Kematian Mendadak, Benarkah Sebab Alarm Tubuh Tidak Diacuhkan?

Kematian mendadak yang dialami beberapa selebritas mengundang tanya banyak orang. Sebut saja Mike Mohede, Ricky Johanes, sampai Yani Libels.

Kematian Mendadak, Benarkah Sebab Alarm Tubuh Tidak Diacuhkan?

Kematian mendadak yang dialami beberapa selebritas mengundang tanya banyak orang. Sebut saja Mike Mohede, Ricky Johanes, sampai Yani Libels..

Kabar mengejutkan datang dari penyanyi Mike Mohede pada 31 Juli lalu. Pria berusia 32 tahun meninggal saat tidur siang setelah bermain. Diduga, kematian mendadak yang dialmi pelantun Sahabat Jadi Cinta itu akibat terkena serangan jantung.

Mike bukan selebritas pertama yang diberitakan meninggal tiba-tiba. Pada 22 Maret 2013, presenter kondang Ricky Johanes meninggal karena serangan jantung. Dia dikabarkan sempat beberapa kali mengalami sesak dada sehingga memeriksanya ke dokter. Begitu pula dengan penyanyi Yani Libels. Setelah sering mengeluh sakit di dada, dia mengembuskan napas terakhirnya pada 25 Maret 2015.

Ajal memang tidak bisa dikira. Setidaknya dalam kisah Mike dan para selebritas di atas, tidak ada tanda-tanda maut yang tampak nyata di mata orang sekelilingnya. Tapi manusia diciptakan untuk waspada terhadap kematian di antaranya dengan menjaga kesehatan. Terkadang, tubuh pun mengirim alarm agar selalu waspada. Berikut tanda-tanda yang dikirimkan tubuh.

Terkadang, tubuh pun mengirim alarm agar selalu waspada.

1. Berat badan Anda tiba-tiba turun

Banyak orang berupaya menurunkan berat badan dengan segala cara. Mulai olahraga berat hingga diet. Lantas bagaimana jika Anda tidak melakukan itu, tetapi berat badan turun drastis. “Berat badan dipengaruhi oleh asupan kalori, aktivitas, kesehatan secara keseluruhan, usia, konsumsi obat-obatan tertentu, dan faktor-faktor ekonomi dan sosial,” kata Tracy Ann Siegfried, MD, Direktur Medis N.E.W. Program, Inc, sebuah program penurunan berat badan di Newport Beach, California, AS. “Jika faktor-faktor disebut di atas berkontribusi pada penurunan berat badan, Anda tidak perlu khawatir.”

Anda sebaiknya berkonsultasi ke dokter jika…

Berat badan Anda turun 5 persen dalam waktu enam sampai 12 bulan tanpa upaya menurunkan berat badan. Apalagi jika usia Anda sudah lewat 35 tahun. Contohnya, Anda dianjurkan ke dokter jika berat badan Anda 72 kilogram, dan turun 3,6 kg dalam waktu 6 bulan. Faktor-faktor medis yang bisa menyebabkan penurunan berat badan di antaranya kanker, depresi, demensia, parkinson, dan diabetes.

2. Perut sakit

Nyeri perut dapat terjadi karena berbagai sebab. Bisa diare, gangguan pencernaan, maag, serangan jantung, sembelit, nyeri otot, dan masih banyak lagi. Siegfried mengatakan rasa sakit di perut bisa terjadi juga karena latihan berat. Jika itu yang terjadi, Anda tidak butuh pergi ke dokter.

Anda sebaiknya berkonsultasi ke dokter jika…

Nyeri berlangsung lebih dari tiga hari atau berhubungan dengan trauma. Atau, sakit di perut disertai sesak bahkan nyeri di dada. Selain itu, temui dokter jika sakit perut dibarengi mual, muntah, serta kembung.

3. Susah bernapas

Olahraga, kecemasan, asma, serta pelbagai situasi lainnya bisa memicu sesak napas. Tapi, kata Siegfried, itu normal. Sesak napas juga bisa terjadi lantaran perubahan suhu secara drastis, obesitas, atau berada di ketinggian. Kondisi itu biasanya dianggap normal.

Anda sebaiknya berkonsultasi ke dokter jika…

Susah bernapas dan merasa nyeri di dada, atau terjadi pembengkakan pada kaki atau pergelangan kaki. Kondisi sesak napas saat berbaring disertai demam tinggi, menggigil dan batuk, bibir atau ujung jari membiru juga seharusnya Anda waspadai.

4. Sakit kepala

Sakit kepala pada siang hari setelah rapat dengan si bos? Itu sih tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Siegfried mengatakan beberapa sakit kepala yang masih dianggap relatif wajar adalah migrain atau sakit kepala karena menstruasi, kurang tidur, terlambat makan, berat badan yang kurang proporsional, infeksi sinus, dan mengkonsumsi alkohol.

Anda sebaiknya berkonsultasi ke dokter jika…

Tiba-tiba diserang sakit kepala yang sangat berat, sakit kepala yang berhubungan dengan gejala-gejala saraf seperti tiba-tiba jatuh atau mati rasa atau sakit kepala karena demam, sesak napas, leher kaku atau ruam. Perhatikan pula jika sakit kepala terjadi pada malam hari setelah kepala sempat cedera. Juga waspadai sakit kepala yang terjadi lebih dari tiga kali sepekan.

