Bisa Jadi Penyebab Stres, Begini 5 Cara Mengurangi Overthinking

Istilah overthinking atau overthinker, yakni orang yang sering melakukannya dan sulit mengendalikan pemikirannya sendiri. Seperti apa ciri-ciri dan bagaimana cara agar mengurangi overthinking?

Cara Mengurangi overthinking

Kamu mungkin sudah tak lagi asing dengan istilah “overthinking” atau “overthinker”, yakni orang yang sering melakukannya dan sulit mengendalikan pemikirannya sendiri. Tak dimungkiri, saat seseorang kerap mengalami overthinking atau memikirkan sesuatu secara berlebihan dirinya bisa menjadi stres hingga depresi. Untuk itu, kamu perlu mengetahui cara mengurangi overthinking agar tidak terlalu berlarut-larut hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Melansir Kompas, data UNICEF The State of the World’s Children 2021 menunjukkan bahwa 1 dari 5 anak muda usia 15-24 tahun sering merasa depresi yang membuatnya kehilangan minat untuk beraktivitas. Hal ini disebabkan ketika masuk ke fase overthinking, rasa cemas yang berujung ke stres dan depresi bisa mengganggu tidur dan kualitas waktu istirahatnya, pekerjaan, hubungan dengan sekitar, kesehatan, serta aspek lain di kehidupan sehari-hari.

Lalu, sebenarnya apa yang dimaksud dengan overthinking? Melansir Very Well Mind, overthinking merupakan keadaan yang melibatkan adanya pemikiran tentang topik atau situasi tertentu secara berlebihan, sehingga butuh waktu yang lama untuk berhenti memikirkannya. 

Ketika seseorang mengalami overthinking atau menjadi overthinker, biasanya mereka justru akan kesulitan untuk berkonsentrasi dan membuat keputusan. Lantas, seperti apa ciri-ciri ketika sedang mengalami overthinking dan bagaimana cara agar tidak berpikir berlebihan?

Ciri-Ciri dari Overthinking

Sebelum masuk ke cara mengurangi overthinking, mari kita bahas terlebih dahulu dua tipe overthinking. Rupanya, seorang overthinker yang cenderung lebih sering terlarut dalam fase ini biasanya memiliki dua kekhawatiran, yaitu: khawatir akan masa lalu dan masa depan.

Melansir Forbes, overthinking tak sama dengan problem-solving atau pemecahan masalah. Jika problem-solving berpikir keras untuk memecahkan masalah, overthinking hanya berpikir keras untuk memikirkan masalah tanpa memikirkan jalan keluarnya.

Overthinking juga berbeda dengan refleksi diri. Refleksi diri bisa menjadi sehat karena membantu kamu mendapatkan pelajaran serta perspektif baru tentang diri sendiri. Di sisi lain, overthinking membuat kamu memikirkan segala sesuatu yang tidak dapat dikendalikan, dan hanya terfokus pada kemungkinan negatif yang terjadi tentang hal tersebut.

Lalu, bagaimana ciri-cirinya? Ketika seseorang berada dalam fase overthinking, biasanya mereka akan menunjukkan ciri-ciri, seperti:

– Tidak bisa berhenti merasa khawatir tentang suatu hal.

– Sering merasa khawatir dengan hal-hal yang tidak bisa dikendalikan atau berada di luar kemampuannya.

– Mengingat kesalahan sebagai hukuman, bukan untuk pembelajaran yang baik kedepannya.

– Seringkali mengingat kembali saat-saat memalukan di hidupnya secara berulang-ulang.

– Selalu bertanya “bagaimana jika…” kepada diri sendiri tanpa memiliki keinginan untuk mencobanya.

Mengalami insomnia akibat kepala terus berpikir.

– Suka mengingat percakapan dengan seseorang dan memikirkan apa yang seharusnya dikatakan dan apa yang tidak.

– Terlalu sibuk mencari makna dibalik apa yang orang lain sampaikan.

– Memikirkan kejadian ketika seseorang mengatakan sesuatu atau bertindak dengan cara yang tidak disukai.

– Terlarut dalam memikirkan masa lalu dan mengkhawatirkan masa depan, sehingga tanpa sadar melewatkan apa yang sedang terjadi sekarang.

Cara Mengurangi Overthinking

1. Kenali apa yang menjadi pemicu overthinking

Terlalu banyak berpikir bisa menjadi kebiasaan yang bahkan tidak kamu sadari ketika melakukannya. Maka dari itu, cara mengurangi overthinking dengan mulai perhatikan apa saja yang bisa menjadi pemicu overthinking. Setiap kali kamu mulai meragukan diri sendiri dan memikirkan hal yang sama berulang-ulang, cobalah untuk rehat sejenak dan lihat situasi yang sedang terjadi di sekitar.Setelah itu, lihat bagaimana kamu merespon situasi tersebut. 

Pada saat inilah muncul kesadaran mengenai situasi apa yang bisa memicu overthinking kamu. Jika kamu sudah mengetahui dan menemukan pemicunya, tulislah pemicu tersebut ke dalam jurnal. Jadi, ketika kamu harus dihadapkan dengan situasi seperti itu lagi, kamu sudah mempersiapkan cara untuk meresponnya tanpa harus terlalu banyak berpikir. 

Menariknya, menulis jurnal bisa membantu mengurangi rasa cemas, sebagaimana dilansir dari WebMD. Sebuah penelitian medis menunjukkan bahwa menulis online selama 15 menit dalam tiga hari seminggu bisa berdampak pada kondisi mental yang lebih baik setelah satu bulan.

Dengan mengetahui penyebab berpikir berlebihan dan menuliskannya di jurnal, kamu akan mengembangkan strategi untuk mengatasi situasi yang mungkin bisa menyebabkan kamu terlalu banyak berpikir di masa depan.

