Kenali Jenis-jenis Masker, Keunggulan, dan Cara Penggunaannya

Simak studi baru Duke University tentang efektivitas jenis-jenis masker, keunggulan, dan cara penggunaannya dalam mencegah virus corona.

Kenali Jenis-jenis Masker, Keunggulan, dan Cara Penggunaannya

Studi baru Duke University yang dipublikasikan awal Agustus 2020 mengukur efektivitas jenis-jenis masker dan penutup wajah dalam mencegah penularan virus corona. Penelitian menggunakan alat untuk melacak partikel yang keluar dari mulut seseorang saat mengucapkan kalimat berbahasa Inggris yang artinya “Tetap sehat semuanya” ketika mengenakan masker.

Hasilnya, tidak ada partikel yang berhasil menembus dari masker N95 biasa, masker bedah, dan masker kain 2 lapis atau 3 lapis. Sedangkan pada penggunaan masker kain 1 lapis seperti masker scuba, bandana, atau masker buff, partikel berhasil menyembur keluar dari mulut. Bahkan, semburan partikel dari uji masker buff lebih banyak dibandingkan tidak menggunakan masker apapun. Para peneliti menganalisa, pori-pori pada masker kain 1 lapis menyebabkan partikel terpecah menjadi ukuran kecil yang bisa tertinggal lebih lama di udara. Agar maskermu bisa efektif mencegah virus corona, kamu perlu mengenal jenis-jenis masker, keunggulan, dan cara penggunaannya.

Masker N95

Masker N95 adalah pelindung wajah dengan penyaring partikel yang sesuai dengan standar N95 dari National Institute For Occupational Safety and Health (NIOSH) air filtration rating Amerika Serikat. Masker ini biasanya digunakan tenaga kesehatan di rumah sakit.

N95 berarti masker tersebut mampu memfilter setidaknya 95 persen partikel yang melayang di udara, menyaring virus, bakteri, jamur, alergenisitas, debu serta menghilangkan partikel non-berminyak cair seperti semprotan antiserangga, minyak wangi dll. Dengan kemampuan tersebut, masker N95 adalah pemberi perlindungan paling efektif untuk mencegah penularan virus corona.

Namun, pemerintah, WHO dan CDC mengingatkan masker N95 diperuntukkan untuk dokter dan perawat di rumah sakit. Apalagi di tengah pandemi corona saat ini, para tenaga kesehatan sangat membutuhkan masker N95 agar tidak tertular virus corona. Selain itu, masker N95 juga tidak cocok untuk digunakan sehari-hari oleh masyarakat umum karena terasa lebih ketat pada wajah. Penggunaan masker ini dalam jangka lama bisa menyebabkan kesulitan bernafas.

Masker bedah 3 lapis

Masker bedah 3 lapis adalah masker sekali pakai yang juga sering dipakai tenaga kesehatan saat bekerja. Oleh karena itu, di tengah pandemi corona yang tak berujung ini, masyarakat umum disarankan tidak memborong masker bedah 3 lapisan (layer). Utamakan penggunaan masker bedah 3 lapis untuk tenaga medis.

Masker bedah 3 lapis memiliki kemampuan di bawah masker N95. Namun, sudah cukup efektif mencegah penyebaran virus dan bakteri karena memiliki lapisan luar, yang menggunakan kain tanpa anyaman dan kedap air untuk mencegah percikan air masuk ke hidung dan mulut. Lapisan tengah, menggunakan kain filter melt blown yang menfungsi sebagai filter udara. Lapisan ini untuk menghalangi partikel halus di udara masuk ke hidung. Lapisan dalam sebagai penyerap cairan yang keluar dari mulut saat bicara, batuk, dan bersih. Dengan lapisan ini, bakteri dan virus dari mulut terhalang keluar sehingga tidak menyebar ke udara dan menulari orang lain.

WHO dan CDC dalam kebijakan baru yang dirilis pada Agustus 2020 menyatakan pengguna masker wajib dilakukan oleh orang dewasa, namun tidak untuk anak-anak di bawah 2 tahun. Sedangkan anak-anak usia 2 tahun hingga 10 tahun, harus menggunakan masker khusus untuk anak.

Masker kain

Masker kain memiliki beragam model dan bentuk. Ada masker kain yang berbentuk seperti masker bedah 2 lapis dan 3 lapis. Masker kain 2 lapis dan 3 lapis dianggap memiliki kemampuan yang lebih rendah dibandingkan dengan masker bedah dalam mencegah penularan virus corona, bakteri, maupun partikel bebas di udara.

Namun penelitian Duke University menyebutkan, masker kain sama efektifnya dengan masker bedah. WHO pun merekomendasikan penggunaan masker kain bagi masyarakat umum yang sehat karena masker kain memiliki keunggulan yakni bisa dipakai berkali-kali.

Yang penting, Anda harus rajin mencucinya setelah dipakai. Disarankan, penggunaan masker kain maksimal 4 jam dalam sehari. Oleh karena itu, jika Anda beraktivitas cukup lama di luar rumah seperti bekerja, jangan lupa membawa masker cadangan untuk mengganti setiap 4 jam.

