Bahaya Terlalu Banyak Konsumsi Gula, Obesitas Salah Satunya

Meskipun banyak digemari, ternyata hadirnya minuman dan makanan manis membawa kekhawatiran tersendiri oleh para penikmatnya. Seperti apa, sih, bahaya yang mungkin disebabkan oleh konsumsi gula yang berlebihan?

konsumsi gula menyebabkan obesitas

Siapa yang suka banget minum dan makan yang manis-manis? Wah, minuman dan makanan manis seperti cokelat, permen, es krim, sampai minuman kekinian seperti thai tea dan boba rasanya paling bisa mengembalikan suasana hati menjadi baik lagi, ya! 

Namun, tahukah kamu kalau terlalu banyak mengonsumsi gula yang terkandung di minuman dan makanan manis bisa berisiko penyakit seperti obesitas dan diabetes?

Belum lama ini, tepatnya pada 25 September 2022, media sosial dikejutkan dengan somasi yang dilayangkan oleh waralaba minuman terhadap pelanggan yang mengkritik bahwa minumannya dirasa terlalu manis. Hal itu menarik banyak sekali perhatian netizen yang khawatir dengan efek jangka panjang dari gula tambahan yang digunakan, salah satunya memicu risiko penyakit serius.

Netizen pun merasa bahwa sangat penting untuk mencantumkan ingredients atau bahan-bahan yang terkandung dalam minuman yang dijual. Selain untuk memberikan informasi tentang bahan-bahannya sehingga bisa lebih awas, hal tersebut juga sekaligus membantu pelanggan kalau saja mereka ada yang memiliki alergi terhadap bahan yang digunakan.

Meskipun banyak digemari masyarakat, ternyata hadirnya minuman dan makanan manis juga membawa kekhawatiran tersendiri oleh para pelanggan yang menikmatinya. Memangnya, seperti apa, sih, bahaya yang mungkin disebabkan oleh konsumsi gula yang berlebihan?

Kelebihan Gula Bisa Sebabkan Obesitas

Mengonsumsi gula secara berlebihan masih menempati urutan teratas dalam daftar penyebab obesitas. Melansir dari World Health Organization (WHO), obesitas atau kegemukan didefinisikan sebagai sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang menimbulkan risiko bagi kesehatan.

Tingkat kelebihan berat badan dan obesitas terus tumbuh pada orang dewasa dan anak-anak. Dari 1975 hingga 2016, prevalensi anak-anak dan remaja yang kelebihan berat badan meningkat lebih dari empat kali lipat dari 4% menjadi 18% pada usia 5-19 secara global.

Sedangkan, di Indonesia sendiri, angka penderita obesitas terus berlipat ganda selama dua dekade terakhir. Menurut Survei Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional 2018, obesitas pada anak juga meningkat, dengan satu dari lima anak usia sekolah dasar dan satu dari tujuh remaja di Indonesia mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

Melansir Healthline, gula bisa dengan mudah menambah bobot berat badan karena tinggi kalori dengan lebih sedikit nutrisi sehat lain. Sebagai contoh, dua sendok makan (30ml) sirup jagung pemanis yang biasa digunakan untuk menambah rasa manis pada makanan biasanya mengandung 120 kalori. Gula tambahan itu disebut sebagai ‘kalori kosong’, karena kalorinya relatif tinggi tapi tidak mengandung nutrisi lainnya seperti vitamin, mineral, protein, lemak, dan serat yang dibutuhkan tubuh untuk bisa berfungsi secara optimal.

Inilah alasan mengapa terlalu banyak mengonsumsi gula (khususnya gula tambahan) justru bisa menambah berat badan dan menyebabkan obesitas. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan gula tambahan? Apakah yang membedakannya dengan gula alami?

Perbedaan Gula Alami dan Gula Tambahan

Sebelum membahas bahaya lainnya, mari mengenal perbedaan dari dua jenis gula yang biasa digunakan untuk bahan makanan dan minuman, yaitu gula alami dan gula tambahan.

Apa itu gula alami?

Melansir Food Detik, gula alami adalah gula yang ada di dalam makanan. Ibaratnya, gula ini memang sudah alaminya terkandung di dalam makanan dan memiliki dua bentuk yaitu fruktosa dan laktosa. Fruktosa memiliki peran sangat penting untuk memberikan rasa manis pada buah-buahan dan sayuran. Sementara itu, laktosa memiliki peran lain untuk memberikan rasa manis pada produk susu seperti yogurt.

Selain itu, tubuh kita juga mencerna gula yang berasal dari karbohidrat dalam makanan yang dimakan, seperti biji-bijian, kacang-kacangan, hingga sayuran. Gula dari karbohidrat dalam makanan ini akan terpecah menjadi gula dan diserap tubuh sebagai sumber energi.

Apa itu gula tambahan?

