Jangan Panik, Ketahui Perbedaan Gejala Flu Biasa dan Omicron

Setelah sempat melandai, beberapa waktu terakhir kasus Covid-19 kembali meningkat seiring masuknya varian Omicron ke dalam negeri. Penyebarannya yang cepat dan gejala yang mirip seperti orang flu membuat sebagian orang menjadi panik. Namun, tenang dulu. Mari kenali perbedaan gejala flu biasa dan Omicron.

Durasi baca: 3 menit

Jangan-Panik-Ketahui-Perbedaan-Gejala-Flu-Biasa-dan-Omicron

Kasus Omicron pertama kali ditemukan di Indonesia pada 16 Desember 2021, dan pada awal Februari 2022 jumlahnya sudah mencapai 3.161 kasus. Sekitar 52% atau 1.661 kasus diantaranya diidentifikasi terpapar dari pelaku perjalanan luar negeri. Keberadaan varian virus yang berasal dari Afrika Selatan ini pun menambah panjang daftar kasus positif di tanah air, yang hingga 4 Februari 2022 jumlahnya telah mencapai 4,4 juta orang.

Kementerian Kesehatan RI menyatakan varian Omicron memang tinggi untuk kasus penularannya, tetapi tingkat keparahannya relatif lebih rendah dari varian sebelumnya. Orang yang terpapar Omicron umumnya menunjukkan gejala klinis ringan seperti flu biasa, batuk, dan demam. Beberapa diantaranya bahkan cenderung tanpa gejala. Tingkat kesembuhan pun tinggi.

Meskipun demikian kewaspadaan tetap diperlukan. Mengetahui ciri-ciri varian Omicron menjadi langkah cermat yang bisa diambil untuk bisa melakukan pencegahan sedini mungkin. WHO mengatakan meskipun gejala umum Omicron ringan, tetapi ini memiliki risiko tinggi bagi populasi masyarakat rentan seperti orang lanjut usia dan orang yang memiliki penyakit penyerta (komorbid).

Gejala Flu Biasa dan Omicron

Untuk mengenali perbedaannya, mari kita lihat ciri-ciri gejala flu biasa seperti yang dikutip dari WHO dan gejala umum yang muncul pada orang yang terpapar Omicron.

Gejala Flu Biasa/Musiman

– Demam 

– Sakit kepala 

– Nyeri otot dan sendi 

– Merasa tidak enak badan 

– Bersin dan batuk 

– Pilek

Gejala Umum Omicron

– Hidung tersumbat 

– Batuk 

– Demam 

– Nyeri tenggorokan 

– Tenggorokan gatal 

– Sakit saat menelan

– Mudah merasa lelah

– Badan pegal-pegal dan nyeri

Melihat gejala yang umumnya timbul pada penderita flu biasa atau musiman dengan orang yang terpapar Omicron memang terlihat mirip. Namun demikian, Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr. Erlina Burhan menegaskan bahwa batuk, nyeri tenggorokan, dan tenggorokan gatal menjadi ciri yang paling umum dirasakan orang yang terpapar Omicron. Jumlahnya bisa sampai 60%. Sedangkan orang yang terserang flu biasa atau musiman biasanya jarang mengalami nyeri dan gatal pada tenggorokan.

Kapan Harus Tes?

Bila kamu sudah merasakan salah satu dari gejala tersebut, apalagi jika mengalami sakit dan gatal pada tenggorokan, sebaiknya kamu segera periksakan diri baik itu melakukan antigen ataupun swab test.

Sama seperti kasus Covid-19 sebelumnya, ketika kamu sempat memiliki kontak erat dengan pasien yang terkonfirmasi positif, meskipun kamu tidak bergejala sebaiknya kamu tetap melakukan tes antigen ataupun swab.

Karena, meskipun bergejala ringan seperti Flu, Omicron tak bisa hilang begitu saja dengan istirahat. Perlu upaya lain seperti tambahan vitamin untuk meredakan gejalanya. Selain itu, Omicron merupakan varian virus Corona yang bisa menular dengan cepat maka penting untuk melakukan test covid agar mempermudah untuk tracing. Jika kita bisa mendeteksi lebih dini, maka kita bisa melakukan upaya pencegahan agar tidak menularkan kepada orang lain, terutama kelompok rentan.

