Waspada Cacar Monyet di Indonesia, Begini 9 Cara Mengobatinya

Infeksi penyakit cacar monyet atau monkeypox terus meningkat secara global. Indonesia pun sudah menyatakan adanya kasus pertama monkeypox di Jakarta. Kira-kira, bagaimana cara mengobati cacar monyet?

waspada cacar monyet di Indonesia

Waspada Cacar Monyet di Indonesia, Begini 9 Cara Mengobatinya

Ini adalah rangkuman artikel versi Mobile. Buatlah sekitar 1-2 kalimat untuk rangkuman artikel untuk membimbing pembaca mengerti isi artikel.

Infeksi penyakit cacar monyet atau monkeypox terus meningkat secara global. Bahkan, peningkatan ini didukung oleh data World Health Organization (WHO) pada Agustus 2022 yang menyebutkan ada lebih dari 35 ribu kasus monkeypox di 92 negara dan wilayah. Dengan angka kasus tersebut, pemerintah mulai gencar untuk mencari cara mengobati cacar monyet.

Mayoritas kasus cacar monyet dilaporkan berasal dari Eropa dan Amerika. Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menyatakan adanya kasus pertama monkeypox di tanah air terjadi di Jakarta, pada seorang laki-laki berusia 27 tahun yang baru saja kembali setelah bepergian ke luar negeri pada Agustus lalu.

Meski baru satu kasus cacar monyet yang terdeteksi di Indonesia, pemerintah mulai mengambil tindakan untuk mengantisipasi agar virus penyakit ini tidak menyebar lagi ke orang lain. Namun, kita tetap perlu waspada akan penyakit ini dan perlu tahu bagaimana gejala hingga cara mengobati cacar monyet agar bisa segera ambil tindakan yang paling tepat sesegera mungkin. 

Kira-kira, bagaimana cara mengobati cacar monyet? Sebelum masuk ke pembahasan tersebut, kita kenalan dulu sama penyakit ini, yuk!

Apa itu Penyakit Cacar Monyet?

Melansir laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penyakit cacar monyet (monkeypox) merupakan penyakit zoonosis atau penyakit yang bisa ditularkan dari hewan ke manusia. Monkeypox termasuk penyakit langka yang disebabkan infeksi virus monkeypox. Virus cacar monyet adalah virus yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus, masih satu keluarga dengan virus variola (virus yang menyebabkan cacar).

Awalnya, monkeypox ditemukan pada 1958 ketika koloni monyet yang dipelihara sebagai subjek penelitian terkena wabah penyakit seperti cacar. Wabah yang menyerang para monyet inilah yang menyebabkan penyakit ini dinamakan cacar monyet atau monkeypox.

Meskipun namanya “cacar monyet”, sumber penyakit ini belum diketahui dengan jelas pada saat itu. Peneliti percaya bahwa hewan pengerat Afrika dan primata seperti monyet yang menyimpan virus ini, kemudian secara tidak sengaja menularkannya kepada manusia.

Penyakit cacar monyet pertama kali tercatat menginfeksi manusia pada 1970 di Republik Demokratik Kongo, Afrika Tengah. Melansir dari laman Kemenkes RI, virus ini dilaporkan telah menginfeksi orang-orang di Afrika Tengah dan Barat, seperti Kamerun, Republik Afrika Tengah, Pantai Gading, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Liberia, Nigeria, dan Sierra Leone.

Monkeypox memang terdengar cukup asing bagi orang yang tinggal di luar Afrika. Sampai pada 2022, virus ini mulai booming hingga memiliki aktif kasus sebanyak 54 ribu di seluruh dunia. Penyebaran virus monkeypox 2022 sendiri terjadi pada orang-orang yang dilaporkan memiliki riwayat perjalanan ke negara-negara di Eropa dan Amerika Utara. Melansir laman WHO, penderita yang terdampak virus ini kebanyakan mereka yang melakukan hubungan seks berisiko.

Beberapa negara di luar Afrika dengan kasus tertinggi, yaitu Amerika Serikat dengan 20 ribu kasus, Spanyol dengan 6 ribu kasus, dan Brazil dengan 5 ribu kasus. Untuk di Indonesia sendiri, sejauh ini baru satu kasus yang terkonfirmasi oleh Kemenkes RI.

Gejala ketika Tertular Cacar Monyet

Monkeypox memiliki gejala yang tidak jauh berbeda dengan cacar air. Namun, gejala cacar monyet pada manusia biasanya lebih ringan dibandingkan dengan gejala cacar air. Beberapa gejala yang paling umum diidentifikasi selama wabah cacar monyet 2022, yaitu:

Sakit kepala.

– Nyeri otot dan sakit punggung.

– Demam dengan suhu di atas 38,5 derajat Celcius.

– Pembengkakan kelenjar getah bening (Limfadenopati).

– Tubuh mengalami penurunan energi hingga terasa lemah (Asthenia).

– Muncul benjolan berisi air ataupun nanah di tubuh.

