Banyak orang harus menyesuaikan atau menyusun ulang rencana keuangan setelah pandemi corona terjadi, terutama untuk alokasi biaya kesehatan yang sedikit banyak menjadi lebih besar. Karena yang biasanya hanya membeli masker sesekali, terpaksa harus berkali-kali, terutama untuk masker medis. Selain itu, budget untuk membeli vitamin juga melonjak, dari yang tadinya cukup membeli vitamin C, kini harus ditambah dengan vitamin D atau vitamin-vitamin lainnya demi menjaga dan meningkatkan kekebalan atau imunitas tubuh. Alokasi belanja makanan sehat yang harganya lebih mahal dari junk food, bisa ikut menyedot isi dompet kamu.
Maka, tidak salah jika inflasi di bidang kesehatan selama pandemi, seperti yang diungkapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) cukup tinggi yaitu sebesar 2,79% lebih tinggi dari inflasi umum yang hanya 1,68% pada 2020. Namun, tahukah kamu kondisi ini ternyata tidak hanya terjadi ketika pandemi saja. Situasi serupa, yakni kenaikan biaya kesehatan, juga selalu terjadi sebelum virus corona menjadi wabah dunia.