Pandemi Belum Usai, Waspada Varian Virus AY 4.2

Meskipun tingkat kasus positif Covid-19 dan level PPKM di Jakarta sudah mengalami penurunan signifikan, namun nampaknya kita belum bisa bernafas lega. Pasalnya, baru-baru ini ditemukan varian baru dari virus corona, yaitu AY 4.2.

Durasi baca: 3 menit

Pandemi-Belum-Usai-Waspada-Varian-Virus-AY-4.2

Pandemi Belum Usai, Waspada Varian Virus AY 4.2

Meskipun tingkat kasus positif Covid-19 dan level PPKM di Jakarta sudah mengalami penurunan signifikan, namun nampaknya kita belum bisa bernafas lega. Pasalnya, baru-baru ini ditemukan varian baru dari virus corona, yaitu AY 4.2.

Durasi baca: 3 menit

Sekarang ini kita bisa menikmati kembalinya kehidupan normal dengan pusat perbelanjaan dan hiburan yang beroperasi 100% seperti sebelum pandemi virus corona. PPKM pun sudah diturunkan menjadi level 1 di daerah DKI Jakarta. Sebagian dari kita pelan-pelan juga sudah mulai bekerja dan bertugas dari kantor. Begitu juga si kecil yang mulai kembali belajar dari bangku sekolah yang tidak virtual lagi.

Setelah hampir 2 tahun lamanya, akhirnya kita bisa merasakan sedikit kebebasan dan kelonggaran dari ancaman virus COVID-19. Walaupun ini adalah sesuatu yang baik, tapi jangan membuat kita lengah dan abai dengan fakta bahwa pandemi ini belum selesai dan perjuangan kita juga belum selesai.

Dilaporkan ada jenis virus corona terbaru bernama AY 4.2, yang menjadi bahan penelitian para ilmuwan dan ahli virologi (ahli segala sesuatu yang berkaitan dengan virus) di seluruh dunia. Apa sih varian AY 4.2 itu dan hal-hal apa saja  yang harus kita persiapkan sebagai langkah antisipasi dan pencegahan? Berikut fakta seputar virus corona varian AY 4.2 yang perlu kamu tahu.

Virus Corona Varian AY 4.2 Pertama Kali Ditemukan di Inggris

Varian AY 4.2 pertama kali terdeteksi di Inggris. Pada data yang terkumpul di tanggal 4 sampai dengan 11 Oktober, Inggris melaporkan adanya 8,5% kasus baru yang merupakan varian AY 4.2. Angka ini terus naik pada data yang terkumpul. Virus corona varian AY 4.2 telah diklasifikasikan oleh pemerintah Inggris sebagai Variant Under Investigation (VUI).

Di bulan yang sama, pada tanggal 26 Oktober 2021, Singapura melaporkan, bahwa varian AY 4.2 ini juga telah ditemukan dan menyebar. Kementerian Kesehatan Singapura sendiri masih mempelajari efeknya dan memperkirakan virus corona varian AY 4.2 ini memiliki kemampuan serupa dalam penularan dan tingkat keparahannya dengan varian Delta lainnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri sudah meneliti dan mengumpulkan bukti bahwa varian AY 4.2 kini sudah tersebar di 42 negara di dunia.

Varian AY 4.2 adalah Subvarian dari Delta

WHO melacak sekitar 20 variasi dari varian Delta. Pada akhir tahun 2020 dan awal tahun 2021, virus corona varian Delta, atau yang dikenal sebagai B.1.617, ditemukan di India, dan memiliki 3 jenis. Salah satunya adalah B.1.617.2 yang dikenal sebagai varian Delta yang merebak di berbagai negara dan menaikkan kasus COVID-19 secara drastis, termasuk di Indonesia. WHO memasukkan varian Delta sebagai Variant Under Concern (VUC). Varian AY 4.2 merupakan salah satu turunan dari varian delta B.1.617.2 ini, dan sering disebut juga sebagai varian ‘Delta Plus’.

Meskipun sudah terdeteksi masuk di negara-negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan sebagian Eropa Barat, varian virus corona AY 4.2 ini belum terklasifikasi sebagai strain dominan COVID-19. Efek penularan dan bahayanya pun masih menjadi subjek penelitian oleh ilmuwan di berbagai macam negara. WHO sendiri masih menelitinya lewat studi epidemiologis dan laboratorium untuk melihat perubahan dalam penularan varian dan penurunan antibodi manusia terhadap virus ini. 