2. Berhenti memikirkan hal-hal negatif

Dalam banyak kasus, biasanya overthinking disebabkan oleh satu emosi, yaitu ketakutan. Jadi, ketika kamu hanya terfokus pada hal-hal negatif yang mungkin terjadi, hal-hal positif akan perlahan menghilang dan membuat kamu tanpa sadar percaya bahwa situasi tersebut hanya akan mendatangkan hal negatif.

Berpikir negatif dalam suatu masalah tak akan membantu menyelesaikan masalah tersebut. Melansir Cleveland Clinic, berpikir negatif akan membuat kamu merasa ragu tentang diri sendiri dan masa depan. Psikolog menghubungkan pikiran negatif dengan depresi, kecemasan, dan gangguan obsesif-kompulsif (OCD).

Maka dari itu, alih-alih hanya mengisi kepala dengan hal-hal negatif yang belum tentu terjadi, salah satu cara menghentikan overthinking yaitu kamu perlu menjadi problem solver dan mencari cara terbaik untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Mulai ubah fokus untuk memikirkan apa yang mungkin benar, bukan apa yang mungkin salah.

3. Mencari distraksi yang positif

Otak kita memiliki kemampuan terbatas untuk tetap fokus. Itulah yang menyebabkan seseorang sulit untuk bisa memperhatikan semua hal yang sedang terjadi di sekitar secara sekaligus. Akan tetapi, ternyata dalam beberapa situasi, distraksi justru sangat dibutuhkan, lho!

Dalam buku SuperBetter: The Power of Living Gamefully (2015) yang ditulis oleh Dr. Jane McGonigal, ia menjelaskan bagaimana distraksi dapat menjadi senjata yang ampuh untuk mengurangi rasa sakit dan membantu seseorang melupakan hal-hal negatif yang sedang mereka pikirkan. Karena itu, mengalihkan fokus kamu sejenak bisa menjadi alternatif cara mengurangi overthinking yang baik.

Contohnya menyibukkan diri dengan meditasi, melakukan hobi, bermain bersama teman, belajar, atau bermain game. Pasalnya, McGonigal juga menyebutkan tentang bagaimana game digital mampu membantu membangun kekuatan dan kepercayaan diri seseorang. Karena game didesain untuk dimenangkan, fokus itu akan membuat seseorang berusaha memenangkannya yang secara tidak sadar akan membawa dampak positif pada kepercayaan diri seseorang.

4. Fokus pada masa sekarang

Tak ada yang bisa memprediksi masa depan, juga tak ada yang bisa mengubah masa lalu. Apa yang bisa dilakukan adalah fokus dengan apa yang dimiliki sekarang. Jika terus memikirkan masa lalu, kamu akan sulit untuk bergerak maju. Begitu pula ketika terlalu larut memikirkan masa depan, maka kamu akan takut melangkah. 

Memikirkan sesuatu yang belum tentu terjadi akan mengganggu produktivitas, lho. Tanpa sadar kamu jadi melewatkan banyak hal yang bisa kamu lakukan sekarang. Maka dari itu, cara mengurangi overthinking yaitu mencoba untuk fokus pada masa sekarang saja dan bangun pondasi yang kuat untuk menghadapi masa depan, ya!

5. Sayangi diri sendiri!

Overthinking kerap muncul karena seseorang merasa dirinya kurang. Misalnya kurang dalam penampilan, akademik, pekerjaan, hingga finansial. Tak jarang hal ini membuat orang menjadi tidak menyayangi dirinya sendiri, karena hanya terfokus pada kekurangan yang dimiliki.

Cara mengurangi overthinking yang paling penting adalah menyayangi dan menerima diri sendiri. Cobalah untuk selalu bersyukur dengan apa yang kamu miliki sekarang, sehingga kamu tak akan selalu terbebani dengan kekurangan yang ada.

Ingatlah bahwa overthinking bisa terjadi kapan dan kepada siapa saja. Untuk itu, cara mengurangi overthinking lainnya yaitu membangun kepercayaan diri dengan selalu merangkul diri sendiri agar pikiran negatif dan kecemasan bisa diubah jadi sesuatu yang produktif dan efektif.

Membangun peace of mind memang bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan, apalagi jika kamu memikirkan banyak hal mulai dari finansial, karier, hingga kesehatan diri sendiri dan keluarga. Untuk mencegah overthinking dari segi finansial dan kesehatan, kamu bisa memberikan proteksi dini pada diri sendiri dan keluarga dalam bentuk asuransi, baik itu asuransi kesehatan ataupun jiwa. Pasalnya, asuransi bisa memberikan proteksi finansial dari biaya kesehatan tak terduga yang akan memberikan rasa aman.

Salah satunya seperti ​​Flexi HS (Hospital and Surgical) dari Astra Life yang bisa menjadi pilihan yang cocok agar kamu dan keluarga. Flexi HS (Hospital and Surgical) dari Astra Life memberikan manfaat berupa fasilitas rawat inap sebanyak Rp2 juta per hari yang bisa diklaim tanpa perlu cek medis, memberikan fasilitas medical check up tiap  tahun sekali, hingga klaim asuransi lebih mudah dan praktis karena bisa dilakukan 100% secara online.

Selain itu, Flexi HS juga memberikan perlindungan menyeluruh mulai dari rawat inap hingga pasca rawat inap, sehingga bisa memberikan rasa aman untuk kamu dan juga orang-orang terdekat. Kemudahan lainnya kamu bisa mencari tahu informasi lengkap mengenai asuransi Astra ini dengan mengunjungi website ilovelife.co.id, ya!

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!