Selain gula alami, ada juga gula tambahan. Gula jenis ini tidak berasal secara alami dari makanan, melainkan ditambahkan secara sengaja ke dalam makanan selama proses produksi atau memasak. Nah, gula tambahan ini sudah tidak asing lagi di sekitar kita karena sering digunakan sebagai jenis bumbu dapur, yaitu seperti gula pasir dan gula merah.

Tak hanya itu, biasanya rasa manis ditambahkan dengan menuangkan beberapa pemanis makanan lainnya seperti madu, sirup maple, dan sirup agave. 

Berbeda dengan gula alami yang bisa berfungsi sebagai sumber energi dan juga nutrisi dalam tubuh, gula tambahan dengan jumlah yang terlalu banyak justru tidak memberikan nutrisi ke tubuh, melainkan bisa membuat tubuh kelebihan karbohidrat dan kalori.

Selain Obesitas, Ini Bahaya Konsumsi Gula Secara Berlebihan

Melansir Kompas, beberapa bahaya dari konsumsi gula secara berlebihan selain obesitas, yaitu:

1. Kanker

Diet tinggi gula bisa memicu obesitas yang mampu meningkatkan risiko penyakit kanker. Tak hanya itu, diet tinggi gula juga bisa meningkatkan peradangan di tubuh yang akhirnya menyebabkan resistensi insulin. Resistensi insulin juga bisa meningkatkan risiko kanker.

Dalam sebuah studi yang melibatkan 430 ribu orang, ditemukan bahwa konsumsi gula tambahan memiliki efek yang signifikan terhadap peningkatan risiko kanker kerongkongan (esofagus), kanker usus kecil, dan kanker pleura. Perempuan yang rutin mengonsumsi roti dan kue manis tiga kali per minggu juga memiliki kesempatan hingga 1,42 kali lebih besar terkena kanker endometrium.

2. Diabetes

Sudah bukan hal yang asing bahwa terlalu banyak konsumsi lemak bisa mengakibatkan penyakit diabetes. Bahkan, menurut WHO, ada sekitar 422 juta orang di seluruh dunia menderita yang penyakit diabetes.

Salah satu penyebabnya berasal dari obesitas yang berkaitan erat dengan konsumsi gula berlebih. Obesitas merupakan salah satu faktor terkuat yang bisa memicu penyakit diabetes. Apalagi konsumsi gula berlebih secara terus menerus akan mendorong resistensi insulin yang nantinya menyebabkan gula darah naik dan meningkatkan risiko diabetes.

3. Penyakit jantung

Penyakit jantung juga merupakan salah satu penyakit yang bisa disebabkan oleh konsumsi gula berlebih pada tubuh. Melansir Healthline, penyakit yang menempati peringkat satu penyebab kematian di dunia ini menunjukkan bahwa diet tinggi gula tak hanya berisiko menyebabkan obesitas, tetapi juga dapat memicu kadar gula dan tekanan darah tinggi. Hal tersebut merupakan faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit jantung.

Bahkan, ada sebuah penelitian yang dilakukan dengan lebih dari 30 ribu orang yang menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi 17%-21% kalori yang berasal dari gula tambahan, memiliki risiko meninggal akibat penyakit jantung hingga 38% dibandingkan mereka yang mengonsumi gula tambahan di angka kurang dari 10%.

Melihat angka itu, sebagai penikmat manis tentu kamu perlu untuk tetap memperhatikan kadar gula tambahan yang kamu konsumsi setiap harinya. Apalagi jika tidak diselingi dengan olahraga rutin, mengonsumsi gula secara berlebihan akan merugikan kesehatan fisik jangka panjangmu.

Kita tak ada yang pernah tahu kapan penyakit menyerang tubuh. Pasalnya, penyakit yang disebabkan oleh kelebihan konsumsi gula seperti obesitas dan lainnya bisa menyerang anak-anak hingga orang dewasa.

Maka dari itu, kamu perlu untuk membekali diri dengan proteksi dini seperti asuransi kesehatan. Pasalnya, asuransi kesehatan melindungi kamu dari biaya pengobatan yang tinggi dan tidak terduga, serta meminimalkan pengeluaran ketika kamu atau anggota keluarga ada yang jatuh sakit.

​​Flexi HS (Hospital and Surgical) dari Astra Life bisa menjadi pilihan yang cocok agar kamu dan keluarga memiliki hidup yang aman, nyaman, dan bahagia. Flexi HS (Hospital and Surgical) dari Astra Life memberikan manfaat berupa fasilitas rawat inap sebanyak Rp2 juta per hari yang bisa diklaim tanpa perlu cek medis, memberikan fasilitas medical check up tiap  tahun sekali, hingga klaim asuransi lebih mudah dan praktis karena bisa dilakukan 100% secara online.

Selain itu, Flexi HS juga memberikan perlindungan menyeluruh mulai dari rawat inap hingga pasca rawat inap, sehingga bisa memberikan rasa aman untuk kamu dan juga orang-orang terdekat. Kemudahan lainnya kamu bisa mencari tahu informasi lengkap mengenai asuransi Astra ini dengan mengunjungi website ilovelife.co.id, ya!

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!