Menjaga Keuangan Tetap Sehat di Tengah Resesi

Indonesia resmi terbenam dalam resesi ekonomi. Apa yang bisa kita lakukan dalam menjaga keuangan agar tetap sehat di tengah resesi?

Menjaga Keuangan Tetap Sehat di Tengah Resesi

Indonesia resmi terbenam dalam resesi ekonomi, menyusul puluhan negara lain di dunia yang sudah lebih dulu masuk ke jurang resesi. Setelah mencatat kontraksi dengan pertumbuhan ekonomi minus 5,3% di kuartal dua, Indonesia kembali mencatatkan minus 2,9% pada kuartal tiga tahun ini akibat pandemi COVID-19. Resesi berarti kondisi perekonomian makro terpuruk yang bisa berimbas serius bagi keuangan pribadi. Apa yang bisa kita dalam hal menjaga keuangan tetap sehat di tengah resesi ekonomi?

Menjaga Keuangan Tetap Sehat di Tengah Resesi

Ancaman terbesar bagi keuangan setiap orang ketika resesi melanda adalah penurunan penghasilan bahkan kehilangan pendapatan. Pasalnya, ketika resesi, kebanyakan perusahaan akan kian masif menerapkan efisiensi mulai dari pengurangan tunjangan sampai terpaksa menggelar PHK. Jadi, kita perlu semakin cermat menjaga keuangan supaya tetap sehat dan bisa bertahan melewati resesi perekonomian ini. Oleh sebab itu, kamu bisa menerapkan strategi menjaga keuangan tetap sehat di tengah resesi berikut ini.

1. Amankan dana darurat

Dana darurat adalah pertahanan pertama. Apabila saat ini nilai dana darurat kamu masih belum ideal, sebaiknya kamu mempercepat upaya meningkatkan nominalnya supaya sesuai kebutuhan. Secara umum, kamu perlu memiliki dana darurat sebesar enam kali nilai pengeluaran rutin. Jadi, ketika saat ini kamu memiliki pengeluaran sebesar Rp15 juta per bulan, upayakan nilai dana darurat kamu bisa memadai sebesar Rp90 juta. Dana darurat ini akan membantu menjaga keuangan kamu dalam menghadapi resesi perekonomian.

Selain memperbesar nominalnya, jangan lupa juga untuk mendiversifikasi penempatan dana darurat. Kamu bisa memakai formula 20-50-30. Yaitu, 20% dana darurat berupa uang tunai, lalu 50% bisa kamu tempatkan di deposito perbankan dan 30% di reksa dana pasar uang.

Jadi, apabila kamu saat ini masih memiliki pendapatan memadai, usahakan tetap mengalokasikan pos belanja di luar pos kebutuhan primer.

2. Periksa kecukupan asuransi

Asuransi menjadi perlindungan penting dalam menjaga keuangan supaya kamu mampu menghadapi risiko finansial lebih besar seperti biaya pengobatan ketika sakit, atau ketika mendadak sumber pendapatan terhenti karena pencari nafkah tutup usia. Bila saat ini kamu sudah memiliki asuransi, coba periksa lagi apakah manfaat atau nilai proteksinya sudah memadai.

Misalnya, saat ini kamu sudah memiliki asuransi atau BPJS Kesehatan yang membayarkan manfaat biaya medis bila ada kejadian sakit. Kamu bisa menambahkannya dengan asuransi hospital cash plan dari Astra Life yang berfungsi memberikan santunan ketika di rawat di Rumah Sakit sejumlah besarnya pertanggungan dikalikan masa rawat inap. Misalnya besar santunan yang kamu pilih Rp500ribu/hari, maka ketika kamu dirawat inap selama 6 hari, kamu mendapat Rp3juta. Manfaat ini berfungsi menggantikan pendapatan yang hilang selama kamu tidak mampu bekerja karena sakit, atau untuk menutup pengeluaran-pengeluaran yang tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan seperti biaya transportasi, biaya makan pendamping, dan lain-lain.

