#LoveLifeTalks: 10 Tips Bikin Konten Traveling Keren ala Kadek Arini

Menurut Kadek, setidaknya ada 10 tips bikin konten traveling keren jika ingin mendokumetasikan foto layaknya travel blogger profesional.

preset kadek arini

Lewat program #LoveLifeTalks dari Astra Life yang bertajuk “How to Document Your Traveling Photos/Videos Like a Pro” pada Jumat, 17 April 2020 lalu, travel blogger Kadek Arini membagikan tips cara bikin konten traveling keren ala ahlinya. IG Live yang berlangsung mulai pukul 12.00 WIB hingga 13.00 WIB ini dipandu oleh Ancilla Lily, Head of Bancassurance and Business Astra Life.

Bagi Kadek yang lahir dan besar di Jakarta ini, traveling memang telah menjadi cinta pertamanya. Tak heran, selain menjadi hobi, jalan-jalan juga telah membawa wanita lulusan fakultas teknik Universitas Gajah Mada ini keliling Indonesia dan dunia dengan dukungan berbagai produk komersial yang menggandengnya sebagai social media buzzer. Menurut Kadek, setidaknya ada 10 hal yang bisa kamu siapkan jika ingin mendokumetasikan foto dan video layaknya travel blogger profesional.

10 Tips Bikin Konten Traveling Keren ala Kadek Arini

1. Ambil foto dari berbagai angle

Jalan-jalan dan mengabadikan momen sekaligus kadang memiliki tantangan tersendiri. Kadang, karena terlalu sibuk mengabadikan momen, seseorang jadi tidak bisa menikmati pengalaman traveling. Sayang sekali, bukan? Nah, agar kamu tetap bisa menikmati momen jalan-jalan, sebaiknya ketika kamu mengambil foto, ambillah foto sebanyak-banyaknya, kemudian memilih foto terbaik kemudian. “Ambil saja sekalian banyak. Misalnya dari satu obyek foto, ambil dari beberapa angle. Jadi tidak usah bolak-balik lihat dulu. Kalau ambil langsung beberapa foto sekaligus, kita bisa pilih nanti,” ujar Kadek.

2. Ambil foto dan video di jam yang tepat

Menurut Kadek, foto atau video outdoor akan menghasilkan gambar yang bagus ketika diambil jam 07.00 hingga pukul 11.00, lalu jam 16.00 hingga sunset. Untuk bikin konten traveling keren, ia menyarankan untuk tidak mengambil gambar di jam 12.00 tepat karena saat itu posisi matahari ada di atas kepala persis. Akibatnya, obyek foto akan mengalami backlight, dan sinar matahari terlalu “keras” menyinari wajah kamu.

3. Perbanyak aksesoris

Untuk memperbanyak variasi foto, Kadek menyarankan untuk membawa banyak aksesoris. Kemudian, padu-padankan aksesoris ini dengan baju yang kamu kenakan saat jalan-jalan. Trik ini bisa membantu kamu ketika ingin mengunjungi beberapa tempat wisata dalam sehari dengan outfit yang sama. Trik selanjutnya untuk mengakali agar konten kamu tidak terlihat monoton ialah membawa outfit berbeda untuk masing-masing tujuan wisata. “Kalau mau mengunjungi tiga tempat dalam sehari, aku biasanya juga menyiapkan tiga outfit agar pakaian di foto beda-beda,” ujar Kadek.

Atau trik lain, jika kamu tidak mau ribet bawa banyak baju, maka sebaiknya kamu mengacak posting konten yang menggunakan outfit yang sama. Misalnya, jika dalam sehari kamu mengunjungi tiga tempat, maka kamu bisa memberi jarak 1-2 hari untuk posting masing-masing tempat wisata tersebut.

Pengalaman sakit di negeri orang ini membuat Kadek tak lagi cuek terhadap proteksi.

4. Kalahkan rasa takut

Untuk bikin konten traveling keren, kadang kamu juga perlu mengalahkan rasa takut. Kadek sebetulnya seseorang yang takut ketinggian. Namun, demi menghasilkan foto yang bagus, ia tidak keberatan untuk menaiki zip line di Nagano, Jepang, pada Februari 2020 lalu. Pengalaman ini tambah menegangkan lagi karena kabel yang membawa Kadek di ketinggian sempat macet di tengah jalan, sehingga ia harus bergelantungan selama beberapa saat. Tapi untunglah hasil fotonya mengagumkan, ya! So, it’s worth it.

5. Optimalkan device yang ada

Siapa bilang foto yang bagus harus pakai kamera DSLR atau pakai jasa fotografer profesional? Kenyataannya, Kadek tak selalu memakai dua hal itu. Kembali ke contoh foto zip line di Nagano, kebetulan tempat wisata tersebut tidak membolehkan wisatawan membawa kamera profesional. Sehingga, Kadek hanya memakai kamera dari smartphone dan meminta bantuan orang lain untuk mengambilkan foto. “Satu tips mudah yang sering dilupakan banyak orang ialah, lap lensa kamera sebelum mengambil gambar. Ini akan membuat yang dihasilkan tajam,” kata Kadek.

6. Gunakan aplikasi

Saat ini, ada berbagai aplikasi edit yang bisa membantu menghasilkan foto dan video yang bagus. Untuk foto misalnya, Kadek sering menggunakan Lightroom dan VSCO. Sementara untuk video, ia kerap menggunakan Inshot. “Aku biasanya punya preset sendiri untuk basic semua foto, walaupun setelah itu pasti aku sesuaikan lagi untuk menghasilkan tampilan yang aku mau,” ujarnya.

