4 Langkah Mengatasi Cardiac Arrest, Henti Jantung yang Bisa Berbahaya

Henti jantung (cardiac arrest) adalah kondisi di mana fungsi jantung terhenti dan memengaruhi pernapasan hingga kesadaran seseorang secara tiba-tiba. Apa bedanya dengan serangan jantung?

Langkah Mengatasi Cardiac Arrest

Akhir bulan lalu, dunia mengalami duka yang mendalam dari tragedi festival malam halloween di distrik Itaewon, Seoul, Korea Selatan. Kejadian tersebut merenggut nyawa hingga 156 jiwa, 33 orang dalam kondisi kritis, dan 116 orang luka ringan menurut data per 1 November. Dalam beberapa rekaman kejadian yang tersebar di media sosial, terlihat banyak kerumunan yang jatuh pingsan dan mengalami cardiac arrest hingga akhirnya tak lagi bisa diselamatkan.

Henti jantung mendadak atau yang dikenal dengan cardiac arrest adalah kondisi di mana fungsi jantung terhenti dan memengaruhi pernapasan hingga kesadaran seseorang secara tiba-tiba. Kondisi ini terjadi saat jantung berhenti memompa darah dan oksigen ke otak, organ, dan jaringan lain di dalam tubuh.

Lalu, apa bedanya dengan serangan jantung?

Perbedaan Serangan Jantung dan Cardiac Arrest

Henti jantung mendadak tak sama dengan serangan jantung. Serangan jantung disebabkan adanya penyumbatan yang menghentikan aliran darah ke jantung. Kondisi ini memicu matinya jaringan otot jantung karena hilangnya suplai darah yang membuat sirkulasi darahnya tidak bisa berjalan dengan lancar. Jika tak segera diatasi, serangan jantung terkadang berakibat fatal.

Sementara itu, cardiac arrest artinya ketika sistem listrik jantung (sistem mengontrol kecepatan dan irama detak jantung) tidak berfungsi secara tiba-tiba sehingga menyebabkan jantung berhenti berdetak. Kondisi ini menyebabkan fungsi pemompaan jantung menjadi terhenti secara mendadak.

Penyebab cardiac arrest yang paling umum terjadi pada orang dewasa yaitu aritmia (irama jantung yang tidak normal). Dalam kasus penyakit cardiac arrest, pengobatan harus segera dilakukan karena otak dapat mengalami kerusakan yang serius jika henti jantung berlangsung lebih dari lima menit. Sementara itu, kematian bisa terjadi ketika henti jantung berlangsung lebih dari delapan menit.

Pada serangan jantung, kematian dapat terjadi dengan cepat jika kondisinya tidak cepat ditangani dengan tepat. Sedangkan pada henti jantung, kondisi ini bisa diselamatkan dengan melakukan cardiopulmonary resuscitation (CPR) dan kejut jantung menggunakan defibrillator untuk mengembalikan irama jantung normal dalam beberapa menit.

Cara Mengatasi Henti Jantung Mendadak, Salah Satunya dengan CPR

Langkah-langkah penting yang harus dilakukan demi memaksimalkan peluang seseorang yang mengalami cardiac arrest untuk bertahan hidup disebut the cardiac arrest chain of survival atau rantai kelangsungan hidup serangan jantung. Langkah-langkah yang bisa dilakukan, yaitu:

1. Cardiopulmonary resuscitation (CPR)

Cardiopulmonary resuscitation atau yang lebih dikenal dengan singkatan CPR merupakan salah satu prosedur darurat yang dapat membantu menyelamatkan nyawa seseorang jika pernapasan atau jantungnya berhenti. Dengan mempertahankan aliran darah yang kaya oksigen ke organ vital tubuh, CPR dapat menjadi penghubung penting, maka itu langkah ini pun disebut sebagai pertolongan pertama sebelum pasien ditangani oleh tenaga profesional.

Melansir dari CDC, cara melakukan CPR yaitu memberi dorongan di bagian tengah dada dengan kecepatan 100 hingga 120 kompresi per menit, lalu biarkan dada kembali ke posisi normal setelah diberikan dorongan. Metode CPR seperti ini disebut dengan metode yang hanya menggunakan tangan tanpa melibatkan pernapasan yang diberikan ke dalam tubuh seseorang.

cara tepat melakukan CPR

Lakukan hal tersebut secara berulang sampai fungsi jantung kembali lagi atau sampai tenaga medis profesional datang dengan defibrillator eksternal otomatis (AED) yang bisa memicu kembalinya fungsi jantung lebih optimal.

Selain sebagai pertolongan pertama untuk pasien henti jantung, CPR juga bisa dilakukan untuk pasien yang mengalami serangan jantung, kecelakaan, dan tenggelam. Cara melakukan CPR pada serangan jantung juga tak berbeda dibanding untuk seseorang yang alami henti jantung.

2. Defibrilasi

Setelah CPR diberikan, langkah selanjutnya yang bisa dilakukan untuk mengatasi cardiac arrest yaitu dengan defibrilasi. Prosedur ini dilakukan menggunakan alat yang disebut defibrilator, yang nantinya akan ditempelkan di bagian dada untuk memberikan efek kejut ke jantung.

