Karier Dulu vs Nikah Dulu? Menghadapi Dilema Perempuan Sepanjang Masa

Karier dulu atau menikah dulu? Pertanyaan itu yang sering muncul di benak para perempuan. Anda termasuk yang bingung? Ayo simak pembahasan ini.

Kawin Dulu VS Karir Dulu

Setelah lulus kuliah dan bekerja, tahap berikutnya yang harus dihadapi kita adalah menikah. Usia pertengahan 20-an memang usia yang cukup ideal untuk mulai membangun rumah tangga, namun di saat yang sama, pada usia produktif kesempatan berkarier sedang terbuka seluas-luasnya. Dilema pun muncul, menikah dulu, atau menunda menikah demi karier yang melesat. Manakah yang harus dipilih?

Menikah dulu, baru…

Pilihan untuk menikah sangat tepat bagi kita yang ingin berkeluarga dan memiliki anak. Suka atau tidak, faktanya wanita memang punya jam biologis. Kita mungkin masih bisa memiliki keturunan pada usia 40 tahun, namun semakin banyak umur, semakin tinggi pula risiko kesehatan ibu dan janin. Para ahli kesehatan pun menyarankan untuk melahirkan sebelum usia 35 tahun, mengingat berbagai macam gangguan kesehatan yang dapat mengancam kehamilan. Terlepas dari risiko tersebut, alangkah bijaknya jika Anda telah memiliki perlindungan berupa tiga asuransi kesehatan yang wajib dimiliki oleh perempuan. 

Lagipula, karier bisa kok sejalan dengan pernikahan. Begitu juga dengan ambisi untuk mencapai kesuksesan tidak akan sirna hanya karena kita sudah berumah tangga. Malah diakui banyak pasangan, menikah membuat mereka menjadi lebih semangat dan fokus bekerja demi mewujudkan masa depan keluarga mereka. Pasangan yang sudah menikah biasanya memiliki banyak target, seperti membeli rumah, memiliki kendaraan bermotor, investasi atau traveling berdua. Target-target tersebut tentunya akan lebih mudah dan lebih cepat terwujud bila dilakoni bersama.

Selain mencapai target, pasangan juga bisa menjadi partner yang tepat untuk mendukung, membantu, dan mengingatkan Anda mengenai mimpi yang selama ini Anda simpan di laci. Membuka toko kue atau membuat kerajinan dan menjual hasil karya sesuai passion Anda misalnya.

Hal ini diakui oleh Jana Parengkuan, istri Erwin Parengkuan, yang telah membina keluarga selama 18 tahun. Jana menikah saat masih berusia 21 tahun. Namun hal ini tidak menghentikan langkahnya dalam menggapai mimpinya. Karier modelling tetap dijalani. Bahkan, bersama sang suami ia membuka toko kue The Baked Goods. Memasak dan baking memang telah lama menjadi passion wanita berdarah Cheko ini.

“Justru setelah menikah karier saya berkembang, karena ada kenalan dari suami juga dan dari saya juga, yang akhirnya membuat karier kita berkembang bersama-sama,” ucap ibu beranak 4 ini.

Namun harus diakui, berkarier dengan status sudah menikah memang tidak sebebas dan semudah jika yang menjalankannya wanita lajang. Terlebih bila kita sudah dikaruniai anak. Banyak hal yang menjadi pertimbangkan ketika kita harus dinas ke luar kota, misalnya. Bahkan mungkin tidak jarang kita harus mendelegasikan tugas ke rekan kerja, karena kita harus merawat anak yang sedang terbaring sakit. Tentunyaa bisa berimbas pada performa kerja kita. Dikenal sebagai dilema ibu beberja, kondisi ini harus Anda seimbangkan dengan beberapa pandangan dapat diterapkan dalam mengasuh anak bersama pasangan.

Berkarier dengan status sudah menikah memang tidak sebebas dan semudah jika yang menjalankannya wanita lajang.

Karenanya penting sekali mengedepankan profesionalisme saat berada di kantor. Jangan mencampuradukkan urusan rumah tangga dengan pekerjaan, apalagi jika kita dan suami berkantor di tempat yang sama. Selain itu, bagilah peran dan tanggung jawab dengan suami, sehingga kita bisa lebih mudah menjalankan kedua fungsi, sebagai wanita bekerja dan ibu rumah tangga.

