Waspada Eating Disorder pada Remaja dan Ketahui Cara Mencegahnya

Anak anda mulai sering merasa bersalah sehabis makan? Jangan anggap sepele! Bisa jadi Ia Terkena Eating Disorder. Jika dibiarkan berlanjut, gangguan ini bisa menjadi sangat berisiko, terutama untuk perkembangan anak.

eating disorder – Memiliki bentuk tubuh dan berat badan yang ideal kerap menjadi impian bagi para remaja. Bukan hanya remaja perempuan saja, remaja laki-laki pun ternyata memiliki impian yang serupa. Pendapat orang-orang sekitar dan media turut berperan dalam membentuk standar badan ideal; yang berujung memengaruhi cara mereka melihat diri sendiri, sehingga mereka akhirnya berusaha keras agar bisa menjadi ideal.

Apa Itu Eating Disorder?

Eating disorder atau gangguan makan adalah gangguan psikologis yang membuat seseorang memiliki kebiasaan makan yang tidak sehat. Jika dibiarkan, tentu gangguan ini akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan, misalnya: sembelit, tekanan darah rendah, kekurangan gizi, dan juga detak jantung melemah. Bahkan, gangguan ini juga berpotensi memberi dampak negatif bagi sisi emosional seseorang, lho.

Menariknya, ternyata penyebab gangguan makan ini beragam. Dikutip dari Hello Sehat, diketahui bahwa seseorang yang memiliki keluarga dengan gangguan makan memiliki peluang 7-12 kali lebih mungkin mengalami eating disorder. Tak hanya itu, website yang sama juga menemukan adanya perbedaan pada jumlah serotonin pada penderita anoreksia. Belum lagi keseimbangan hormon ovarium (estrogen dan progesteron) yang juga dapat meningkatkan risiko eating disorder. Jadi, dapat disimpulkan bahwa eating disorder bisa berasal dari faktor genetik, keturunan, biologis, dan juga psikologis. Walau bisa dialami oleh siapa saja, ternyata remaja merupakan golongan yang paling sering menderita eating disorder.  

Dengan demikian, penting untuk memahami apa dan bagaimana mencegah terjadinya eating disorder, terutama pada anak-anak kita.

Jenis-Jenis Eating Disorder

Secara umum terdapat 3 jenis eating disorder yang mungkin dialami seseorang, yaitu:

1. Anoreksia Nervosa

Anoreksia nervosa adalah kondisi yang membuat penderitanya takut memiliki tubuh yang gemuk. Alhasil, mereka kerap melakukan berbagai usaha ekstrim untuk mengurangi berat badannya, seperti: makan terlalu sedikit atau olahraga yang terlalu keras. Hal inilah yang pada akhirnya membuat penderita anoreksia nervosa memiliki berat badan yang terlalu rendah. 

2. Bulimia

Berbeda dengan anoreksia nervosa, para penderita bulimia biasanya makan dalam porsi yang banyak dalam satu waktu. Mereka akan merasa bersalah setelahnya, lalu berusaha mengeluarkan kembali makanan yang ia konsumsi dengan berbagai cara, misalnya: berusaha memuntahkan makanan atau mengkonsumsi obat pencahar.

3. Binge Eating

Penderita binge eating biasanya mengalami masalah untuk berhenti makan. Meski telah makan dalam porsi besar, mereka kerap kesulitan menahan dorongan untuk terus mengkonsumsi makanan. Gangguan ini pun akhirnya dapat menimbulkan penyakit serius pada penderitanya, seperti: diabetes, tekanan darah tinggi, obesitas, bahkan penyakit jantung.

Cara Mencegah Eating Disorder

Sebagai orang tua, tentu kita tidak mau para anak remaja kita mengalami eating disorder. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mencegah eating disorder pada remaja, antara lain:

1. Mencegah dengan mendefinisikan ulang standar penampilan ideal

Kita bisa menyampaikan pada anak bahwa penampilan dari para idola mereka yang ada di media bukanlah standar yang harus diikuti. Ajarkan mereka untuk mencintai tubuhnya sendiri tanpa harus membandingkan dengan tubuh orang lain. Pada akhirnya, ini akan membentuk persepsi positif terhadap bentuk tubuhnya dan mencegah terjadinya eating disorder.

