Akan Segera Menikah? Biaya Apa Saja yang Perlu Anda Persiapkan?

Pernikahan adalah momen istimewa yang harus direncanakan dengan matang. Ada daftar biaya yang harus dipersiapkan

Persiapan Biaya Nikah

Pernikahan merupakan momen istimewa yang paling ditunggu-tunggu oleh setiap pasangan. Maka tak heran, banyak pasangan yang mengabadikan momen istimewa tersebut dengan menggelar pesta meriah.

Sah-sah saja jika Anda merencanakan sebuah pernikahan yang meriah. Namun yang penting, buatlah pesta pernikahan yang sesuai dengan kemampuan finansial Anda dan pasangan. Ingat lho, ada kebutuhan hidup yang jauh lebih penting untuk direncanakan setelah pesta pernikahan usai. Beberapa tips praktis berikut ini akan membantu Anda menyusun biaya pernikahan serta perencanaan keuangan setelah menikah.

1. Duduk bersama membicarakan biaya pernikahan

Karena pesta pernikahan merupakan momen yang akan diingat oleh kedua pasangan, maka sudah selayaknya kedua calon mempelai duduk bersama untuk membicarakan konsep pesta pernikahan yang diinginkan. Dalam diskusi ini, kedua pasangan bisa membicarakan pos-pos yang biasanya memakan biaya besar yakni jumlah porsi katering serta biaya sewa gedung. Untuk memperoleh harga terbaik, kedua pasangan harus rajin-rajin melakukan survei dan membandingkan harga antar vendor.

Perencana keuangan Giri Sulandar berpesan, yang terpenting dalam menyusun bujet pernikahan ialah, kedua pasangan harus memegang komitmen untuk tidak over budget. “Selain itu, jangan menggunakan kredit untuk biaya pernikahan. Karena saat ini banyak saya temukan pasangan yang sudah 5-10 tahun menikah, namun tetap menyicil biaya pernikahan,” terang Giri kepada tim ilovelife, April 2018. Anda tidak mau kan, setelah pesta indah usai, kehidupan pernikahan Anda justru suram karena menyicil utang yang tak kunjung usai? Duh, jangan sampai ya.

2. Transparan mengenai penghasilan

Kedua pasangan perlu terbuka soal penghasilan untuk mengetahui joint income atau total penghasilan yang dihasilkan setelah menikah. Ini perlu agar di kemudian hari, ketika kedua pasangan memutuskan untuk membeli suatu aset dengan kredit, maka mereka dapat mengakses kredit dengan cicilan maksimum 30% dari joint income.

Selain itu, keterbukaan soal penghasilan juga akan membantu pasangan dalam menyusun anggaran keluarga dan rencana finansial keluarga yang akan dicapai dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Beberapa pos keuangan yang perlu direncanakan setelah menikah ialah dana darurat, dana pensiun, dan asuransi. Tapi Giri menyarankan calon mempelai untuk tidak melakukan kegiatan finansial bersama sebelum sah menikah. seperti memiliki rekening bersama, menyicil suatu aset bersama, atau investasi bersama.

Keterbukaan ini perlu agar selanjutnya pasangan dapat menentukan akan membuat perjanjian pra-nikah yang memisahkan harta atau tidak.

3. Buat daftar aset dan utang yang dimiliki

Calon mempelai juga harus duduk bersama mencatat daftar aset yang dimiliki seperti rumah, apartemen, mobil, motor, tabungan, investasi, dan piutang. Selain aset, kedua pasangan juga harus membicarakan utang yang dimiliki. Keterbukaan ini perlu agar selanjutnya pasangan dapat menentukan akan membuat perjanjian pra-nikah yang memisahkan harta atau tidak. Jika pasangan suami istri tidak memiliki perjanjian pra-nikah, maka otomatis harta dan utang yang dimiliki setelah pernikahan akan menyatu.

Giri mengatakan, beberapa pasangan memilih untuk pisah harta dengan beberapa pertimbangan, Misalnya, calon mempelai laki-laki adalah wirausaha dan calon mempelai perempuan adalah karyawan. Wirausaha umumnya kerap mengambil kredit investasi atau kredit modal kerja untuk usahanya. Dengan memisahkan harta, diharapkan setelah menikah pasangan ini masih dapat mengakses kredit bank untuk keperluan keluarga dengan menggunakan nama istri.

Dalam tahap ini, kedua calon mempelai juga harus terbuka mengenai utang yang dimiliki. Contohnya, jika ada pasangan sedang menyicil apartemen atau rumah, harus ada keterbukaan mengenai jumlah cicilan yang sudah dilunasi dan sisa utang. Sekaligus dalam tahap ini kedua pasangan harus terbuka mengenai rekam jejak kredit.

Dengan mengetahui daftar utang dan aset masing-masing, kedua pasangan akan dapat menilai apakah aset dan utang yang dimiliki dapat mengganggu rasio keuangan keluarga setelah menikah atau tidak. Jika masing-masing pasangan memiliki mobil dengan cara kredit, maka perlu dipikirkan apakah kredit kedua mobil tersebut perlu dilanjutkan atau dihentikan salah satu setelah menikah agar keluarga dapat mengakses utang lain seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

4. Persiapkan proteksi

Sebelum menikah, kedua pasangan yang bekerja sebagai karyawan umumnya telah memiliki dua macam proteksi yang disediakan perusahaan seperti jaminan hari tua dan asuransi kesehatan atau tunjangan kesehatan. Sebelum menikah, kedua pasangan ada baiknya mengecek apakah proteksi yang dimiliki sudah mencukupi atau belum.

Jika kedua pasangan memiliki BPJS Kesehatan, maka pasangan dapat mempertimbangkan untuk memiliki asuransi kesehatan swasta setelah menikah. Jika calon mempelai pria belum memiliki asuransi jiwa, maka pasangan dapat merencanakan memiliki asuransi jiwa setelah menikah. Kondisi lain misalnya, kedua calon mempelai telah memiliki asuransi jiwa. Maka yang perlu diperiksa ialah, apakah Uang Pertanggungan (UP) yang dimiliki cukup untuk ukuran nasabah yang telah berkeluarga. Seseorang juga wajib menjadikan pasangan sebagai ahli waris asuransi jiwa setelah menikah. Jika masing-masing calon mempelai telah memiliki asuransi kesehatan sebelum menikah, maka setelah menikah, keduanya dapat mencari asuransi kesehatan keluarga yang menawarkan premi terjangkau namun manfaat lebih maksimal.

Dengan menilik tips praktis di atas, semoga Anda yang sedang mempersiapkan pernikahan dapat merencanakan keuangan dengan lebih matang. Pesta pernikahan memang penting, tapi kebutuhan keuangan setelah menikah jauh lebih penting. Karenanya, #AyoLoveLife dan rencanakan masa depan Anda sebelum dan setelah menikah, sekarang, dengan AVA iFuture Premier persembahan Astra Life.

Pembayaran premi AVA iFuture Premier bisa dilakukan secara berkala dan memberikan manfaat Terminal illness, serta Manfaat Cacat Total dan Tetap, tanpa Medical Check Up. Anda juga dapat memiliki perlindungan sembari mengembangkan bentuk investasi yang hasilnya bisa dinikmati berupa Nilai Dana dengan masa pertanggungan sampai Anda mencapai usia 99 tahun.

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!