5. Demam

Demam biasanya terjadi ketika tubuh Anda melawan infeksi seperti flu atau peradangan akibat cedera atau penyakit. Demam memproduksi zat yang disebut pirogen (virus, bakteri, jamur, obat dan racun) yang memicu sistem kekebalan tubuh untuk meningkatkan suhu tubuh. Suhu dasar kebanyakan orang adalah 37 derajat Celsius. Terbakar matahari, kelelahan, dan obat-obatan juga dapat memicu demam.

Anda sebaiknya berkonsultasi ke dokter jika…

Suhu tubuh Anda mencapai 39,4 derajat Celsius atau lebih, atau Anda sudah demam selama lebih dari tiga hari. Siegfried juga menyarankan agar Anda mencari bantuan jika mengalami halusinasi, kebingungan mental, kelesuan atau lekas marah, kejang, dehidrasi, sakit kepala parah, ruam kulit, leher kaku, atau sakit saat menekuk leher ke depan.

6. Mendengkur

Ya, ya, ya… Anda merasa tidak pernah mendengkur. Sesungguhnya itulah yang dikatakan oleh hampir semua pendengkur, sampai… pasangan Anda menyatakan sebaliknya (bahkan memiliki bukti berupa rekaman suara)! Anda mengira mendengkur itu wajar? Well, pikir lagi. “Jika Anda mendengkur sesekali dan teratur, dan tidur Anda bersifat restoratif (saat bangun, Anda merasa segar), dan Anda tidak merasa kantuk di siang hari, Anda mungkin baik-baik saja,” kata Peter Fotinakes, MD, direktur medis dari Sleep Disorders Center di Rumah Sakit St. Joseph, Orange, CA, AS.

Anda sebaiknya berkonsultasi ke dokter jika…

Mendengkur setiap malam dan dengkuran Anda disertai napas terengah dan mendengus. Gejala tersebut ditambah rasa kantuk di siang hari, adalah tanda-tanda sleep apnea atau berhenti bernapas saat tidur, yang dapat menyebabkan masalah jantung serta darah tinggi. Sleep apnea terdiri dari dua jenis, yaitu apnea obstruksi yang disebabkan otot tenggorokan mengalami relaksasi berlebih dan apnea tidur sentral yang disebabkan karena otak tidak mengirim sinyal ke otot untuk mengatur pernapasan.

7. Kotoran Anda berwarna gelap

Empedu dari hati saat mencerna makanan membuat kotoran Anda berwarna coklat, kuning terang, sampai nyaris hitam. Perubahan warna feses tidak selalu harus dikhawatirkan. Misalnya, jika Anda sebelumnya makan buah cranberry atau sayuran merah yang dapat mengubah warna tinja menjadi merah. Atau pil zat besi dan obat bismut mengandung seperti Pepto-Bismol yang bisa menyebabkan tinja berwarna gelap. “Namun, ini adalah peristiwa singkat dan dapat dikaitkan langsung dengan makanan,” kata Jack Jacoub, MD, internis dan ahli onkologi medis di Memorial Care Cancer Institute di Orange Coast Memorial Medical Center di Fountain Valley, CA, AS.

Anda sebaiknya berkonsultasi ke dokter jika…

Warna tinja Anda merah atau marun, tanpa pemicu dari makanan atau obat. Apalagi, kata Jacoub, jika kondisi itu disertai gejala lain seperti sakit perut, mual, kram, muntah, hingga penurunan berat badan. “Warna feses hitam bisa mengindikasikan perdarahan dari perut, dan mungkin menandakan maag, kanker atau gangguan lainnya,” ujar Jacoub.

8. Dahaga tiada henti

Ketika siang hari dan matahari sedang terik-teriknya, Anda minum banyak air putih. Tapi tak lama setelah itu, ketika berkemih air yang dikeluarkan tidak banyak. Menurut Kristine Arthur, MD, internis di Orange Coast Memorial Medical Center di Fountain Valley, CA, AS, Anda kemungkinan besar mengalami dehidrasi. “Haus juga dapat terjadi sebagai efek samping dari obat-obatan yang Anda konsumsi seperti obat tekanan darah, diuretik, dan beberapa obat psikiatris.”

Anda sebaiknya berkonsultasi ke dokter jika…

Rasa haus disertai dengan pembengkakan di kaki dan berat badan yang bertambah. Itu bisa jadi merupakan tanda dari masalah jantung atau ginjal. “Rasa haus juga dapat menjadi tanda dari diabetes mellitus,” kata Arthur. Gula darah tinggi menyebabkan orang sering buang air kecil sehingga mereka kerap minum. Jika Anda mengalami dehidrasi dan merasa dahaga, kebutuhan cairan tubuh Anda hanya akan terpenuhi dengan minum. Tapi kondisi berbeda dengan pengidap diabetes mellitus. Haus tak lantas terpadamkan dengan minum. Bahkan, terkadang disertai mual, pusing, penglihatan kabur, serta kelelahan. Jika itu yang terjadi periksakan segera diri Anda ke dokter, ya!

Waspada akan tanda-tanda yang diberikan tubuh dapat mencegah tubuh menderita terlalu jauh akibat penyakit yang diidap. Cintai tubuh dengan ‘mendengarkannya’ saat ia berkeluh-kesah. Begitu, bukan?

Selain itu, lengkapi juga cara mencintai tubuh Anda dengan perlindungan berupa asuransi kesehatan yang tepat. Seperti AVA iBright Protector dari Astra Life, misalnya, yang akan memberikan manfaat terminal ilness serta cacat total dan tetap hingga usia 99 tahun. Lebih lengkapnya, Anda bisa cek di sini.

Jadi, ayo segera cintai hidup Anda dan jalani mimpi dengan tubuh yang lebih sehat!

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!