Untuk sekarang, belum ada pembuktian bahwa varian ini membuat penyakit yang ditimbulkan COVID19 menjadi lebih parah atau membuat vaksin sama sekali menjadi tidak efektif. Dengan demikian, untuk mengetahui perkembangan terakhir varian AY 4.2, kita harus merujuk sumber yang terpercaya agar jangan sampai termakan hoax atau berita palsu.

Antisipasi AY 4.2 Sudah Dilakukan oleh Pemerintah Indonesia

Melihat virus corona varian AY 4.2 sudah menyebar di berbagai negara tetangga, maka Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun segera berinisiatif untuk mengantisipasi penularan salah satu varian virus corona ini.

Dalam pernyataan di tanggal 4 November 2021, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, mengatakan bahwa ada kemungkinan varian AY.4.2 teridentifikasi di Indonesia, tapi tidak melalui pelaku perjalanan internasional.

Di Indonesia sendiri sudah terdeteksi setidaknya 23 varian Delta, namun masih belum mendeteksi varian AY 4.2 atau Delta Plus secara spesifik. Kemenkes melihat ada 2 cara untuk mengantisipasi varian virus corona yang baru ini, antara lain dengan penguatan dari aspek pintu masuk negara dan mempercepat vaksinasi. Menurut Kemenkes, tingkat vaksinasi di negara ini sudah terpantau tinggi dan tingkat imunitas global juga sudah menjadi lebih baik.

Selain memantau pelaku perjalanan internasional di Indonesia, Kemenkes juga melakukan whole genome sequencing untuk memantau pasien yang terdiagnosis positif COVID-19.

Ini yang Bisa Kita Lakukan untuk Mengantisipasi AY 4.2

Meskipun varian AY 4.2 ini masih diteliti lebih lanjut dan belum masuk ke Indonesia, kita juga memiliki kewajiban untuk melakukan antisipasi. 

Selain dengan menerapkan 3M (Mencuci Tangan, Mengunakan Masker dan Menjaga Jarak) kita juga perlu menggalakkan 3T yakni adalah testing (pemeriksaan dini), tracing (pelacakan) dan treatment (perawatan) di masa pandemi ini secara rutin dan saksama.

Vaksinasi juga masih menjadi salah satu langkah antisipasi yang harus kita ambil karena dapat meningkatkan sistem imun pribadi dan kolektif. Data Kementerian Kesehatan Indonesia menunjukkan bahwa 35,4% warga sudah menjadi target vaksinasi kedua kali.

Apabila kita harus berpergian keluar negeri, patuhi peraturan karantina yang ada, yakni selama 5 hari dari kedatangan. Karena, masa inkubasi virus paling lama adalah sekitar 5-6 hari. Ingat, kamu tidak hanya menjaga kesehatan pribadi kamu dengan mematuhi aturan dari pemerintah ini, tapi kamu juga menjaga kesehatan dan keselamatan keluarga dan orang-orang terdekatmu.

Ada atau tidak adanya pandemi, tentunya menjaga diri sendiri dan keluarga dari hal-hal yang tidak diinginkan menjadi prioritas utama. Salah satu upayanya adalah dengan menambahkan perlindungan diri dengan asuransi kesehatan yang tepat sebagai bentuk proteksi dan antisipasi.

Astra Life memiliki banyak pilihan asuransi yang bisa kamu pertimbangkan. Salah satunya adalah Flexi Health yang memberikan santunan rawat inap hingga Rp1.000.000,- per hari tanpa perlu untuk cek medis terlebih dahulu. Proses pendaftaran dan klaimnya pun sangat praktis, karena semuanya bisa dilakukan secara online. Ditambah lagi, kamu memiliki kebebasan dalam mengatur besaran uang pertanggungan dan frekuensi pembayaran premi.

Informasi lebih lanjut tentang Flexi Health, bisa kamu dapatkan dari situs ilovelife.co.id. Jika kamu ingin mengetahui produk Astra Life lainnya yang tepat untukmu dan keluarga, kunjungi situs astralife.co.id. Jangan lupa juga untuk mengikuti akun Instagram @astralifeid untuk lebih banyak lagi tips dan trik yang bermanfaat bagi kehidupanmu. Urusan Sehat, No Worries. #IGotYourBack

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!