Jadi, ternyata kita tidak harus membeli preset untuk mengedit foto menjadi bagus. Hanya saja, seperti pepatah yang bilang practice makes perfect, maka kamu perlu sering latihan untuk menghasilkan edit yang kamu suka dengan waktu sesingkat mungkin. Untuk Kadek sendiri, ia bisa menghabiskan sekitar 10 menit untuk mengedit suatu foto.

7. Siapkan caption

Jika sudah menyiapkan foto, langkah selanjutnya ialah menyiapkan caption atau cerita dari foto yang hendak kamu posting. Cerita ini bisa kamu siapkan dari pengalaman pribadi selama mengunjungi tempat tersebut, local fact atau fakta seputar budaya setempat atau orang-orang setempat, atau sejarah mengenai tempat tersebut.

Traveling ke tujuan wisata baru atau ke negara yang belum pernah dikunjungi sebelumnya tentu mengandung risiko. Risiko yang bisa dihadapi traveller misalnya, risiko sakit selama di perjalanan, risiko kehilangan barang berharga, risiko kehilangan bagasi, risiko penerbangan terlambat, dan lain sebagainya.

8. Kerapihan folder dokumentasi itu penting

Memulai hobi sebagai travel blogger sejak sembilan tahun yang lalu membuat Kadek memiliki ribuan koleksi foto dan video. Untuk memastikan agar koleksi foto dan videonya tetap tersimpan dengan baik, Kadek biasa melakukan backup dari kamera ke komputer, sehari setelah pulang dari traveling. Kemudian, ia menamakan foto-foto berdasarkan nama lokasi dan hari. Dengan begitu, ia bisa dengan mudah mencari dokumentasi foto dan video dari perjalanan-perjalanan yang pernah ia lakukan.

9. Siapkan anggaran

Terlepas dari bagaimana bikin konten traveling keren, seorang traveler juga perlu menyusun dan menyiapkan anggaran untuk membiayai perjalanannya. Menyusun bujet ini diperlukan agar kamu tidak kaget dengan biaya yang dihabiskan di negara tujuan. Biaya yang perlu disusun misalnya, pesawat, hotel, transportasi, biaya makan, dan biaya masuk ke tempat wisata. Menurut Kadek, biaya tertinggi yang pernah ia keluarkan ialah ketika naik taksi 15 menit di Inggris yang memakan biaya Rp2 juta. “Nah kalau kita sudah melakukan riset sebelumnya mengenai anggaran, jadi kita bisa menabung lebih banyak dari jauh-jauh hari,” kata Kadek.

10. Siapkan asuransi perjalanan

Traveling ke tujuan wisata baru atau ke negara yang belum pernah dikunjungi sebelumnya tentu mengandung risiko. Risiko yang bisa dihadapi traveller misalnya, risiko sakit selama di perjalanan, risiko kehilangan barang berharga, risiko kehilangan bagasi, risiko penerbangan terlambat, dan lain sebagainya. Kadek pun menyadari bahwa setiap aktivitas jalan-jalannya selalu mengandung risiko.

Kadek sendiri sempat beberapa kali mengalami sakit di negeri orang. Seperti ketika solo traveling ke China, Kadek merasa tidak enak badan sampai muntah-muntah. Ia juga sempat mengalami demam dan mual ketika jalan-jalan ke New Zealand. Karena merasa tidak enak badan, Kadek memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter. Total biaya konsultasi dan obat-obatan yang harus ia tebus ketika sakit di New Zealand mencapai Rp2 juta.

Tak berhenti sampai di situ, Kadek juga sempat mengalami sakit baru-baru ini ketika pelesir ke Jepang. Pengalamannya kali ini cukup menegangkan, karena berlangsung ketika virus corona baru-baru mewabah di dunia, termasuk di Jepang. Karena suhu badan Kadek cukup tinggi, maka tour guide menyarankannya untuk menjalani tes virus corona. Untuk menjalani tes tersebut, Kadek harus keluar biaya sebesar Rp3,5 juta. “Waduh, mahal banget deh kalau sakit di luar negeri. Untungnya aku pakai asuransi perjalanan, jadi semua biaya rumah sakit diganti oleh perusahaan asuransi. Persyaratan klaim asuransinya pun mudah, aku cuma disuruh melampirkan hasil diagnosa dokter dan tiket penerbangan sebagai bukti kalau aku benar-benar melakukan perjalanan ke sana,” tutur Kadek.

Pengalaman sakit di negeri orang ini membuat Kadek tak lagi cuek terhadap proteksi. Jadi, di tengah kesibukannya menyiapkan perjalanan, ia tetap menyempatkan diri untuk membeli proteksi.

AVA iSave Protection adalah asuransi yang cocok untuk travelers. Karena selain memberikan Uang Pertanggungan jika kita amit-amit meninggal dunia atau terkena cacat, produk ini juga bisa membantu kita menyiapkan tabungan untuk traveling. Dan juga, premi kita akan dikembalikan hingga 105% jika tidak ada klaim sampai akhir periode.

Membeli AVA iSave Protection tidaklah ribet. Produk ini bisa dibeli di  Permatamobile X. Bahkan buat kamu yang last-minute person, kamu bisa membelinya ketika boarding atau sesaat sebelum terbang, maka seluruh perjalananmu pun langsung terlindungi. Jadi, kamu bisa lebih menikmati jalan-jalan tanpa khawatir akan risiko yang bisa terjadi.

Dengan menyimak ulasan IG Live dengan Kadek Arini di atas, semoga kini kamu semakin semangat bikin konten traveling keren. Stay adventurous#iGotYourBack.

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!