Dari Kelumpuhan hingga Depresi, Inilah Bahaya Spinal Cord Injury

Spinal cord injury adalah kondisi cedera tulang belakang dengan efek fatal bagi para penderitanya. Apa saja bahaya spinal cord injury?

Durasi baca: 4 menit

Dari-Kelumpuhan-hingga-Depresi-Inilah-Bahaya-Spinal-Cord-Injury

Dari Kelumpuhan hingga Depresi, Inilah Bahaya Spinal Cord Injury

Spinal cord injury adalah kondisi cedera tulang belakang dengan efek fatal bagi para penderitanya. Apa saja bahaya spinal cord injury?

Durasi baca: 4 menit

Beberapa waktu terakhir, publik tiba-tiba menjadi familiar dengan istilah medis spinal cord injury. Kondisi tersebut jadi lebih dikenal publik setelah munculnya banyak pemberitaan tentang seorang selebgram yang mengalami spinal cord injury akibat kecelakaan lalu lintas yang dialaminya di tahun 2019 lalu. 

Ia pun sempat diundang untuk menceritakan hal-hal seputar kecelakaan yang menimpanya di beberapa kanal YouTube. Diceritakan dalam video-video itu, terlihat ia harus selalu digendong dari mobil hingga ke studio, dibantu untuk minum karena fungsi motorik tangannya pun tak lagi sempurna, hingga hanya bisa terbaring di atas tempat tidur pasca kecelakaan. Hal ini disebabkan fungsi motorik tubuhnya yang tak lagi berfungsi sempurna akibat spinal cord injury yang dialaminya. Lantas, apa sih sebenarnya spinal cord injury itu?

Apa Itu Spinal Cord Injury?

Secara singkat spinal cord injury dapat dijelaskan sebagai cedera sumsum tulang belakang. Kondisi medis ini termasuk kategori cedera paling berbahaya yang dapat dialami oleh manusia, mengingat vitalnya peran sumsum tulang belakang dalam tubuh manusia. Sumsum tulang belakang adalah kumpulan utama saraf yang menghubungkan dan membawa impuls dari otak ke seluruh tubuh seseorang, dan sebaliknya. 

Umumnya, spinal cord injury diklasifikasikan ke dalam dua tipe berdasarkan tingkat keparahannya, yakni:

1. Cedera total

Bila seseorang mengalami cedera sumsum tulang belakang total, kehilangan semua perasaan dan kontrol tubuh di bawah cedera tulang belakang.

2. Cedera tidak total

Mereka yang mengalami cedera tidak total mungkin masih memiliki perasaan atau kendali pada area yang terkena.

Lokasi cedera juga menentukan jenisnya. Ada empat bagian sumsum tulang belakang yang mengontrol berbagai bagian tubuh. Empat bagian sumsum tulang belakang tersebut memengaruhi area-area dan organ mana saja yang akan mendapatkan efeknya, antara lain:

1. Cedera tulang belakang leher

Karena cedera tulang belakang leher paling dekat dengan otak dan dapat mempengaruhi bagian tubuh yang terbesar, cedera ini cenderung menjadi jenis yang paling parah. Cedera pada tulang belakang leher sering menyebabkan tetraplegia, juga dikenal sebagai quadriplegia, yang merupakan kelumpuhan penuh atau sebagian dari kepala, kaki, tangan, jari, dan batang tubuh (torso).

2. Cedera tulang belakang toraks

Termasuk tulang belakang dada termasuk bagian atas dan tengah punggung, cedera tulang belakang dada sering mempengaruhi otot-otot di perut, kaki, dan punggung bawah. Orang dengan cedera tulang belakang toraks mungkin mengalami paraplegia, yang berarti mereka mengalami kelumpuhan di bagian torso dan kaki. Seseorang dengan paraplegia masih dapat menggunakan lengan dan tangannya.

3. Cedera tulang belakang lumbar

Tulang belakang lumbar adalah bagian utama terendah dari tulang belakang. Vertebra di bagian ini lebih besar karena menopang lebih banyak berat daripada di area tulang belakang lainnya. Seseorang dengan cedera tulang belakang lumbar mungkin kehilangan beberapa fungsi di pinggul dan kaki, tetapi mereka biasanya mempertahankan kendali atas tubuh bagian atas mereka. Mereka mungkin dapat berjalan dengan tongkat, kruk, atau menggunakan kursi roda.

