Ingin Vaksinasi Booster? Pahami Dulu Syarat dan Ketentuannya

Sebelum mendaftarkan diri untuk menerima vaksinasi booster, simak dulu, yuk, fakta yang perlu kamu ketahui!

Durasi baca: 4 menit

Ingin-Vaksinasi-Booster-Pahami-Dulu-Syarat-dan-Ketentuannya

Kabar gembira! Program vaksinasi booster atau pemberian dosis ketiga vaksin Covid-19 kini bisa didapatkan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Tak lagi hanya untuk para tenaga kerja medis dan pendukungnya saja. Apakah kamu salah satu yang menantikan kabar ini? Sebelum mendaftarkan diri, simak dulu, yuk, hal-hal terkait vaksinasi booster yang perlu kamu ketahui!

Pemerintah telah menetapkan penyuntikan dosis ketiga atau booster vaksin Covid-19 bisa mulai dilakukan pada 12 Januari 2022 lalu. Tak hanya itu, Presiden Joko Widodo juga telah menyatakan bahwa vaksin booster tersebut akan diberikan gratis untuk masyarakat, tetapi dengan syarat dan ketentuan tertentu.

Mengapa Perlu Vaksinasi Booster?

Pemberian vaksinasi booster gratis untuk seluruh masyarakat ini dinilai penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh masyarakat mengingat virus COVID-19 yang terus bermutasi. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) Penny K. Lukito juga menyebutkan vaksin booster diperlukan untuk mempertahankan imunogenisitas vaksin terhadap infeksi COVID-19.

Berdasarkan riset dan uji klinik di berbagai negara termasuk Indonesia menunjukkan bahwa respon imun terhadap vaksin Covid-19 akan menurun seiring waktu dengan interval penurunan yang bervariasi tergantung pada jenis vaksinnya.

Namun, dari hasil uji klinik terkini untuk seluruh jenis vaksin diketahui bahwa memang terjadi penurunan kadar antibodi yang signifikan hingga di bawah 30% setelah 6 bulan pemberian vaksin primer lengkap yakni dosis pertama dan kedua. Oleh karena itu, vaksinasi booster ini memang dibutuhkan oleh seluruh masyarakat.

Syarat Penerima Vaksinasi Booster

Lalu siapa saja yang bisa mendapat vaksin booster tersebut? Pemerintah telah menegaskan meski diberikan untuk seluruh masyarakat tetapi pemberian vaksin booster ini akan tetap diprioritaskan kepada kelompok rentan misalnya orang-orang yang telah lanjut usia (lansia) serta orang yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid.

Sementara itu, untuk masyarakat umum lainnya, atau orang yang tak masuk kelompok rentan tetap bisa mendapatkannya dengan syarat calon penerima telah menerima lengkap vaksin Covid-19 dosis pertama dan kedua. Jaraknya juga harus lebih dari 6 bulan setelah penyuntikkan vaksin dosis kedua. Jika dilihat dari jenis vaksinasi booster, penerima dosis ketiga vaksin ini minimal berusia 18 tahun.

Jenis Vaksin Booster

Badan POM mengatakan telah melakukan riset dan pengujian ke sejumlah jenis vaksin. Per 10 Januari lalu, Badan POM pun telah menyetujui 5 jenis vaksin Covid-19 untuk digunakan sebagai booster. Jenis vaksin ini bisa saja bertambah di kemudian hari jika ada jenis vaksin lain yang lolos dalam pengkajian.

Untuk vaksin booster yang sudah disetujui saat ini ada yang dikategorikan sebagai homolog atau harus sama dengan vaksin primer (dosis satu dan dua), heterolog atau bisa berbeda dengan vaksin primer yang diterima, dan bisa pula keduanya.

Kelima jenis vaksin tersebut adalah:

1. Vaksin CoronaVac atau Vaksin COVID-19 Bio Farma

Karakter: homolog.

Rentang waktu: minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer dosis lengkap Coronavac/Vaksin COVID-19 Bio Farma.

Usia penerima: 18 tahun ke atas.

