menikah

Setelah yakin menemukan alasan kuat untuk melangsungkan pernikahan, langkah selanjutnya adalah melihat kesiapan dirimu dan pasangan. Berikut adalah beberapa kesiapan yang dipertimbangkan:

Kesiapan Usia

Jika mengacu pada UU No.16/2019 Tentang Perubahan Atas UU No.1/1974 tentang Perkawinan maka 

batasan minimal usia seseorang untuk menikah adalah 19 tahun baik bagi laki-laki dan perempuan. Namun, apakah syarat usia material menikah tersebut sudah cukup menjamin kualitas kehidupan berumah tangga? 

Menurut berbagai studi, usia 25 tahun adalah batas usia paling ideal untuk menikah. Biro Sensus AS pada 2013 bahkan melaporkan bahwa usia ideal menikah adalah mulai usia 27 tahun untuk perempuan dan 29 untuk pria. Kesiapan usia menikah perlu dipertimbangkan karena terkait erat juga dengan kemampuan seseorang mengendalikan egonya. Meskipun belum tentu juga usia menentukan kematangan emosional seseorang, tetapi jika dilakukan terlalu dini atau muda akan berisiko.

Kesiapan Finansial

Tak bisa dipungkiri, finansial menjadi salah satu faktor penting dalam sebuah pernikahan. Banyak masalah yang timbul setelah menikah karena faktor tersebut. Menurut data Peradilan Agama Mahkamah Agung, 28,2% perceraian yang terjadi dalam kurun 2016-2018 dipicu oleh masalah keuangan. Oleh karena itu kamu perlu melihat kembali kesiapan finansialmu dan pasangan, serta rencana kedepannya.

Kesiapan Fisik dan Mental

Untuk memenuhi kebutuhan hidup berumah tangga juga dibutuhkan kesiapan fisik yang prima. Akan banyak pekerjaan yang harus dilakukan bersama pasangan. Selain mencari nafkah, seabrek urusan rumah tangga juga akan menguras tenaga. Selain fisik, mental kamu dan pasangan juga perlu dipersiapkan. Saat kondisi mental dalam kondisi yang kondusif, maka kamu bisa lebih tenang dalam menghadapi segala persoalan. 

Selain kesiapan di atas, kamu juga bisa mengikuti bimbingan pranikah atau kelas bimbingan untuk calon pengantin. Sejak 2020, pemerintah melalui UU No.16/2019 pun telah menetapkan bahwa setiap calon pengantin diwajibkan untuk mengikuti bimbingan pranikah. Bimbingan ini akan berlangsung dua hari di kantor agama setempat dan waktunya bebas dipilih oleh kamu.

Jadi, apakah kamu dan pasangan sudah benar-benar yakin dan siap menikah? Tak perlu terburu-buru dalam menjawabnya. Namun, jangan juga menjadikan kamu takut untuk menikah. Segala sesuatu tentu butuh persiapan yang matang untuk meminimalisir risiko yang tak diinginkan. Kuncinya adalah perlu ada komunikasi terbuka antara kamu dan pasangan bahkan sejak sebelum menikah.

Untuk kamu yang memang sedang berencana mempersiapkan pernikahan, jangan lupa juga untuk mempersiapkan perlindungan kesehatan dirimu dan keluarga. Faktor kesehatan tentu menjadi hal penting juga untuk dijaga.

Salah satu asuransi kesehatan yang bisa menjadi pilihan adalah Medicare Premier dari Astra Life. Asuransi kesehatan tambahan yang dapat kamu gabungkan dengan AVA iBright Protector, yang dapat menjamin fasilitas ‘one bed one bathroom’ ini layak dipertimbangkan karena memberi kemudahan melalui 1 Polis 1 Keluarga. Sehingga kamu tak perlu lagi pusing membayarkan beberapa polis asuransi. Selain mendapat perawatan, kamu juga bisa mendapat Santunan Tunai Harian hingga Rp3 juta per hari, yang dapat menjadi bantuan dana selama kamu di rumah sakit. 

Kunjungi astralife.co.id untuk menemukan solusi perlindungan kesehatan lainnya. Jangan lupa follow Instagram @AstraLife untuk mendapatkan tips-tips berguna lainnya. Urusan Sehat No Worries. #IGotYourBack.

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!