2. Mencegah dengan membiasakan pola makan sehat

Cara mencegah lainnya yang bisa dilakukan adalah dengan membiasakan pola makan sehat pada anak remaja kita. Tidak hanya mencegah eating disorder, hal ini juga bisa mendukung tumbuh kembangnya. Saat makan bersama, beri tahu manfaat dari setiap makanan yang dimakan, serta biasakan mereka untuk makan dengan jadwal yang teratur dan porsi yang sesuai. Meski demikian, jangan sampai kita sebagai orang tua hanya banyak bicara tanpa memberi mereka contoh nyata, ya. Pastikan kita siap menjadi role model bagi anak-anak dengan menerapkan pola makan yang sehat juga.

3. Mencegah dengan mendorong rutinitas berolahraga

Selain mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, tentunya akan lebih baik jika didukung dengan olahraga yang teratur, sehingga badan pun menjadi lebih bugar. Masalahnya, seringkali orang salah mengartikan bahwa tujuan utama olahraga adalah untuk membuat badan menjadi lebih ramping. Maka, sebagai orang tua, kita perlu meluruskan hal tersebut dengan memberikan pengertian akan pentingnya olahraga demi kesehatan. Dengan demikian, mereka pun bisa terhindar dari perasaan insecure terhadap bentuk badannya dan mencegah terjadinya eating disorder.

4. Mencegah dengan mengurangi stress dan meningkatkan rasa percaya diri

Salah satu faktor penyebab munculnya eating disorder yang paling sering adalah faktor psikologis. Ada beberapa hal yang dapat mendorong munculnya faktor ini, misalnya ketidakmampuan anak untuk melihat dirinya secara positif, serta pendapat orang lain tentang dirinya. Untuk mencegahnya, kita dapat membantu mengurangi stressnya dan tingkatkan rasa percaya dirinya. Luangkanlah waktu untuk bicara dari hati ke hati.

5. Mencegah dengan meningkatkan hubungan berkomunikasi yang baik dengan anak

Mulai dengan ajak ia bercerita, dengarkan keluh kesahnya, dan pahami perasaannya. Ada kalanya kita memposisikan diri sebagai sosok teman untuk sang anak. Jangan lupa ajak anak fokus pada kelebihan yang ia miliki dibanding kekurangannya. Dengan memiliki perasaan yang positif, maka dapat membantu mencegah potensi anak remaja kita menderita eating disorder.

Konsultasi ke Profesional Jika Merasa Butuh Pertolongan Lebih Lanjut

Apabila dirasa keadaan anak memerlukan bantuan dan pemeriksaan lebih lanjut, jangan ragu ajak mereka untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional; seperti psikolog klinis maupun psikiater. Biasanya para dokter akan melakukan evaluasi fisik dan evaluasi psikologis sebelum memberikan diagnosa lebih lanjut.

Ingat, jangan pernah anggap eating disorder sebagai hal yang sepele! Jika tidak segera ditangani, gangguan ini bisa berdampak serius pada mereka.

Sebagai orang tua, tentu saja tidak ingin anak remajanya mengidap eating disorder. Setiap orang tua pasti akan berusaha agar anak-anaknya dapat tumbuh dengan optimal, serta sehat jiwa dan raganya. Begitu juga untuk urusan proteksi kesehatan, pasti kita juga ingin memberikan yang terbaik untuk anak.

Astra Life memungkinkan kamu untuk memilih asuransi sesuai dengan kebutuhan. Flexi Health menawarkan manfaat rawat inap hingga Rp 1 Juta per harinya untuk kamu sehingga kamu tidak perlu pusing lagi saat keluargamu jatuh sakit dan harus di rawat di rumah sakit. Selain itu, Flexi Health juga memberikan opsi asuransi Santunan Cepat Sembuh dan Santunan Aneka Perawatan Rumah Sakit yang uangnya bisa digunakan oleh anggota keluarga yang merawat kamu selagi di rumah sakit. Proses klaim online pun memudahkan keluarga sehingga tidak repot dalam melakukan klaim dengan Flexi Life asuransi kesehatan keluarga terbaik di Indonesia.

Yuk cari tahu lebih lanjut soal proteksi Kesehatan, kunjungi website astralife.co.id untuk melihat berbagai pilihan produk perlindungan lainnya. Jangan lupa juga follow Instagram @AstraLife untuk mendapatkan tips-tips bermanfaat lainnya. Urusan Sehat No Worries, #iGotYourBack.

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!