Terdiagnosa Penyakit Alzheimer, Ini 7 Langkah yang Perlu Dilakukan

World Alzheimer’s Day atau Hari Alzheimer Sedunia diperingati setiap 21 September. Seperti apa penyakit Alzheimer? Lalu, langkah apa yang perlu dilakukan ketika keluarga ada yang terdiagnosa penyakit ini?

terdiagnosa penyakit alzheimer

World Alzheimer’s Day atau Hari Alzheimer Sedunia diperingati setiap 21 September. Melansir Firstpost, Hari Alzheimer Sedunia diperingati dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit Alzheimer dan Demensia mulai dari gejala umum dan faktor risiko yang menyertainya. Namun, mengapa Alzheimer sampai memiliki hari peringatannya sendiri? 

Hal ini disebabkan oleh banyaknya penderita penyakit alzheimer dan terus bertambah sampai hari ini. Pasalnya, menurut data Alzheimer’s Disease International dan World Health Organization pada 2017 lalu, jumlah penderitanya diperkirakan mendekati 50 juta orang di seluruh dunia, dengan 20,9 juta di kawasan Asia Pasifik.

Untuk di Indonesia sendiri, sebagaimana yang dilansir dari laman Alzheimer’s Indonesia, diperkirakan penderitanya mencapai angka 1,2 juta orang pada 2016. Tidak sampai di situ, angka ini bahkan diperkirakan akan terus naik hingga 4 juta orang pada 2050.

Beberapa orang mungkin masih suka menganggap bahwa Alzheimer dan Demensia ialah penyakit yang sama. Meski keduanya memang sangat dekat dan saling berhubungan, tetapi dua penyakit ini sebenarnya berbeda, lho!

Sebenarnya, seperti apa penyakit Alzheimer? Lalu, langkah apa yang perlu dilakukan ketika keluarga ada yang terdiagnosa penyakit ini?

Penyakit Alzheimer, Seperti Apa?

Melansir Mayo Clinic, demensia bukanlah sebuah penyakit tertentu, melainkan istilah umum yang menggambarkan berbagai gejala. Sementara itu, Alzheimer merupakan penyakit spesifik yang memengaruhi otak. Hal ini ditandai dengan gejala Demensia yang berangsur-angsur memburuk dari waktu ke waktu. 

Melansir CDC, Alzheimer ini termasuk penyakit progresif yang bisa terus berkembang mulai dari kehilangan ingatan ringan hingga menyebabkan hilangnya kemampuan untuk berkomunikasi dan merespon lingkungan sekitar. Maka itu, penyakit ini bisa sangat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Penyebab Alzheimer

- Sel otak tidak berfungsi dengan baik

Pada orang yang memiliki fungsi otak normal, sel-sel saraf yang jumlahnya miliaran di dalam otak akan terhubung satu sama lain. Sedangkan pada penderita Alzheimer, koneksi antara sel-sel saraf membentuk struktur abnormal yang disebut ‘plak’ di dalam otak. Akhirnya, sel-sel saraf mati dan jaringan otak pun kehilangan fungsi atau hilang.

Dilansir dari Alzheimer’s Society, otak manusia mengandung bahan kimia penting yang berfungsi untuk membantu mengirimkan sinyal-sinyal antara sel satu dengan yang lainnya. Bagi penderita Alzheimer, mereka memiliki jumlah bahan kimia pembawa pesan yang lebih sedikit, sehingga sinyal antar sel sulit untuk saling terhubung.

- Faktor genetik/keturunan

Informasi dari laman Dementia Australia mengatakan sebenarnya siapa pun bisa mengidap penyakit Alzheimer, tetapi biasanya orang-orang dengan usia lanjut yang lebih rentan mengembangkan penyakit ini.

Meskipun demikian, ada pula Alzheimer yang disebabkan oleh faktor genetik/keturunan yang biasanya disebut dengan Alzheimer Genetica atau Alzheimer familial. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh mutasi genetik dan bisa terjadi pada seseorang yang usianya masih relatif muda (50 tahun atau kurang).

- Gaya hidup

Melansir Alodokter, gaya hidup yang tidak sehat juga ternyata bisa memicu penyakit Alzheimer, lho. Pasalnya, gaya hidup yang tidak sehat berisiko menyebabkan seseorang mengalami penyakit jantung, obesitas, darah tinggi, kolesterol, hingga diabetes tipe 2. Nah, penyakit tersebut dapat menyebabkan seseorang berisiko tinggi terkena Alzheimer.

Gejala Penyakit Alzheimer

Gejala yang muncul pada penderita Alzheimer bisa dibedakan menjadi tiga, yaitu gejala ringan, gejala sedang, dan gejala berat. Berikut gejalanya sebagaimana dilansir dari National Institute of Aging:

Gejala ringan

Pada penyakit Alzheimer ringan, seseorang mungkin tampak sehat tapi makin sulit memahami dunia di sekitarnya. Kesadaran bahwa ada sesuatu yang salah sering datang secara bertahap kepada orang tersebut dan keluarganya. Biasanya seseorang akan terdiagnosa Alzheimer pada tahap ini. Lantas, beberapa gejala yang biasanya muncul, seperti:

– Hilang ingatan, spontanitas, dan rasa inisiatif.

– Membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan aktivitas normal.

– Menanyakan hal yang sama berulang-ulang.