Selain gejala yang disebutkan di atas, monkeypox memunculkan ruam yang muncul di wajah dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lain seperti telapak tangan dan kaki, selangkangan, hingga ke area genital. Ruam biasanya muncul setelah satu sampai tiga hari penderita mengalami demam, dan bisa berlangsung selama dua hingga tiga minggu.

Cacar monyet biasanya memang tidak berakibat fatal hingga kematian, tetapi luka bekas cacarnya bisa jadi membekas secara permanen di kulit. Untuk sekarang, risikonya tidak terlalu tinggi menyebabkan kematian, tetapi jika wabah virusnya terus menyebar, akan berbahaya juga bagi orang-orang yang memiliki riwayat penyakit serius lainnya.

Cara Penularan Virus Monkeypox dan Tips Mencegahnya

Bagaimana proses penularan virus monkeypox? Menurut informasi yang dilansir dari laman WHO, virus cacar monyet mampu ditularkan dari hewan ke manusia ketika: 

  1. Seseorang tergigit atau terkena cakaran dari hewan terinfeksi.
  2. Memiliki kontak langsung karena mengurus hewan yang terinfeksi.
  3. Menggunakan produk yang berasal dari hewan yang terinfeksi.

Ada sedikit perbedaan penularan virus monkeypox dari manusia ke manusia, di mana penularan bisa terjadi ketika melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi melalui luka atau cairan tubuh penderita.

Kalau kamu sempat melakukan kontak langsung dengan seseorang yang sedang terpapar monkeypox, atau berada di lingkungan yang telah terkontaminasi virusnya, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan sebagai penanganan pertama sebagaimana melansir WHO, yaitu:

  1. Lakukan pemantauan terhadap tanda dan gejala selama 21 hari.
  2. Batasi kontak langsung dengan orang lain.
  3. Berikan informasi kepada orang di sekitar jika kamu sempat kontak langsung dengan orang yang terpapar.

Cara Mengobati Monkeypox

Lalu, bagaimana dengan obat cacar monyet? Sejauh ini, belum ada pengobatan pasti untuk virus monkeypox. Namun, melansir laman WHO dan Kompas.com, ternyata ada beberapa cara yang bisa kita dilakukan untuk mengobati cacar monyet, seperti:

  1. Banyak minum air putih selama masa pemulihan.
  2. Untuk mencegah infeksi sekunder di kulit, minum antibiotik yang sudah diresepkan oleh dokter.
  3. Jika mengalami demam dan nyeri, minum obat penurun demam dan penghilang rasa sakit.
  4. Bersihkan diri secara berkala dengan air hangat yang dicampur cairan oatmeal koloid untuk membantu meredakan gatal serta ruam yang muncul di kulit.
  5. Jenis antivirus yang biasa digunakan untuk mengobati smallpox atau cacar seperti  cidofovir atau tecovirimat juga bisa membantu proses pemulihan.
  6. Jika melakukan perawatan di rumah, lakukanlah isolasi dengan menggunakan ruangan serta kamar mandi sendiri.
  7. Membersihkan dan mendesinfeksi permukaan yang sering disentuh dengan sabun dan air serta desinfektan.
  8. Sering mencuci tangan dengan sabun dan air atau hand sanitizer.
  9. Menutupi ruam dengan pakaian tertutup atau perban.

Selain itu, pemberian vaksin cacar yaitu Jynneos dapat membantu mencegah penyakit cacar monyet hingga 85%, sebagaimana dilansir dari HelloSehat. Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat bahkan telah menyetujui vaksin Jynneos sebagai vaksin yang mampu mencegah virus cacar (smallpox) hingga cacar monyet (monkeypox).

Jika kamu terpapar virus monkeypox dan mengalami gejala yang cukup parah, biasanya dokter akan menganjurkan kamu untuk rawat inap agar bisa dilakukan perawatan yang lebih intensif. Lamanya rawat inap juga tergantung dari seberapa parah penyakit cacar monyet yang kamu rasakan. Karena itu, mungkin saja kamu bisa mendapatkan biaya rawat inap yang tak terduga.

Untuk mencegah biaya kesehatan yang tidak terduga dan sebagai proteksi dini, kamu bisa menggunakan asuransi kesehatan. Pasalnya, asuransi kesehatan memiliki manfaat untuk melindungi kamu dari biaya pengobatan yang tinggi dan tidak terduga.

Salah satunya seperti Flexi HS (Hospital and Surgical) dari Astra Life yang bisa jadi pilihan yang cocok untuk kamu. Flexi HS (Hospital and Surgical) dari Astra Life memberikan manfaat berupa fasilitas rawat inap sebanyak Rp2 juta per hari yang bisa diklaim tanpa perlu cek medis, memberikan fasilitas medical check up tiap 2 tahun sekali, hingga klaim asuransi lebih mudah dan praktis karena bisa dilakukan 100% secara online.

Tak hanya itu, Flexi HS juga memberikan perlindungan menyeluruh mulai dari rawat inap hingga pasca rawat inap, sehingga bisa memberikan rasa aman untuk kamu dan juga orang-orang terdekat. Kemudahan lainnya kamu bisa mencari tahu informasi mengenai asuransi Astra Life lebih lengkap dengan mengunjungi website ilovelife.co.id, ya!

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!