Aliando Idap Gangguan OCD, Apa itu dan Bagaimana Gejalanya?

Gangguan OCD adalah kondisi mental yang menyebabkan penderitanya mengalami pikiran obsesif dan perilaku kompulsif. Berikut gejala dan cara mengatasinya!

pengertian ocd dan gejalanya

Bulan Desember lalu, penggemar aktor Indonesia Aliando Syarief dikejutkan dengan berita bahwa Aliando menghilang selama kurang lebih dua tahun dari dunia hiburan lantaran menderita gangguan OCD atau Obsessive-Compulsive Disorder. Berita tersebut bahkan disampaikan oleh Aliando sendiri dalam siaran langsung melalui akun Instagram miliknya.

Gangguan kesehatan mental itu membuat Aliando terpaksa harus mengundurkan diri dari proyek sinetron terbarunya. Tidak hanya itu, pelakon sinetron Ganteng Ganteng Serigala itu juga mengaku bahwa gangguan OCD yang dialaminya sudah muncul sejak ia masih di kelas 2 SD. Kemudian, gangguan ini sempat hilang dan kembali muncul pada 2019 lalu.

Apa itu Gangguan OCD?

Melansir WebMD, gangguan OCD adalah kondisi mental yang menyebabkan penderitanya mengalami gangguan pikiran obsesif dan perilaku kompulsif. Pikiran obsesif atau obsessive adalah pikiran negatif yang muncul secara berulang dan tidak diinginkan, sedangkan perilaku kompulsif adalah dorongan untuk melakukan sesuatu secara berulang kali.

Gangguan OCD bisa menyerang siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Biasanya, beberapa orang mulai mengalami gejalanya ketika memasuki masa pubertas. Jika tak segera ditangani, OCD dapat mengganggu aktivitas sosial secara signifikan. Maka dari itu, penderita OCD perlu ditangani agar bisa mampu mengendalikan kondisi ini dengan lebih baik.

Menurut data dari World Health Organization (WHO), penderita OCD lebih banyak ditemukan di negara maju daripada di negara berkembang. Dari jumlah 2804 orang yang berada di enam negara Eropa, 13% diantaranya memiliki gejala gangguan OCD. Lalu, seperti apa gejala yang ditimbulkan?

Gejala OCD

Gangguan obsesif kompulsif memiliki pengaruh yang berbeda terhadap penderitanya, tetapi biasanya menyebabkan pola pikiran dan perilaku tertentu.

Melansir NHS, OCD memiliki tiga elemen utama, yaitu:

– Obsesif: Munculnya pikiran, gambar, atau dorongan yang tidak diinginkan, mengganggu, dan seringkali menyusahkan penderita karena pikiran tersebut berulang berkali-kali. 

– Emosi: Adanya perasaan cemas yang menyebabkan penderita merasa tertekan secara intens.

– Kompulsif: Dorongan untuk melakukan perilaku berulang sebagai bentuk tindakan mental yang dirasakan akibat dari kecemasan dan tekanan yang disebabkan oleh obsesif dan emosi.

Beberapa contoh pikiran obsesif paling umum umum yang memengaruhi penderita OCD, meliputi:

– Takut menyakiti diri sendiri atau orang lain dengan sengaja. Misalnya, takut akan menyerang orang lain seperti keluarga dan orang terdekat.

– Takut melukai diri sendiri atau orang lain secara tidak sengaja. Misalnya, takut akan membakar rumah dengan membiarkan kompor menyala.

– Takut terkontaminasi oleh penyakit, infeksi atau zat yang lain yang tidak berbahaya untuk kesehatan.

– Memiliki kebutuhan akan simetri atau keteraturan. Misalnya kamu akan merasa lebih baik jika semua barang disusun berdasarkan warna yang sama, atau semua label merk pada kaleng di dapur harus menghadap ke arah yang sama.

Sedangkan untuk perilaku kompulsif, beberapa contoh yang umum pada orang dengan OCD, yaitu:

– Membersihkan tangan secara berulang-ulang.

– Memeriksa keadaan sekitar secara berulang. Misalnya, memeriksa apakah pintu sudah dikunci atau kompor sudah dimatikan.

– Sangat perhitungan dengan berbagai hal.

