Bisa Menyerang secara Tiba-tiba, Ketahui 7 Faktor Risiko Stroke

Animator Pinot terkena stroke hingga butuh alat bantu hidup, ketahui apa penyebab dan faktor yang meningkatkan risiko penyakit ini.

Animator Pinot Terserang Stroke, Ketahui 7 Faktor Risiko Penyakit Ini

Baru-baru ini dunia hiburan Tanah Air dikejutkan dengan kabar kurang menyenangkan dari animator Wahyu Ichwandardi atau yang biasa disapa Pinot. Seniman yang tinggal di New York ini terserang penyakit stroke sejak Jumat (24/6) dan sedang dirawat di rumah sakit. Kabar ini disampaikan langsung oleh sang istri, Dita Ichwandardi, yang juga mengatakan Pinot kini menggunakan alat bantu hidup (life support). Kabar ini mengiris hati banyak pihak yang kenal dan tahu sang seniman. Alhasil, Andini Wijendaru tergerak untuk menggalang dana biaya pengobatan Pinot melalui GoFundMe. Dalam keterangan donasi tersebut, Andini pun menulis, Pinot menderita pembekuan darah di otak dan dalam keadaan koma.

Berkaca dari kisah Pinot yang malamnya masih berkumpul dengan keluarga, penyakit stroke perlu diwaspadai setiap orang. Stroke sendiri adalah kondisi ketika pasokan darah ke otak terganggu karena penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Kondisi tersebut menyebabkan area tertentu pada otak tidak mendapatkan suplai oksigen dan nutrisi, sehingga terjadi kematian sel-sel otak hanya dalam hitungan menit. Akibatnya, bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak tersebut tak dapat berfungsi dengan baik. Maka itu, stroke ialah salah satu kondisi darurat medis.

Hal yang menyeramkan dari penyakit stroke adalah siapapun bisa menjadi korbannya pada usia berapa pun. Namun, ada beberapa hal atau faktor risiko yang bisa meningkatkan peluang kamu untuk terkena penyakit ini. Maka itu, salah satu cara yang bisa kamu lakukan untuk diri sendiri dan orang tercinta adalah memahami penyebab stroke, risiko yang kamu miliki, dan bagaimana cara mengendalikannya.

Penyebab Penyakit Stroke

1. Stroke Iskemik (Arteri yang Tersumbat)

Melansir Mayo Clinic, penyebab ini adalah jenis stroke yang paling umum. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah otak menyempit atau tersumbat, sehingga menyebabkan aliran darah sangat berkurang (iskemia). Pembuluh darah bisa tersumbat atau menyempit karena timbunan lemak yang menumpuk di pembuluh darah atau oleh bekuan darah serta kotoran lain yang mengalir melalui aliran darah, paling sering dari jantung dan bersarang di pembuluh darah di otak.

2. Stroke Hemoragik (Kebocoran atau Pecah Pembuluh Darah)

Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak bocor atau pecah. Banyak kondisi yang memengaruhi pembuluh darah hingga menyebabkan pendarahan otak. Beberapa faktor yang berhubungan dengan stroke hemoragik antara lain, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, pengobatan berlebihan dengan pengencer darah (antikoagulan), tonjolan di titik lemah di dinding pembuluh darah (aneurisma), trauma seperti kecelakaan mobil, stroke iskemik yang menyebabkan perdarahan, dan penyebab perdarahan lainnya yang kurang umum di otak seperti pecahnya jalinan pembuluh darah berdinding tipis yang tidak teratur (malformasi arteriovenosa).

Kondisi yang Meningkatkan Risiko Stroke

1. Serangan Iskemik Transien (TIA)

Beberapa orang mungkin hanya mengalami gangguan sementara aliran darah ke otak, yang dikenal sebagai serangan iskemik transien (TIA), yang tidak menyebabkan gejalanya bertahan lama. Akan tetapi, apabila kamu pernah mengalami kondisi yang juga dikenal sebagai “stroke mini” ini, maka kemungkinan kamu mengalami stroke lebih tinggi lagi.

2. Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi merupakan penyebab utama stroke. Kondisi ini terjadi ketika tekanan darah di arteri dan pembuluh darah lainnya terlalu tinggi. Seringkali tidak ada gejala tekanan darah tinggi. Maka itu, periksakan tekanan darahmu sesering mungkin. Jika memiliki tekanan darah tinggi, menurunkan tekanan darah melalui perubahan gaya hidup atau obat-obatan juga dapat menurunkan risiko stroke.

3. Kolesterol Tinggi

Kolesterol adalah zat seperti lemak seperti lilin yang dibuat oleh hati atau ditemukan dalam makanan tertentu. Hati kamu membuatnya cukup untuk kebutuhan tubuh, tetapi kita sering mendapatkan lebih banyak kolesterol dari makanan yang dimakan. Jika kita mengonsumsi lebih banyak kolesterol daripada yang dapat digunakan tubuh, kolesterol ekstra dapat menumpuk di arteri, termasuk di otak. Hal ini dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah, stroke, dan masalah lainnya. Solusinya, lakukanlah tes darah sehingga kamu bisa memberi tahu dan meminta saran dokter apabila memiliki kadar kolesterol dan trigliserida yang tinggi (sejenis lemak terkait) dalam darahmu.