Jika Hasil Swab Positif, Apa yang Harus Dilakukan?

Jika setelah tes kamu dinyatakan positif, tetap tenang, jangan panik. Jika kamu bergejala ringan, bahkan tidak bergejala maka kamu bisa melakukan isolasi mandiri di rumah. Berikut syarat isoman dari Kementerian Kesehatan yang bisa kamu ikuti:

Syarat Klinis

– Kamu berusia maksimal 45 tahun

– Tidak memiliki komorbid

– Dapat mengakses telemedicine atau layanan kesehatan lainnya

– Berkomitmen untuk tetap isoman sebelum diizinkan keluar.

Syarat Rumah

– Memiliki kamar terpisah atau lantai terpisah

– Kamar mandi di dalam rumah terpisah dengan penghuni lainnya

– Memiliki pulse oximeter. Ini penting untuk melihat kadar saturasi oksigenmu.

Nah, kalau kamu tidak memenuhi salah satu syarat klinis dan rumah maka kamu perlu melakukan isolasi terpusat pada fasilitas publik yang sudah disediakan oleh pemerintah/swasta.

Cobalah berkoordinasi dengan Puskesmas atau Dinas Kesehatan setempat untuk mencari solusinya.

Jangan lupa, baik melakukan isolasi mandiri maupun terpusat, kamu perlu berada dalam pengawasan Puskesmas atau Satgas setempat. Apalagi jika ternyata saat kamu melakukan isolasi, gejala yang dirasakan semakin berat. Jangan ragu untuk menghubungi petugas kesehatan setempat.

Tahun ini memang sudah tahun ketiga kita memasuki masa pandemi. Namun, harapan untuk kondisi yang lebih baik tetap harus dihidupkan. Apalagi Pemerintah terus berkomitmen untuk melakukan penanganan yang lebih baik lagi terhadap kondisi pandemi.

Penyebaran Omicron yang cepat memang menambah deretan jumlah kasus positif di Tanah Air, tetapi melihat gejalanya yang lebih ringan diharapkan penanganan kasus ini bisa lebih cepat teratasi. Bahkan,  Direktur WHO wilayah Eropa Hans Kluge menilai varian Omicron ini bisa menjadi tanda masuknya pandemi Covid-19 ke fase baru yakni babak akhir, yang diharapkan kedepannya bisa menjadi penyakit endemik yang lebih mudah dikelola seperti flu musiman. 

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengingatkan untuk bisa mengakhiri fase akut pandemi maka tindakan kolektif diperlukan. Bukan hanya pemerintah tetapi kita juga memiliki andil besar untuk bisa mewujudkan harapan ini.

Jadi, tetaplah tenang menghadapi situasi saat ini. Mengetahui ciri-ciri Omicron dan gejala flu biasa menjadi langkah tepat sebagai langkah antisipasi agar kamu dan keluarga tetap terlindungi. Jangan lupa untuk terus menjaga kesehatan dan memperketat protokol kesehatan. Vaksinasi lengkap hingga booster juga perlu dilakukan untuk bisa meningkatkan daya tahan tubuh. Tentu tidak ada yang ingin terjadi sesuatu yang buruk bagi diri kita dan keluarga kan.

Untuk menambah ketenangan, kamu juga bisa lengkapi perlindungan kesehatan diri dan keluarga dengan asuransi. Astra Life memiliki produk asuransi kesehatan yang bisa kamu pertimbangkan yakni Flexi Health. Produk ini bisa memberikan perlindungan di saat kamu terpaksa harus rawat inap, terkena penyakit kritis, bahkan sampai meninggal dunia. Proses pembuatan polis juga sangat praktis karena dilakukan secara online dan tidak memerlukan pemeriksaan medis.

Jika kamu tertarik untuk mengetahui informasi lebih lengkap tentang Flexi Health atau produk asuransi terpercaya lainnya, kamu bisa langsung kunjungi laman ilovelife.co.id. Jangan lupa follow Instagram @astralifeid untuk update informasi soal kesehatan, keuangan, dan kehidupan. Urusan Sehat Jadi Tenang. #IGotYourBack.

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!