– Mengulangi kata-kata yang sama di kepala.

– Cenderung menghindari tempat dan situasi yang bisa memicu pikiran obsesif.

Cara Penanganan Gangguan OCD

Melansir WebMD, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi gejala gangguan OCD agar tak terlalu mengganggu aktivitas sosial sehari-hari. Beberapa cara tersebut, meliputi:

1. Pengobatan

Salah satu cara mengatasi OCD juga bisa dilakukan dengan mengonsumsi obat-obatan psikiatri yang disebut selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs). Obat ini dipercaya mampu mengendalikan obsesif dan kompulsif.

Namun, obat ini mungkin akan membutuhkan waktu dua hingga empat bulan untuk mulai memperlihatkan efeknya. Untuk bisa mendapatkan pengobatan yang lebih lanjut, kamu perlu berkonsultasi dengan tenaga profesional terlebih dahulu. Pasalnya, dengan berkonsultasi ke dokter terkait kondisi kesehatan mental, kamu bisa merasa lebih aman dan nyaman dengan penanganan profesional yang diberikan.

Hal ini juga bisa mengurangi pikiran obsesif yang mungkin muncul akibat kecemasan berlebih. Untuk memaksimalkan rasa aman dan nyaman demi mewujudkan hidup yang lebih sehat, menggunakan proteksi dini seperti asuransi bisa menjadi pilihan yang tepat. Pasalnya, kita tak tahu kapan penyakit menyerang.

Maka itu, proteksi dini seperti asuransi jiwa dan kesehatan akan membantumu untuk tetap terjaga khususnya secara finansial, agar terhindar dari biaya perawatan rumah sakit yang tak terduga.

Jika ingin mendapatkan manfaat asuransi jiwa dan kesehatan secara maksimal, Medicare Premier dari Astra Life bisa jadi pilihan yang cocok untuk kamu. Medicare Premier adalah produk asuransi tambahan dari Astra Life yang memberikan Manfaat Jaminan Perawatan Medis menyeluruh, premium, serta berlaku di wilayah pertanggungan hingga ke wilayah di luar pertanggungan tanpa khawatir akan inflasi akibat kenaikan harga biaya kesehatan.

Produk ini bisa dibeli bersamaan produk asuransi dasar lainnya dengan pembayaran premi berkala, yang memberikan penggantian biaya perawatan di rumah sakit mulai dari perawatan sebelum sampai setelah rawat inap, dan diperkaya dengan manfaat penunjang lainnya hingga pemantauan penyakit kritis.

Selain itu, manfaat menarik yang ditawarkan Medicare Premier seperti layanan private ‘one bed and one bathroom’ tanpa batasan waktu rawat inap, pertanggungan biaya akomodasi untuk pendamping, perawatan lengkap sebelum dan sesudah rawat inap, pertanggungan pada kondisi darurat, hingga manfaat kesehatan komprehensif lainnya. Dengan Medicare Premier, kamu tak perlu khawatir akan inflasi akibat biaya kesehatan yang naik sehingga rencana keuangan kamu bisa tetap berjalan dengan baik. Kamu bisa cek informasi lengkapnya di astralife.co.id, ya!

2. Psikoterapi

Fisioterapi atau terapi perilaku kognitif dapat membantu mengubah pola berpikir seseorang. Tujuannya untuk membantu pasien mengidentifikasi serta mengubah emosi, pikiran, dan perilaku yang tidak sehat.

Dalam hal ini, nantinya pasien yang mengalami gangguan OCD akan ditempatkan ke dalam situasi yang dirancang untuk menciptakan kecemasan atau memicu kompulsif. Kemudian, kamu akan dibantu untuk mencari cara mengurangi gejala tersebut, sampai akhirnya bisa benar-benar menghilangkan pikiran obsesif dan keinginan untuk melakukan perilaku kompulsif.

3. Relaksasi

Melakukan hal-hal yang bisa memicu ketenangan juga bisa membantu mengatasi gejala OCD. Pasalnya, gejala OCD bisa membuat stres jika tak segera ditangani dengan baik. Untuk itu, kamu bisa coba beberapa teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, dan pijat untuk mengatasi gejala OCD ketika pikiran obsesif dan perilaku kompulsif mulai terpicu.

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!