Kenapa Kita Tetap Butuh Asuransi Penyakit Kritis walau Sudah Ada BPJS?

Pemikiran jika sudah punya BPJS tidak perlu lagi memiliki asuransi penyakit kritis adalah anggapan keliru. Kenapa?

Asuransi Penyakit Kritis

Banyak orang berpikir setelah mereka terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, maka ia tidak perlu lagi memiliki asuransi penyakit kritis. Sebenarnya, ini merupakan anggapan yang keliru. Sebab keduanya memiliki fungsi dan manfaat yang berbeda serta saling melengkapi satu sama lain.

Kehadiran BPJS Kesehatan tentu sangat membantu masyarakat. Tetapi, ada risiko penyakit kritis yang tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Sementara, akibat yang ditimbulkan oleh penyakit kritis bisa sangat serius baik secara kesehatan maupun keuangan.

Karena dalam keadaan sakit kritis, Anda hampir dipastikan tidak bisa bekerja atau usaha. Kalaupun bisa, tentunya dengan kondisi yang sangat terbatas. Kenyataan pahit yang lain adalah kemungkinan tempat bekerja akan memberhentikan karyawan yang sudah lama tidak masuk kerja akibat terkena penyakit kritis.

Lalu siapa yang akan menanggung biaya rumah sakit atau hidup keluarga?

Jangan sampai Anda bangkrut dan hidup menderita karenanya. Memang benar Anda akan mendapatkan pesangon jika diberhentikan dari tempat bekerja, tetapi jumlahnya pasti terbatas. Dalam kondisi inilah Anda perlu asuransi penyakit kritis.

Asuransi penyakit kritis pada dasarnya adalah bagian dari asuransi kesehatan namun memiliki manfaat tambahan lebih spesifik, yaitu untuk penyakit yang berbahaya, membutuhkan biaya besar, dan punya akibat fatal sampai kematian.

Sesuai dengan definisinya, asuransi penyakit kritis akan memberikan manfaat uang pertanggungan (UP) pada Anda jika mengalami penyakit kritis. Biasanya jenis penyakit yang terkait dengan asuransi ini adalah jantung, kanker, stroke.

Asuransi penyakit kritis akan menetapkan kriteria kondisi kesehatan peserta yang dianggap cukup kritis akibat penyakit yang diderita sehingga tidak bisa bekerja lagi. Saat itulah, Uang Pertanggungan akan dibayarkan oleh asuransi.

Selain mengenal apa itu asuransi penyakit kritis Anda juga harus mengetahui tentang apa saja persyaratan dan fungsinya. Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum mengambil asuransi jenis ini, yaitu detail jenis penyakit yang dilindungi, polis asuransinya, dan proses klaim asuransi. Biasanya asuransi penyakit kritis memiliki persyaratan khusus sebelum kita bisa mengajukan klaim.

Asuransi penyakit kritis akan memberikan manfaat uang pertanggungan (UP) pada Anda jika mengalami penyakit kritis.

Contoh seperti masa bertahan hidup (ada yang 14 hari, 15 hari, bahkan 30 hari) semenjak terdiagnosis penyakit kritis baru bisa mengajukan klaim. Jadi sebelum Anda mendaftar asuransi cermati kembali hal-hal diatas dan pelajari bagaimana klaim diajukan dan uang penanggungan dicairkan.

Apa sebenarnya fungsi asuransi penyakit kritis?

Asuransi penyakit kritis (critical illness) memiliki beberapa fungsi, yaitu:

  1. Membiayai pengobatan/perawatan penyakit kritis, baik di dalam maupun di luar rumah sakit
  2. Mengganti biaya pengobatan/perawatan penyakit kritis
  3. Mengganti biaya lain di luar pengobatan/perawatan
  4. Mengganti penghasilan yang hilang karena tidak bisa bekerja, yang dijadikan sebagai dana pengganti penghasilan
  5. Melindungi dan mencegah kehilangan aset dan jeratan utang
  6. Membiayai cicilan/utang yang masih ada atau masih belum terlunaskan
  7. Mengurangi beban biaya kehidupan sehari-hari keluarga
  8. Menambah dana aset keluarga untuk kebutuhan sehari-hari demi masa depan yang lebih jelas
  9. Mengganti sebagai dana pendidikan anak ke depan, dikarenakan putusnya dana pendidikan yang sedang disiapkan akibat orang tua yang mengalami penyakit kritis

Pentingnya asuransi penyakit kritis disebabkan oleh meningkatnya biaya kesehatan dari tahun ke tahun. Mengutip dari Kompas.com pada 19 Juni 2019, biaya kesehatan di Indonesia meningkat sebanyak 20% pada 2019.

Kenaikan biaya kesehatan bahkan melebihi tingkat inflasi. Sedangkan untuk pendapatan hanya naik sekitar 1,5% saja. Jadi dapat disimpulkan jika biaya kesehatan tidak sebanding dengan kenaikan pendapatan masyarakat.

#AmitAmit jika harus terkena penyakit kritis. Tapi kalaupun iya, sebaiknya Anda siap. Untuk itu asuransi atau jaminan kesehatan sangat diperlukan. Terlebih lagi untuk beberapa kasus penyakit kritis biaya yang besar sering kali membebani keluarga. Bila si pencari nafkah dalam keluarga meninggal, otomatis akan berpengaruh pada pendapatan keluarga.

Manakah asuransi penyakit kritis yang sesuai dengan kebutuhan?

Jika saat ini sedang mencari asuransi penyakit kritis yang tepat, Anda dapat mempertimbangkan Flexi Critical Illness dari Astra Life. Cukup dengan satu polis, Anda bisa memperoleh Uang Pertanggungan (UP) hingga Rp2 Miliar tanpa perlu cek medis dengan harga yang optimal.

Nilai UP ini dapat Anda #AturSendiri sesuai dengan tahapan kehidupan. Misalnya, jika berumur 22 tahun, masih lajang dan baru masuk kerja, Anda bisa memperoleh Flexi Critical Illness dengan UP Rp500 juta dengan premi Rp111.500 per bulan. Lalu ketika menikah dan punya anak di usia 25 tahun, Anda bisa meningkatkan UP  tersebut menjadi Rp1 Miliar dengan premi Rp247.000 per bulan. Mudah dan fleksibel, bukan?

Yuk, kenali kebutuhan Anda dan dapatkan masa depan yang lebih nyaman serta sejahtera tapi harus khawatir risiko penyakit kritis.

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!