Mengenal Resesi Ekonomi dan Dampaknya pada Perekonomian

Resesi ekonomi global belakangan menjadi perbincangan hangat di berbagai negara, tak terkecuali di Indonesia. Kira-kira apa itu resesi, dampaknya apa saja, hingga cara menghadapinya agar kondisi keuangan tetap stabil?

Mengenal Resesi Ekonomi dan Dampaknya pada Perekonomian

Resesi ekonomi global belakangan menjadi perbincangan hangat di berbagai negara, tak terkecuali di Indonesia. Pasalnya, Bank Dunia sudah memperingatkan bank sentral di seluruh dunia untuk mulai menaikkan suku bunga sebagai respon dari inflasi. Inflasi sendiri diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara terus menerus dalam jangka waktu yang tidak ditentukan.

Ketika sebuah negara mengalami inflasi, jumlah uang yang beredar di masyarakat akan semakin tinggi. Tak hanya inflasi yang menyebabkan resesi ekonomi global pada 2023, Bank Dunia juga memiliki kekhawatiran akan krisis keuangan yang terjadi di negara berkembang dan ekonomi berkembang.

Mengutip CNBC Indonesia, Presiden Grup Bank Dunia David Malpass mengatakan, “Pertumbuhan global melambat tajam, dengan kemungkinan perlambatan lebih lanjut karena lebih banyak negara jatuh ke dalam resesi.”

Namun, apakah Indonesia terdampak juga? Alhasil, banyak masyarakat yang mulai mencari tahu apa itu resesi, dampaknya apa saja, hingga cara menghadapinya agar kondisi keuangan tetap stabil. Di artikel kali ini, kami akan menjelaskan resesi ekonomi dengan lengkap.

Pengertian Resesi Ekonomi

Melansir USA Today, pengertian resesi ekonomi adalah keadaan ekonomi yang menyusut. Untuk pengertian lebih lengkapnya, resesi ekonomi adalah terjadinya penurunan aktivitas ekonomi secara signifikan yang memengaruhi perekonomian negara dan berlangsung dalam waktu yang lama (berbulan-bulan hingga bertahun-tahun).

Jika terus dibiarkan terjadi, keadaan ini pasti akan memberikan dampak pada aktivitas ekonomi masyarakatnya. Melansir Bisnis.com, resesi ekonomi umumnya terjadi saat kondisi perekonomian suatu negara mulai menunjukkan penurunan yang terjadi pada dua kuartal terus menerus.

Seperti contohnya kondisi ekonomi global dunia pada 2020 yang menurun akibat dampak pandemi Covid-19 yang menyebabkan banyak perusahaan harus melakukan layoff untuk bisa mempertahankan bisnisnya. Lalu, seperti apa negara yang dikatakan mengalami resesi?

Negara Dikatakan Mengalami Ekonomi Menyusut, Ketika…

Inilah beberapa ciri-ciri negara yang dikatakan resesi.

1. Pertumbuhan ekonomi cenderung negatif dibandingkan positif

Sebuah negara dapat dikatakan resesi ketika pertumbuhan ekonominya negatif. Maksudnya di sini adalah adanya penurunan aktivitas perekonomian yang berlangsung selama dua kuartal berturut-turut.

Kondisi ini dapat disebabkan oleh adanya investasi yang tidak stabil, produksi dan konsumsi, ekspor dan impor, hingga pendapatan nasional yang menurun. Nah, jika kondisi ini tidak segera diatasi dan dibiarkan terjadi secara terus menerus, maka resesi ekonomi di negara tersebut akan sulit dihindari.

2. Ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi masyarakat

Ketika produksi berlebih, tentu akan berdampak pada stok barang yang semakin banyak hingga akhirnya menumpuk. Konsumsi yang terlalu banyak dan melampaui produksinya juga akan berpotensi untuk mendorong suatu negara melakukan kegiatan impor secara besar-besaran. 

Kondisi ini bisa menyebabkan produksi dan konsumsi menjadi tidak seimbang, yang nantinya akan berdampak pada pengeluaran negara yang tinggi dan laba perusahaan dalam negeri semakin menipis.

3. Lapangan kerja semakin sulit

Angka pengangguran yang tinggi umumnya disebabkan oleh sulitnya menemukan lapangan kerja untuk masyarakat yang sudah masuk ke usia produktif di suatu negara. Ketika jumlah pengangguran lebih tinggi dibandingkan jumlah lapangan kerja yang tersedia, maka pertumbuhan ekonomi di negara tersebut akan melemah.

Hal ini tak hanya akan memengaruhi perekonomian, tetapi juga bisa menyebabkan tingkat kriminalitas semakin tinggi. Jika negara memiliki tingkat kriminalitas tinggi, akan sulit untuk negara itu mendapatkan kepercayaan dari investor untuk menanamkan modal sampai akhirnya negara kesulitan mempertahankan kondisi perekonomiannya dan mengalami resesi ekonomi.

Dampak Resesi Ekonomi pada Perekonomian Indonesia

Ketika berbicara tentang resesi ekonomi global yang diperkirakan akan terjadi pada 2023, banyak pertanyaan yang muncul tentang bagaimana dampaknya untuk perekonomian Indonesia. Melansir CNN Indonesia, dampak resesi yang mungkin akan dirasakan Indonesia, yaitu:

– Kinerja neraca dagang yang mencatatkan surplus kembali mengalami defisit.

– Penerimaan negara yang berasal dari ekspor bisa terancam.