Atau, untuk meningkatkan perlindungan, bisa juga menggunakan masker kain dua lapis dengan tambahan filter di dalamnya. Filternya pun beragam, seperti tisu, kertas penyaring kopi, high efficiency particulate air (HEPA), melt blown, dan karbon PM 2,5.

Filter tisu dan kertas penyaring kopi dapat menyaring partikel udara kotor dan mencegah bakteri serta kuman menembus masker.  Filter HEPA biasanya berada di pembersih udara untuk partikel udara dan debu. Filter melt blown diyakini mampu menyaring partikel kecil, termasuk bakteri, virus, kuman. Filter karbon PM 2,5 untuk memblokir hingga 95% partikel udara, termasuk kuman, debu, bahan kimia, dan serbuk sari.

Masker dengan ventilasi

Masker dengan ventilasi adalah masker kain atau masker seperti N95 yang dilengkapi katup untuk mempermudah sirkulasi udara ke hidung. Adanya katup menjadikan pengguna masker ini terasa nyaman dan tidak sesak.

Namun CDC menyatakan, masker dengan ventilasi malah kurang efektif mencegah penularan virus corona. Adanya katup atau ventilasi memungkinkan virus bisa lolos dari masker sehingga bisa menyebar di udara dan menulari orang lain. Oleh karena itu, CDC malah tidak merekomendasikan penggunaan masker dengan katup atau ventilasi tersebut. Infografis berikut menggambarkan jenis-jenis masker dan tingkat efektivitasnya dalam menangkal virus corona.

Masker dengan ventilasi

Masker dengan ventilasi adalah masker kain atau masker seperti N95 yang dilengkapi katup untuk mempermudah sirkulasi udara ke hidung. Adanya katup menjadikan pengguna masker ini terasa nyaman dan tidak sesak.

Namun CDC menyatakan, masker dengan ventilasi malah kurang efektif mencegah penularan virus corona. Adanya katup atau ventilasi memungkinkan virus bisa lolos dari masker sehingga bisa menyebar di udara dan menulari orang lain. Oleh karena itu, CDC malah tidak merekomendasikan penggunaan masker dengan katup atau ventilasi tersebut. Infografis berikut menggambarkan jenis-jenis masker dan tingkat efektivitasnya dalam menangkal virus corona.

Kapan Penggunaan Jenis-jenis Masker yang Tepat?

Pemerintah, CDC dan WHO meminta masker selalu dipakai saat beraktivitas keluar rumah selama masa pandemi corona ini. Bahkan, Pemerintah Indonesia mewajibkan penggunaan masker bagi siapa saja yang beraktivitas di luar rumah dan berada di fasilitas umum, termasuk saat berbelanja, bekerja jika tidak sedang work from home, di restoran, hingga saat olahraga.

Namun WHO dan CDC dalam kebijakan baru yang dirilis pada Agustus 2020 menyatakan pengguna masker wajib dilakukan oleh orang dewasa, namun tidak untuk anak-anak di bawah 2 tahun. Sedangkan anak-anak usia 2 tahun hingga 10 tahun, harus menggunakan masker khusus untuk anak.

Tips Menggunakan Jenis-jenis Masker

Masker akan efektif mencegah penularan virus corona jika cara menggunakannya juga tepat. Inilah cara menggunakan masker yang tepat:

  1. Sebelum menggunakan masker, cuci tangan menggunakan air bersih dan sabun, lalu lap hingga kering.
  2. Ambil masker, pegang pada talinya, kemudian kaitkan tali dengan kedua telinga atau tali hingga melingkar di belakang kepala.
  3. Pastikan masker menutupi hidung, mulut dan dagu dengan sempurna.
  4. Hindari menyentuh bagian tengah masker saat penggunaan dan pelepasan masker.
  5. Ganti masker setiap empat jam.
  6. Saat menggunakan masker, jangan dicopot-copot dan menaruh masker di bawah dagu, leher, atas kepala, janggut, di bawah hidung, menggantung di salah satu kuping, atau dikalungkan di lengan tangan karena bisa terkontaminasi keringat.
  7. Jika kamu menggunakan kacamata, pastikan masker menutupi hngga di bawah mata untuk mencegah pengembunan di kacamata.
  8. Untuk masker sekali pakai, segera buang ke tempat sampah dan cuci tangan menggunakan air mengalir serta sabun setelah menggunakan masker.
  9. Untuk masker kain, cuci masker hingga bersih setelah digunakan. Setelah kering, simpan masker dalam kantong khusus agar tidak terkontaminasi oleh sentuhan dengan benda lain.

Selain upaya preventif dengan disiplin menggunakan jenis-jenis masker dan menerapkan hidup bersih, kamu juga perlu menambah perlindungan dengan asuransi jiwa agar kamu tidak perlu lagi khawatir terhadap masa depan keluarga yang kamu cintai. Astra Life memiliki produk asuransi jiwa Flexi Life yang memberikan perlindungan hingga Rp5 miliar tanpa medical check up. Kamu bisa mendapatkan asuransi jiwa Flexi Life secara online, tanpa harus bertemu agen asuransi. Lebih aman, kan! #iGotYourBack

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!