2. Vaksin Comirnaty dari Pfizer 

Karakter: homolog dan heterolog (dengan vaksin primer Sinovac dan AstraZeneca)

Rentang waktu: minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer dosis lengkap. 

Usia penerima: 18 tahun ke atas.

3. Vaksin AstraZeneca (Vaxzevria dan Kconecavac) 

Karakter: homolog dan heterolog (dengan vaksin primer Sinovac dan Pfizer).

Rentang waktu: minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer dosis lengkap.

Usia penerima: 18 tahun ke atas.

4. Vaksin Moderna

Karakter: homolog dan heterolog (dengan vaksin primer AstraZeneca, Pfizer, atau Janssen).

Rentang waktu: minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer dosis lengkap.

Usia penerima: 18 tahun ke atas.

5. Vaksin Zifivax

Karakter: heterolog (dengan vaksin primer Sinovac atau Sinopharm).

Rentang waktu: minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer dosis lengkap.

Usia penerima: 18 tahun ke atas.

Terkait adanya kajian efektivitas jenis vaksin booster, BPOM menegaskan bahwa nilai titer antibodi atau kadar antibodi dalam darah setelah pemberian vaksin booster tidak bisa menjadi patokan untuk menentukan vaksin ini lebih baik dari vaksin yang lainnya. Hal itu karena masing-masing studi klinik vaksin booster menggunakan metode pengukuran yang berbeda-beda.

Acuan Memilih Vaksin Booster

Nah, untuk memudahkan kamu memilih vaksin booster apa yang bisa kamu dapatkan, kamu bisa melihat acuan dari BPOM yang telah di-update per 12 Januari 2022 berikut ini:

Tabel_Vaksin
Sumber: Instagram BPOM

Efek Samping Vaksin Booster

Berdasarkan hasil evaluasi Badan POM dari aspek keamanan kelima vaksin booster tersebut menunjukkan bahwa frekuensi, jenis, dan keparahan dari Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) yang dilaporkan setelah pemberian booster umumnya bersifat ringan dan sedang.

Untuk CoronaVac misalnya efek samping yang bisa timbul diantaranya nyeri atau kemerahan pada tempat suntikan. Untuk Pfizer bisa saja terasa nyeri di area suntikan, nyeri otot, nyeri sendi, sakit kepala, atau demam dengan grade 1-2. Adapun AstraZeneca KTD yang timbul bersifat ringan sebanyak 55% dan sedang sebanyak 37%.

Sementara itu, CNBC mengutip Global News menuliskan beberapa KTD atau efek samping yang bisa saja diterima penerima booster Moderna adalah nyeri di tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, sendi kaku, kedinginan, mual/muntah, pembengkakan dan kemerahan di area suntikan, atau pun demam.

Adapun berdasarkan uji klinik Zifivax bisa menimbulkan efek samping yang dapat ditoleransi seperti sakit kepala dan kelelahan.

Jadi, apakah kamu siap menerima vaksinasi booster? Meskipun vaksinasi booster bisa kembali meningkatkan imunitasmu tetapi protokol kesehatan di masa pandemi seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan tetap harus disiplin dilakukan. Jangan kasih longgar. Imbangi juga dengan gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi asupan yang bergizi dan seimbang serta berolah raga.

Buat kamu yang masih memerlukan perlindungan lebih, kamu juga bisa menambah proteksi dengan asuransi kesehatan. Flexi Health dari Astra Life bisa menjadi produk asuransi pilihan untukmu dan keluarga.

Produk asuransi kesehatan ini memberikan kamu fleksibilitas untuk menentukan sendiri premi dan manfaat polis sesuai dengan kebutuhanmu. Selain itu, kamu bisa membeli produk Flexi Health secara online dan tanpa harus melakukan pengecekan medis terlebih dahulu.

Untuk mengetahui informasi lengkap terkait Flexi Health atau ingin melihat pilihan produk asuransi lainnya, kamu bisa langsung kunjungi laman ilovelife.co.id. Jangan lupa follow Instagram @astralifeid untuk update informasi soal kesehatan, keuangan, dan kehidupan. Urusan Sehat, No Worries. #IGotYourBack.

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!