4. Cedera tulang belakang sakral

Tulang belakang sakral adalah area tepat di atas tulang ekor. Saraf yang muncul dari bagian sumsum tulang belakang ini mengontrol area pinggul, selangkangan, dan bagian belakang paha. Sehingga, jika ada cedera pada bagian ini, penderitanya bisa mengalami kesulitan untuk mengontrol organ kemih dan pencernaan. Bahkan, dalam kondisi yang lebih parah, penderita cedera tulang belakang sakral memiliki kemungkinan yang sangat kecil bisa berjalan.

National Spinal Cord Injury Statistical Center mencatat bahwa rata-rata usia orang yang mengalami spinal cord injury berusia 43 tahun, dengan 78% di antaranya adalah laki-laki. Penyebab tertingginya adalah kecelakaan lalu lintas, diikuti dengan jatuh sebagai penyebab tertinggi kedua. Pernyataan tersebut didukung oleh data dari American Associations of Neurological Surgeons yang mendapati bahwa kecelakaan lalu lintas adalah penyebab utama orang-orang berusia muda mengalami cedera tersebut, sementara orang-orang yang berusia di atas 65 tahun biasanya mengalami cedera itu karena terjatuh.

Selain itu, orang yang gemar melakukan olahraga ekstrim juga berpotensi mengalami spinal cord injury. Terlebih lagi jika cabang olahraganya memiliki kemungkinan untuk terbentur keras ataupun terjatuh dari ketinggian.

Ciri-Ciri Spinal Cord Injury

Tak hanya kecelakaan atau insiden-insiden fisik, spinal cord injury juga lebih rentan dialami oleh orang-orang dengan satu atau lebih dari beberapa penyakit, seperti misalnya, polio, spina bifida, atau ataksia Friedreich.

Terjatuh atau terpeleset juga merupakan salah satu penyebab terjadinya spinal cord injury, namun kerap sebagian dari kita mengunjungi pengobatan alternatif alih-alih melakukan pengobatan dengan pendekatan medis saat terjatuh. Hal ini bisa saja membuat seseorang tidak menyadari apakah saat ia terjatuh, ia mengalami spinal cord injury atau tidak. 

Ada beberapa ciri yang dapat dikenali dengan mudah bila seseorang kemungkinan mengalami cedera tersebut, agar bila ia mengalami sebagian atau keseluruhan ciri-ciri ini, ia dapat segera periksakan ke dokter. Ciri-ciri tersebut adalah:

  1. Nyeri atau tekanan ekstrem di leher, kepala, atau punggung
  2. Kesemutan atau hilangnya sensasi di tangan, jari tangan, kaki, atau jari kaki
  3. Kehilangan kendali sebagian atau seluruhnya atas bagian tubuh mana pun
  4. Sulit mengontrol urin
  5. Kesulitan dengan keseimbangan dan berjalan
  6. Sensasi seperti nyeri atau perasaan ditekan di dada 
  7. Gangguan pernapasan
  8. Benjolan yang tidak biasa di kepala atau tulang belakang

Bagaimana Efek Spinal Cord Injury pada Penderitanya?

Selain dapat menyebabkan kelumpuhan dan mengganggu aktivitas motorik penderitanya, spinal cord injury juga berpengaruh pada kondisi anggota tubuh lainnya, seperti:

1. Kehilangan kontrol kandung kemih, kontrol usus, atau keduanya 

Mengingat syaraf tulang belakang memiliki peranan penting dalam kontrol otot organ saluran kemih dan pencernaan, maka penderita spinal cord injury dapat kehilangan kemampuan mengontrol saat buang air. Sehingga, mereka perlu belajar menyesuaikan diri untuk buang air dengan kondisi seperti ini atau dibantu menggunakan alat seperti kateter.

2. Penyusutan otot

Jika seseorang tidak dapat bergerak dan menggunakan lengan atau kaki mereka, otot dapat menyusut (atrofi) dan menjadi lemah. Kebugaran fisik orang tersebut juga dapat menurun.

3. Nyeri saraf berkepanjangan

Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari dua pertiga orang yang mengalami cedera tulang belakang mengalami nyeri saraf jangka panjang. Rasa sakit dapat terjadi di bagian tubuh yang masih memiliki perasaan, atau dapat mempengaruhi area yang memiliki sedikit atau tidak ada sensasi sama sekali.

4. Luka yang tidak disadari

Jika seseorang tidak dapat merasakan bagian tertentu dari tubuhnya, mereka mungkin tidak menyadari adanya luka, luka, atau luka bakar yang diderita di area ini. Mereka perlu sering melakukan pemeriksaan kulit dan kuku untuk mencari cedera guna membantu mencegah infeksi dan komplikasi lainnya.