Hal ini bisa ditegaskan melalui komitmen bersama. Misalnya, karena istri memutuskan untuk bekerja dan menanggung beban keuangan bersama suami, maka untuk urusan rumah tangga pun dilakukan secara bersama-sama. Misalnya, suami lebih banyak melibatkan diri dalam perawatan anak. Apakah itu memandikan atau mengganti popok. Atau, istri dibebaskan dari kewajiban memasak setiap hari. Komitmen bersama dalam berumahtangga pun dapat dilakukan dengan memiliki perlindungan berupa asuransi yang tepat buat keluarga. Tujuannya untuk meminimalisir risiko yang muncul yang berimbas pada kehidupan Anda atau anak.

Prioritas utama: karier

Berbeda dengan yang sudah berkeluarga, waktu dan fokus pastinya bukan jadi masalah untuk si lajang dalam meniti karier. Apapun tugasnya, kapanpun harus diselesaikan, mereka tidak perlu banyak pertimbangan dalam mengerjakannya. Tugas ke pelosok negeri sekalipun bukan penghalang, malah menjadi tantangan. Karena kita bisa mendedikasikan 100% waktu dan fokus kita untuk pekerjaan.

Komitmen tingkat tinggi yang ditunjukkan si lajang memang pada akhirnya dapat membuahkan karier atau posisi yang lebih baik. Fokus hanya pada diri sendiri juga memungkinkan kita untuk meraih impian-impian besar kita, menduduki posisi tinggi di kantor atau mengambil gelar master di luar negeri, bukan hal sulit. Namun satu hal yang harus diingat, semua kegemilangan ini bisa diperoleh si lajang dengan tubuh yang prima. Oleh karenanya, bagi Anda yang masih memprioritaskan karier sangat bijak untuk memiliki perlindungan berupa asuransi yang tepat untuk lajang.

Davina Veronica, model dan environmentalist yang menjadi duta World Wild Foundation, mengamini hal ini. Menurutnya, statusnya yang single memudahkan dia untuk berfokus pada apa yang menjadi tujuan hidupnya. “Aku bisa fokus dan menjalankan aktivitas yang aku suka, tanpa kenal lelah,” ujar pencinta satwa ini.

Karier yang bagus biasanya berbanding lurus dengan income yang juga baik, sehingga hal ini membawa kemandirian finansial. Segala kebutuhan pribadi mulai dari yang primer hingga tersier dapat kita penuhi sendiri tanpa perlu mengandalkan orang lain. Kemampanan finansial membuat kita bisa melakukan apapun yang kita suka bersama orang-orang terdekat, seperti traveling. Apalagi jika kita sudah menemukan komunitas yang sesuai dengan minat kita. Lajang kesepian? Tidak pernah ada dalam kamus kita.

Selain itu, keleluasaan waktu juga membuat kita bisa banyak berperan di masyarakat, misalnya dengan menjadi relawan atau pegiat di berbagai organisasi. Seperti yang dilakukan oleh Davina dengan bergabung bersama WWF dan mendirikan @GardaSatwa. Garda Satwa Indonesia adalah sebuah gerakan yang didasarkan atas kepedulian dan kegelisahan Davina dalam melihat masih banyaknya satwa telantar. Mampu mengaktualisasikan diri seperti ini tidak hanya mendatangkan kepuasan diri, tapi juga kenyamanan. Makanya tidak heran, jika banyak wanita yang betah melajang.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, teman-teman seusia akan mulai sibuk dengan keluarganya masing-masing. Waktu yang bisa Anda habiskan dengan teman pun akan berkurang. Bahkan ada saatnya, Anda akan merasa ‘ditinggalkan’ oleh mereka yang berkeluarga. Sebab, bagaimanapun keluarga menuntut tingkat komitmen yang lebih tinggi. Anda sungguh tidak dapat menyalahkan mereka…

Jangan sampai status lajang atau menikah menjadi hambatan mengejar masa depan kita. Apapun pilihan Anda, pastikan berikan perlindungan untuk diri dan keluarga Anda dalam mewujudkan masa depan indah. Saat ini tersedia beragam perlindungan, salah satunya asuransi Flexi Life dari Astra Life. Flexi Life memiliki keunggulan yaitu premi dan Uang Pertanggungan-nya dapat Anda atur sendiri sesuai dengan tahapan hidup.

Misalnya, saat ini Anda adalah wanita berusia 25 tahun dan ingin mendapatkan Uang Pertanggungan sebesar Rp 1 miliar, Anda cukup membayarkan premi sebesar Rp 129.000 per bulan. 

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!