– Kehilangan barang atau seringkali salah menaruhnya di tempat yang aneh.

– Perubahan suasana hati dan kepribadian dengan meningkatnya kecemasan dan/atau agresi.

Gejala sedang

Pada tahap ini, pengawasan dan perawatan yang lebih intensif menjadi sangat diperlukan. Gejala yang ada di tahap ini, yaitu:

– Peningkatan kehilangan memori dan kebingungan, sehingga kesulitan mengatur pikiran dan berpikir logis.

– Ketidakmampuan untuk mempelajari dan menghadapi situasi baru.

– Kesulitan bahasa dan masalah dengan membaca, menulis, dan bekerja dengan angka.

– Mulai kesulitan mengenali keluarga dan teman.

– Halusinasi, delusi, dan paranoia.

Gejala berat

Penderita Alzheimer berat biasanya sudah tidak dapat berkomunikasi dan sepenuhnya bergantung pada orang lain untuk perawatan mereka. Gejalanya meliputi:

– Ketidakmampuan untuk berkomunikasi.

– Penurunan berat badan, kejang, dan muncul infeksi pada kulit.

– Memiliki kesulitan untuk menelan.

– Mulai kehilangan kontrol usus dan kandung kemih.

– Mengalami peningkatan tidur.

Ketika Terdiagnosa, Apa yang Sebaiknya Dilakukan?

Apa yang sebaiknya dilakukan setelah anggota keluarga ada yang terdiagnosa Alzheimer? Melansir Aging Care, berikut 7 langkah awal yang bisa kamu lakukan.

  1. Mulai melakukan pengobatan dengan memberikan obat-obatan yang bisa meminimalisir gejala, seperti Aricept (donepezil), Exelon (rivastigmine) dan Razadyne (galantamine). Namun, pastikan hal ini dilakukan usai konsultasi dengan dokter, ya.
  2. Buat rencana perawatan untuk mendampingi penderita Alzheimer agar bisa melakukan aktivitas normal dengan baik. Jika keluarga tidak mampu melakukan pengawasan, cobalah untuk mempekerjakan suster atau pengasuh untuk melakukannya.
  3. Mengevaluasi kemampuan, misalnya kemampuan mengemudi. Karena penderita Alzheimer mengalami penurunan daya ingat secara bertahap, hal ini penting dilakukan untuk menilai seberapa jauh memori mereka hilang. Departemen Kendaraan Bermotor (DMV), AAA, dan Asosiasi Terapi Okupasi Amerika bahkan menawarkan panduan tentang bagaimana dan di mana menemukan program penilaian mengemudi klinis.
  4. Selesaikan permasalahan hukum dan keuangan karena penderita Alzheimer pada akhirnya tidak mampu mengelola hidup mereka sendiri. Maka dari itu, penting bagi pasien untuk membuat persiapan hukum tentang siapa yang akan menangani keputusan medis dan keuangan atas nama mereka.
  5. Tetap aktif secara fisik dan mental karena faktor-faktor ini dapat membantu memperlambat kehilangan memori dan menunda penurunan kemampuan fungsional.
  6. Menerapkan diet sehat untuk memperlambat tingkat kehilangan memori pada pasien Alzheimer. Makanan yang kaya nutrisi dan antioksidan, seperti vitamin A, C dan E sangat direkomendasikan.
  7. Banyak lakukan riset tentang penyakit ini, karena semakin banyak tahu, akan semakin siap juga untuk kamu dan keluarga untuk mengatasinya.

Di sisi lain, riset juga tak hanya untuk penyakitnya, melainkan untuk memilih penanganan terbaik. Ketika berbicara tentang penanganan terhadap suatu penyakit, perawatan ke dokterlah yang akan menjadi pilihan utama.

Untuk menghindari adanya biaya pengobatan yang tak terduga, kamu bisa mengantisipasinya dengan menggunakan asuransi kesehatan.

Jika ingin mendapatkan manfaat asuransi jiwa dan kesehatan secara maksimal, Medicare Premier dari Astra Life bisa jadi pilihan yang cocok untuk kamu. Medicare Premier adalah produk asuransi tambahan dari Astra Life yang memberikan Manfaat Jaminan Perawatan Medis menyeluruh, premium, serta berlaku di wilayah pertanggungan hingga ke wilayah di luar pertanggungan tanpa khawatir akan inflasi akibat kenaikan harga biaya kesehatan.

Produk ini bisa dibeli bersamaan produk asuransi dasar lainnya dengan pembayaran premi berkala, yang memberikan penggantian biaya perawatan di rumah sakit mulai dari perawatan sebelum sampai setelah rawat inap, dan diperkaya dengan manfaat penunjang lainnya hingga pemantauan penyakit kritis.

Selain itu, manfaat menarik yang ditawarkan Medicare Premier seperti layanan private ‘one bed and one bathroom’ tanpa batasan waktu rawat inap, pertanggungan biaya akomodasi untuk pendamping, perawatan lengkap sebelum dan sesudah rawat inap, pertanggungan pada kondisi darurat, hingga manfaat kesehatan komprehensif lainnya. Dengan Medicare Premier, kamu tak perlu khawatir akan inflasi akibat biaya kesehatan yang naik sehingga rencana keuangan kamu bisa tetap berjalan dengan baik. Kamu bisa cek informasi lengkapnya di astralife.co.id, ya!

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!