Kamu mungkin sudah tak lagi asing dengan istilah “overthinking” atau “overthinker”, yakni orang yang sering melakukannya dan sulit mengendalikan pemikirannya sendiri. Tak dimungkiri, saat seseorang kerap mengalami overthinking atau memikirkan sesuatu secara berlebihan dirinya bisa menjadi stres hingga depresi. Untuk itu, kamu perlu mengetahui cara mengurangi overthinking agar tidak terlalu berlarut-larut hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Melansir Kompas, data UNICEF The State of the World’s Children 2021 menunjukkan bahwa 1 dari 5 anak muda usia 15-24 tahun sering merasa depresi yang membuatnya kehilangan minat untuk beraktivitas. Hal ini disebabkan ketika masuk ke fase overthinking, rasa cemas yang berujung ke stres dan depresi bisa mengganggu tidur dan kualitas waktu istirahatnya, pekerjaan, hubungan dengan sekitar, kesehatan, serta aspek lain di kehidupan sehari-hari.
Lalu, sebenarnya apa yang dimaksud dengan overthinking? Melansir Very Well Mind, overthinking merupakan keadaan yang melibatkan adanya pemikiran tentang topik atau situasi tertentu secara berlebihan, sehingga butuh waktu yang lama untuk berhenti memikirkannya.
Ketika seseorang mengalami overthinking atau menjadi overthinker, biasanya mereka justru akan kesulitan untuk berkonsentrasi dan membuat keputusan. Lantas, seperti apa ciri-ciri ketika sedang mengalami overthinking dan bagaimana cara agar tidak berpikir berlebihan?