Saat berpuasa, ibu menyusui tetap perlu mengutamakan kesehatan diri sendiri dan si kecil. Jika setelah menjalaninya tidak kuat, ibu menyusui mungkin harus membatalkan puasanya dan berbuka lebih dulu sebelum waktunya. Pasalnya, ada beberapa kondisi hal ini justru dianjurkan:
- Hipoglikemia seperti pusing, keringat dingin, menggigil, wajah pucat, kelelahan.
- Dehidrasi seperti suplai ASI tidak mencukupi, sakit kepala, pusing, lekas marah, kulit kering.
Jika kamu merasakan salah satu atau bahkan keduanya telah memperlambat kemampuan kamu merawat si kecil, maka itulah saat kamu untuk berbuka puasa. Selain itu, ibu menyusui pun perlu memperhatikan tanda ketika produksi ASI ternyata tak cukup hingga si kecil dehidrasi, yakni:
– gelisah dan rewel di payudara
– popok kurang basah dari biasanya
– bayi lebih lesu dan mudah mengantuk (karena kurang energi)
– bibir, mulut dan kulit kering, pecah-pecah
– mata dan ubun-ubun (titik lunak di kepala bayi) tampak cekung
– bayi alami penurunan berat badan
Selama kamu masih mengasihi si kecil, maka kamulah sumber makanan dan kenyamanan buah hati. Tentu, tak ada ibu yang ingin anaknya dehidrasi, maka kamu punya kendali untuk memutuskan untuk lanjut atau berbuka puasa. Jika dipaksakan hal tersebut bisa membahayakan kamu dan bayi.