Bila kamu belum memiliki asuransi jiwa, sebaiknya segera melengkapinya dengan memilih asuransi jiwa sesuai kondisi keuangan saat ini. Kamu bisa menimbang Flexi Life, asuransi jiwa murni dari Astra Life yang bisa didapatkan tanpa cek kesehatan, dilengkapi manfaat mencakup penyakit akibat COVID-19 tanpa masa tunggu.

3. Tetap alokasikan belanja di luar pos primer

Resesi ekonomi membutuhkan pertolongan kamu. Perekonomian sulit bangkit bila semua orang yang masih memiliki uang mengurangi konsumsi apalagi berhenti berbelanja dan hanya menabungkan sebagian besar pendapatan. Jadi, apabila kamu saat ini masih memiliki pendapatan memadai, usahakan tetap mengalokasikan pos belanja di luar pos kebutuhan primer. Bagaimana caranya?

Pos belanja makan di luar yang sudah banyak berkurang selama social distancing berjalan, atau pengeluaran transportasi yang menurun karena kini kamu lebih banyak work from home, bisa kamu alihkan untuk berbelanja kebutuhan non-primer dari produsen lokal. Contoh, jajan makanan kekinian dari teman yang merintis usaha kuliner, membeli baju atau sepatu dari produsen lokal, dan lain sebagainya. Pos konsumsi dapat tetap kamu pertahankan paralel dengan menabungkan sebagian pendapatan untuk pos dana darurat, asuransi maupun investasi. Dengan begitu, roda perekonomian negara kita tetap berputar sehingga resesi bisa lekas berakhir.

Pandemi COVID-19 telah menjatuhkan performa pasar finansial di seluruh dunia. Mungkin kamu juga mengalami penurunan nilai aset investasi akibat kejatuhan pasar finansial.

4. Menata risiko investasi

Pandemi COVID-19 telah menjatuhkan performa pasar finansial di seluruh dunia. Mungkin kamu juga mengalami penurunan nilai aset investasi akibat kejatuhan pasar finansial. Kini, ketika resesi perekonomian sudah menjadi kenyataan pahit, penting bagi kamu untuk menata lagi isi keranjang investasi kamu supaya risiko kerugian bisa diminimalisir dan tujuan keuangan dapat tetap diwujudkan. Beberapa hal yang perlu kamu perhatikan adalah profil risiko kamu sebagai investor, tujuan keuangan dan diversifikasi aset.

Misalnya, ketika kondisi perekonomian stabil, kamu biasa menempatkan 70% dari total pos investasi untuk membeli saham, lalu 30% untuk berinvestasi di aset berbasis pendapatan tetap seperti obligasi atau fixed income mutual fund, juga aset berbasis pasar uang seperti reksa dana pasar uang dan deposito bank. Nah, ketika situasi resesi membuat pasar tertekan, pembagian alokasi itu perlu penyesuaian. Komposisi aset di investasi berisiko tinggi seperti saham dapat dikurangi menjadi 30% saja dan sisanya alihkan ke aset berisiko lebih rendah seperti reksa dana pasar uang atau obligasi ritel.

Untuk tujuan keuangan yang sudah mendekati target waktu pemakaian dana, secara bertahap bisa kamu amankan nilainya ke aset berisiko rendah seperti deposito. Adapun untuk tujuan keuangan yang masih lama target pemakaian dananya, kamu bisa mendiversifikasi supaya risiko kerugian berkurang. Sebagai contoh, untuk persiapan dana pensiun, selama ini kamu banyak berinvestasi di saham sektor perbankan dan saham tambang. Di tengah situasi pandemi seperti ini, dua sektor tersebut sama-sama tertekan. Lakukan diversifikasi dengan menyebar investasi di sektor saham yang masih berpeluang tumbuh di tengah tekanan ekonomi. Misalnya, saham sektor consumer goods atau healthcare.

Empat strategi di atas bisa membantu kamu menjaga keuangan tetap sehat di tengah resesi ekonomi. Dapatkan strategi mengelola keuangan dan informasi seputar asuransi lainnya di Instagram @astralifeid. Tetap semangat dan pegang harapan baik, because #iGotYouBack.

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!