– Nilai tukar rupiah melemah

– Impor bahan baku dan modal akan menjadi lebih tinggi, sehingga biaya impor makin mahal.

– Investasi dari negara lain yang menanamkan modal di Indonesia menjadi terganggu.

Cara Mempersiapkan Keuangan Menghadapi Resesi Ekonomi

Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mempersiapkan keuangan dalam menghadapi resesi ekonomi yang dikabarkan akan terjadi pada 2023.

1. Mulai memperbanyak dana darurat

Tabungan atau dana darurat sangatlah penting untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi resesi ekonomi. Pasalnya, dengan memiliki banyak uang tabungan, kamu akan terhindar dari stres yang mungkin dirasakan ketika resesi berlangsung. Tak hanya itu, tabungan yang cukup juga akan memberikan rasa aman dan nyaman untukmu.

Perhitungan untuk berapa besaran dana yang perlu dikeluarkan untuk dana darurat adalah untuk mereka yang masih single atau tidak mempunyai tanggungan adalah sebesar 3-6 kali gaji yang dimiliki. Sementara untuk mereka yang sudah mempunyai keluarga, besar dana darurat yang dibutuhkan adalah 6-12 kali gaji yang didapat.

Mulai pisahkan uang yang hendak kamu sisihkan untuk menabung, dan uang yang memang akan digunakan untuk keperluan sehari-hari. Hal ini penting dilakukan agar uang yang ingin kamu tabung tidak akan bercampur dengan uang yang digunakan sehari-hari, sehingga proses menabung bisa lebih disiplin lagi.

2. Membuat daftar uang masuk dan keluar

Terlihat sepele, tetapi dengan rutin mencatat hasil pemasukan dan pengeluaran justru bisa membantu kamu untuk tracking kondisi keuangan saat ini dan mengetahui berapa jumlah uang yang masih bisa disisihkan untuk tabungan. Seandainya kamu harus menggunakan dana darurat untuk keperluan mendesak, kamu juga bisa mencatatnya agar mengetahui sisa dana darurat yang masih ada di tabunganmu.

Agar lebih mudah mengatur keuangan, kamu bisa coba menggunakan aplikasi keuangan yang bisa diunduh di smartphone-mu, contohnya seperti Money Lover: Expense Manager, Money Manager Expense & Budget, AndroMoney, dan masih banyak lagi. Untuk mengetahui fitur menarik dan cara menggunakannya, kamu bisa baca di Rekomendasi 5 Aplikasi Keuangan untuk Manajemen Keuangan Pribadi.

3. Investasi

Selain menabung, resesi ekonomi global membuat banyak orang mulai memutuskan untuk berinvestasi. Kamu bisa memilih beberapa jenis investasi mulai dari reksa dana, obligasi, saham, cryptocurrency, emas, hingga properti.

Namun, sebelum melakukan investasi, sebaiknya ketahui dulu tipe risiko investasi yang paling cocok untuk kamu, seperti:

– Konservatif: Tipe investor dengan profil risiko yang paling rendah. Investor menginginkan jenis investasi sangat rendah risiko, imbal yang relatif stabil, dan cenderung memiliki ketakutan apabila investasi pokoknya berkurang.

– Moderat: Tipe investor ini memiliki profil risiko sedang, memiliki tujuan keuangan jangka menengah dan sudah siap dengan imbal hasil fluktuatif, tetapi masih ragu-ragu mengambil risiko.

– Agresif: Investor dengan tingkat profil risiko agresif sangat siap menghadapi risiko modal berkurang atau bahkan hilang, demi imbal hasil yang tinggi juga.

Selain investasi, menjaga keluarga agar tetap hidup aman, nyaman, dan bahagia juga tak kalah penting. Salah satu caranya yaitu dengan mempersiapkan proteksi dini seperti asuransi jiwa dan kesehatan untuk mereka.

Pasalnya, kita tak tahu kapan penyakit menyerang, maka itu, proteksi dini seperti asuransi jiwa dan kesehatan akan membantumu untuk tetap terjaga khususnya secara finansial, agar terhindar dari biaya perawatan rumah sakit yang tak terduga.

Jika ingin mendapatkan manfaat asuransi jiwa dan kesehatan secara maksimal, Medicare Premier dari Astra Life bisa jadi pilihan yang cocok untuk kamu. Medicare Premier adalah produk asuransi tambahan dari Astra Life yang memberikan Manfaat Jaminan Perawatan Medis menyeluruh, premium, serta berlaku di wilayah pertanggungan hingga ke wilayah di luar pertanggungan tanpa khawatir akan inflasi akibat kenaikan harga biaya kesehatan.

Produk ini bisa dibeli bersamaan produk asuransi dasar lainnya dengan pembayaran premi berkala, yang memberikan penggantian biaya perawatan di rumah sakit mulai dari perawatan sebelum sampai setelah rawat inap, dan diperkaya dengan manfaat penunjang lainnya hingga pemantauan penyakit kritis.

Selain itu, manfaat menarik yang ditawarkan Medicare Premier seperti layanan private ‘one bed and one bathroom’ tanpa batasan waktu rawat inap, pertanggungan biaya akomodasi untuk pendamping, perawatan lengkap sebelum dan sesudah rawat inap, pertanggungan pada kondisi darurat, hingga manfaat kesehatan komprehensif lainnya. Dengan Medicare Premier, kamu tak perlu khawatir akan inflasi akibat biaya kesehatan yang naik sehingga rencana keuangan kamu bisa tetap berjalan dengan baik. Kamu bisa cek informasi lengkapnya di astralife.co.id, ya!

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!