Selain itu, dengan kondisi terlalu lama harus berbaring dan duduk di posisi yang sama juga berpotensi menimbulkan ulkus dekubitus, yakni luka yang timbul akibat tekanan berkepanjangan pada area kulit tertentu. Umumnya ulkus dekubitus pada pasien spinal cord injury muncul di area punggung, pergelangan kaki, dan tulang ekor.

5. Masalah paru-paru

Jika seseorang tidak dapat batuk atau bernapas dengan baik setelah mengalami spinal cord injury, mereka mungkin tidak dapat membersihkan paru-parunya dengan baik. Kesulitan ini menempatkan mereka pada risiko yang lebih tinggi terkena pneumonia.

6. Stroke dan serangan jantung

Spinal cord injury meningkatkan risiko tekanan darah tiba-tiba menjadi sangat tinggi. Dokter menyebut ini sebagai disrefleksia otonom, dan dapat menyebabkan kejang, serangan jantung, dan stroke.

7. Obesitas

Hilangnya kemampuan seseorang untuk berjalan atau bergerak membuat mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk tidak bergerak. Perubahan gaya hidup ini dapat menyebabkan seseorang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas dan mengembangkan kondisi terkait, seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

8. Depresi

Selain berdampak pada fisik, spinal cord injury juga berpengaruh pada kesehatan mental orang yang mengalaminya. Tidak semua orang bisa menerima perubahan fungsi tubuh yang terjadi akibat spinal cord injury.

Meminimalisir Risiko Spinal Cord Injury

Dikarenakan penyebab utama spinal cord injury adalah kecelakaan lalu lintas dan benturan fisik yang terlalu keras, maka WHO mengusulkan beberapa jenis intervensi yang efektif yang dapat dilakukan termasuk oleh pemerintah untuk mencegah beberapa penyebab utama cedera tulang belakang, sebagai berikut:

1. Perbaikan jalan

Jalan yang berlubang atau bergelombang lebih berpotensi menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Sebagaimana fasilitas umum lainnya, pemerintah perlu memerhatikan kondisi jalan untuk meminimalisir kecelakaan.

2. Perilaku baik di jalan untuk menghindari kecelakaan lalu lintas jalan 

Selain perbaikan jalan, berperilaku baik saat berkendara juga diperlukan. Selalu kenakan sabuk pengaman saat mengemudi, tidak berkendara di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan, hindari berkendara dengan siapa pun yang sesang di bawah pengaruh. Hindari gangguan saat mengemudi dan perhatikan jalan baik-baik. Pesan singkat dan panggilan telepon bisa menunggu.

3. Jaga kebersihan rumah 

Terpeleset dan jatuh sering terjadi di rumah. Penting untuk menjaga lantai bersih dari bahaya yang dapat menyebabkan jatuh. Ini sangat penting bagi orang tua karena jatuh bisa membahayakan mereka. Memasang pegangan tangan di tangga juga dapat membantu meningkatkan keamanan rumah.

4. Pelindung jendela di gedung-gedung tinggi untuk mencegah jatuh 

5. Adanya kebijakan untuk soal penggunaan alkohol yang berbahaya yang umumnya terkait dengan konsumsi alkohol saat berkendara.

Melindungi diri dari spinal cord injury dapat dilakukan dengan meminimalisir risiko. Taat peraturan lalu lintas, perangai yang baik saat berkendara, dan menjaga kebersihan rumah agar orang lanjut usia tak mudah terpeleset adalah hal-hal sederhana yang ternyata memegang peranan yang sangat penting untuk melindungi diri dan orang-orang yang kita sayangi dari cedera ini.

Seperti sabuk pengaman, cegahlah risiko penyakit yang akan terjadi dengan memilih asuransi yang dapat memberikan keamanan dan kenyamanan bagi penerima manfaatnya,. Oleh sebab itu AVA Proteksi Optima 117 hadir sebagai solusi perlindungan untukmu dan keluarga dari 117 kondisi penyakit kritis, juga penyakit kritis katastropik. AVA Proteksi Optima 117 dirancang khusus untuk memberikan ketenangan dalam menjalani hidup terhadap risiko penyakit kritis sehingga kamu dapat memastikan kamu dan keluarga terlindungi dan selalu mencintai hidup.

Maka dari itu, tunggu apa lagi? Cek informasi lengkap produk Astra Life di laman astralife.co.id dan terus ikuti update seputar kesehatan, finansial, dan kehidupan di Instagram @astralifeid

Urusan Sehat, No Worries. #IGotYourBack

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!