4. Penyakit Jantung

Gangguan kesehatan jantung yang umum dapat meningkatkan risiko stroke. Misalnya, penyakit arteri koroner meningkatkan risiko stroke, karena plak menumpuk di arteri dan menghalangi aliran darah yang kaya oksigen ke otak. Kondisi jantung lainnya, seperti cacat katup jantung, detak jantung tidak teratur (termasuk fibrilasi atrium), dan ruang jantung yang membesar, dapat menyebabkan pembekuan darah yang dapat lepas dan berujung pada penyakit stroke.

5. Diabetes

Diabetes meningkatkan risikomu terkena penyakit stroke. Diabetes menyebabkan gula menumpuk di dalam darah dan mencegah oksigen serta nutrisi masuk ke berbagai bagian tubuh, termasuk otak. Tekanan darah tinggi juga umum terjadi pada penderita diabetes. Bahkan, tekanan darah tinggi menjadi penyebab utama peningkatan risiko stroke di antara penderita diabetes. Entah memiliki darah tinggi atau tidak, kamu perlu membicarakan dengan ahli terkait cara mengendalikan diabetesmu, ya.

6. Kegemukan

Obesitas adalah kelebihan lemak tubuh. Obesitas terkait dengan kadar kolesterol dan trigliserida “jahat” yang lebih tinggi dan menurunkan kadar kolesterol “baik”. Obesitas juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan diabetes. Ujungnya, kegemukan atau obesitas dapat membawamu pada stroke.

7. Gaya Hidup

Perilaku yang sehat dapat mencegah risiko stroke, maka itu sebaliknya gaya hidup tidak baik dapat membuatmu semakin dekat dengan penyakit ini. Ada beberapa gaya hidup yang sebaiknya kamu hindari jika tidak ingin terkena stroke, apalagi bila memiliki satu atau lebih faktor risiko di atas.

Makanan: Makan makanan tinggi lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol telah dikaitkan dengan stroke dan kondisi terkait, seperti penyakit jantung. Juga, mendapatkan terlalu banyak garam (natrium) dalam makanan dapat meningkatkan tingkat tekanan darah.

Kurang aktif: Tidak mendapatkan aktivitas fisik yang cukup dapat menyebabkan kondisi kesehatan lain meningkatkan risiko stroke. Kondisi kesehatan tersebut misalnya obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol, dan diabetes. Aktivitas fisik yang teratur dapat menurunkan peluangmu terkena stroke.

Minum alkohol: Minum terlalu banyak alkohol dapat meningkatkan tingkat tekanan darah dan risiko stroke. Ini juga meningkatkan kadar trigliserida, suatu bentuk lemak dalam darah yang dapat mengeraskan arteri. Melansir CDC, perempuan dianjurkan tidak boleh minum lebih dari satu gelas sehari, sedangkan pria tidak lebih dari dua gelas sehari.

Rokok: Penggunaan tembakau meningkatkan risiko stroke. Pasalnya, merokok dapat merusak jantung dan pembuluh darah. Nikotin dalam rokok meningkatkan tekanan darah. Lalu, karbon monoksida dari asap rokok mengurangi jumlah oksigen yang dapat dibawa oleh darah. Maka itu, sekalipun kamu bukan perokok aktif, paparan asap rokok pun dapat membuat kamu lebih mungkin terkena stroke.

Selain sederet faktor risiko di atas, usia dan genetika juga bisa meningkatkan peluang terkena stroke. Namun, manusia tak punya kuasa atas kedua hal tersebut. Maka itu, hal yang bisa kita lakukan ialah mengurangi peluang dari faktor risiko lain dan juga mengantisipasi kemungkinan terburuk. Salah satunya ialah dengan memiliki asuransi kesehatan dan jiwa. Mengingat stroke yang bisa menyerang secara tiba-tiba, dengan asuransi kita telah melakukan proteksi dini dari risiko penyakit stroke ini dan lainnya.

Pasalnya, selain memilikinya, memilih asuransi kesehatan dan jiwa yang terbaik juga menjadi bentuk cinta terhadap diri sendiri dan keluarga. Jika kamu mencari asuransi kesehatan menyeluruh dan lengkap hingga punya fasilitas medical check up, Flexi HS (Hospital and Surgical) dari Astra Life bisa menjadi pilihanmu. Tidak hanya itu, asuransi yang mudah dalam proses klaimnya ini bisa memberi manfaat rawat inap hingga Rp2 juta per hari tanpa perlu cek medis dan diklaim secara cashless. Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap tentang asuransi ini, kamu bisa cari tahu hanya di ilovelife.co.id, ya!

Selanjutnya, coba bantu pikiranmu tetap sehat dengan memberi jaminan terhadap masa depan. Terlalu membebani pikiran dapat membahayakan kesehatan. Bagaimana jika mulai mencari rasa aman? Asuransi bisa jadi salah satu saluran yang memberikan rasa aman, tidak hanya untuk kamu tapi juga untuk orang-orang terdekat kamu. Saat ini, sudah banyak jenis asuransi yang dapat kamu sesuaikan dengan keperluanmu dan keluargamu. Salah satunya produk Flexi Life dari Astra Life yang menawarkan premi yang fleksibel dan bisa kamu atur sendiri sesuai dengan fase kehidupanmu.

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!