Perawatan lanjutan fibrilasi ventrikel ini merupakan sejenis aritmia yang dapat menyebabkan serangan jantung mendadak, inilah sebabnya akan ada efek kejut yang dirasakan di dada, karena defibrilator akan menyalurkan pemberian kejutan listrik melalui dinding dada ke jantung. Prosedur ini akan menghentikan jantung dan ritme yang kacau untuk sesaat dan seringkali dijadikan langkah terbaik untuk mengembalikan irama jantung kembali normal.

3. Perawatan di ruang gawat darurat

Pasien yang mengalami henti jantung sebaiknya dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut di ruang gawat darurat. Nantinya, tenaga medis profesional akan bekerja untuk menstabilkan kondisi pasien dengan memberikan obat yang dapat menstabilkan irama jantung agar bisa berfungsi dengan normal kembali.

4. Perawatan jangka panjang

Memberikan perawatan jangka panjang baik untuk seseorang yang memiliki riwayat penyakit jantung. Perawatan dilakukan untuk mengobati sekaligus mencegah terjadinya henti jantung atau penyakit jantung lainnya yang mungkin terjadi di masa depan. Beberapa perawatan yang umumnya ditawarkan, yaitu:

– Obat-obatan

Berbagai obat antiaritmia umumnya akan digunakan sebagai pengobatan darurat atau pengobatan jangka panjang untuk mengatasi adanya komplikasi aritmia. Obat-obatan yang termasuk dalam kategori beta-blockers (BB) atau penyekat beta dan termasuk golongan obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi) biasanya sangat disarankan untuk digunakan pada orang yang memiliki risiko tinggi mengalami serangan jantung mendadak.

Selain obat BB, obat lain yang mungkin dapat digunakan untuk mengobati kondisi aritmia yaitu obat penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE) dan penghambat saluran kalsium.

– Implantable cardioverter defibrillator (ICD)

Setelah kondisi tubuh dan jantung kamu mulai stabil kembali, dokter kemungkinan akan merekomendasikan ICD, yaitu sebuah alat menggunakan baterai yang dipasang di tubuh, tepatnya di dekat tulang selangka kiri. Alat ini mampu melakukan defibrilasi yang nantinya akan membantu irama jantung kamu tetap stabil dan bisa terpompa dengan baik.

Karena ICD berfungsi untuk terus memantau irama jantung, jika ritme jantung terdeteksi terlalu lambat, maka alat ini akan memacu jantung seperti yang dilakukan oleh defibrilator. Lalu, jika terdeteksi perubahan irama jantung yang cukup drastis, alat ini akan memberikan efek kejut dengan energi rendah hingga tinggi, untuk mengembalikan irama jantung ke ritme normal.

– Angioplasti

Prosedur ini membuka arteri koroner yang tersumbat, membiarkan darah mengalir lebih bebas ke jantung sehingga dapat mengurangi risiko aritmia yang lebih serius. Prosedur ini seringkali disebut dengan kateter jantung atau metode pasang ring. Proses ini dilakukan dengan menggunakan kateter berbentuk seperti balon kecil yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah yang tersumbat, dengan tujuan membantu melebarkan sekaligus meningkatkan aliran darah ke jantung.

Angioplasti sering dikombinasikan dengan penempatan tabung wire mesh kecil yang disebut stent. Stent membantu menopang arteri yang terbuka dan mengurangi kemungkinan arteri mengalami penyempitan lagi. Kebanyakan stent dilapisi dengan obat-obatan untuk membantu menjaga arteri tetap terbuka. Angioplasti dapat memperbaiki gejala arteri yang tersumbat, seperti nyeri dada dan sesak napas. Angioplasti juga membantu membuka arteri yang tersumbat dengan cepat dan mengurangi kerusakan pada jantung lainnya.

 

– Rajin medical check up

Dengan rajin melakukan medical check up, kamu bisa mengetahui kondisi kesehatan secara menyeluruh. Pasalnya, bila ternyata ada gangguan kesehatan, dokter akan langsung bisa memberikan penanganan dini sebelum penyakit tersebut jadi semakin parah dan peluang kesembuhannya pun akan semakin besar.

 

Jika keluarga kamu memiliki riwayat penyakit jantung dan berencana untuk rutin melakukan medical check up, kamu bisa menggunakan manfaat medical check up yang disediakan oleh Flexi HS (Hospital and Surgical) dari Astra Life.

Manfaat ini akan memudahkan kamu untuk melakukan medical check up pada akhir tahun polis ke-2 (dua) dan kelipatannya, terhitung sejak tanggal berlakunya polis. Jenis pemeriksaan medis yang diberikan meliputi pemeriksaan darah lengkap serta pemeriksaan dokter umum.

Manfaat menarik lain dari Flexi HS (Hospital and Surgical) yaitu fasilitas rawat inap sebanyak Rp2 juta per hari yang bisa diklaim tanpa perlu cek medis, memberikan fasilitas medical check up tiap  tahun sekali, hingga klaim asuransi lebih mudah dan praktis karena bisa dilakukan 100% secara online. Selain itu, Flexi HS juga memberikan perlindungan menyeluruh mulai dari rawat inap hingga pasca rawat inap, sehingga bisa memberikan rasa aman untuk kamu dan juga orang-orang terdekat. Kemudahan lainnya kamu bisa mencari tahu informasi lengkap mengenai asuransi Astra ini dengan mengunjungi website ilovelife.co.id, ya!

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!