Sering Marah Bikin Darah Tinggi? Kenali Penyakit Hipertensi

Penyakit hipertensi mungkin sudah tidak asing lagi terdengar. Data dari World Health Organization (WHO), memperkirakan ada 1,28 miliar orang dewasa berusia 30-79 tahun di seluruh dunia yang menderita hipertensi. Seperti apa sih penyakit ini?

gejala dan penyebab hipertensi

Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi bikin kamu tidak bisa mengonsumsi daging dalam jumlah banyak. Padahal, belum lama ini kita baru merayakan momen Iduladha 1443 Hijriah yang identik dengan pemotongan daging kurban seperti kambing, sapi, domba, hingga kerbau. Hal ini berbeda dengan momen Hari Raya Idulfitri yang identik dengan kue lebaran. Maka itu, tak heran jika pada umumnya, banyak orang yang berbondong-bondong mengantri untuk mendapatkan daging kurban pada Hari Raya Iduladha dan mengolahnya menjadi berbagai hidangan makanan seperti sate, sop daging, tongseng, rendang, semur, dan lain-lain.

Penyakit hipertensi rawan kambuh jika mengonsumsi terlalu banyak daging dalam sekali waktu. Bisa begitu karena daging merah yang berasal dari kambing, sapi, dan hewan kurban lain mengandung tingkat lemak serta kolesterol tinggi dan memicu tekanan darah tinggi.

Namun, tenang saja, bukan berarti penderita darah tinggi atau hipertensi dilarang untuk makan daging sama sekali. Maksudnya di sini, penderita hipertensi akan lebih baik untuk menghindari atau mengurangi tingkat konsumsinya daging dalam sekali waktu.

Nah, berbicara tentang hipertensi, sebenarnya apa sih hipertensi itu? Lalu, seperti apa penyebab dan gejala yang dirasakan penderitanya? Mari kita bahas bersama-sama, yuk!

Apa itu Penyakit Hipertensi?

Penyakit hipertensi mungkin sudah tidak asing lagi terdengar. Melansir Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), hipertensi adalah penyakit yang bisa disebut tekanan darah tinggi, di mana adanya peningkatan tekanan darah sistolik hingga lebih dari 140 mmHG, dan tekanan darah diastolik yang meningkat lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah normal harusnya berada di angka 120/80 mmHg. Peningkatan ini dilihat dari dua kali pengukuran yang dilakukan pada selang waktu lima menit.

Menurut data dari World Health Organization (WHO), diperkirakan ada 1,28 miliar orang dewasa berusia 30-79 tahun di seluruh dunia yang menderita hipertensi. Sebagian besar tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Sedihnya, 46% di antaranya bahkan tidak menyadari kalau mereka memiliki kondisi tersebut.

Padahal, hipertensi berisiko menyebabkan penyakit lain seperti jantung, gagal ginjal, hingga penyakit stroke. Bahkan, hasil penelitian yang dilakukan WHO juga menunjukkan bahwa hampir setengah dari kasus serangan jantung yang terjadi disebabkan oleh tekanan darah yang tinggi.

Penyebab Darah Tinggi

Ada dua jenis penyakit hipertensi, yaitu hipertensi primer (esensial) dan hipertensi sekunder. Pada hipertensi primer, biasanya sulit untuk mengidentifikasi penyebab utama yang menyebabkan tekanan darah naik. Hipertensi jenis ini diderita oleh kebanyakan orang dewasa dan cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun. Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengalami hipertensi primer, salah satunya faktor genetik atau keturunan. Ketika orang tua memiliki riwayat penyakit hipertensi, ada kemungkinan kamu juga mengalaminya.

Sedangkan pada hipertensi sekunder, kondisinya disebabkan oleh beberapa faktor yang cenderung tiba-tiba muncul dan menyebabkan tekanan darah lebih tinggi daripada hipertensi primer. Beberapa kondisi yang menyebabkan munculnya hipertensi sekunder, termasuk:

  1. Adanya penyakit ginjal.
  2. Tumor kelenjar adrenal.
  3. Masalah tiroid.
  4. Keadaan pembuluh darah abnormal yang dialami sejak lahir (faktor bawaan).
  5. Obat-obatan tertentu seperti pil KB, obat flu, dan obat pereda nyeri.
  6. Obat-obatan terlarang.

Selain yang disebutkan di atas, penyebab darah tinggi lain bisa berasal dari gaya hidup yang tak sehat, misalnya kurang melakukan aktivitas fisik secara teratur atau jarang berolahraga. Penyakit seperti diabetes dan obesitas juga bisa meningkatkan risiko terkena tekanan darah tinggi. Tak hanya itu, hipertensi juga rawan menyerang ibu hamil selama masa kehamilan.

Gejala Penyakit Hipertensi

WHO menyebut penyakit hipertensi bisa membunuh secara diam-diam, karena kebanyakan orang yang mengidap tidak menyadarinya. Bisa begitu karena hipertensi tidak selalu menunjukkan tanda atau gejala peringatan yang serius, maka penting untuk kamu mengukur tekanan darah secara teratur demi memastikan apakah normal atau tidak.

Namun, bukan berarti penyakit hipertensi tidak menunjukkan gejala sama sekali. Bagi penderita tekanan darah tinggi biasanya akan merasakan gejala hipertensi ringan seperti sakit kepala yang dirasakan di pagi hari, mimisan, detak jantung yang tidak beraturan, adanya perubahan penglihatan menjadi sedikit kabur atau berkunang-kunang, dan telinga yang terasa berdengung.

Untuk gejala hipertensi berat, penderitanya bisa merasakan gejala yang lebih parah lagi seperti sering merasa kelelahan, mual hingga menyebabkan muntah, cemas, nyeri di bagian dada, hingga tremor di bagian otot.

Jika kamu merasakan gejala-gejala yang disebutkan di atas, kamu bisa coba untuk memeriksa tekanan darah ke klinik atau rumah sakit terdekat. Usahakan untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur agar kamu tahu bagaimana kondisi tubuhmu saat ini.

Cara Menurunkan Darah Tinggi

Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menurunkan tekanan darah selain minum obat darah tinggi. Misal, mengonsumsi makanan penurun darah tinggi seperti sayuran hijau dan buah-buahan. Selain itu, inilah 3 cara lain yang bisa dilakukan untuk menurunkan darah tinggi.

1. Menurunkan berat badan

Obesitas bisa jadi salah satu penyebab tekanan darah tinggi, sehingga dengan menurunkan berat badan akan membantu untuk menurunkan tekanan darah juga. Mengapa kelebihan berat badan bisa mengakibatkan hipertensi? Karena jika tubuh mengalami kelebihan berat badan, jantung akan terpacu untuk bekerja lebih keras yang bisa berujung pada naiknya tekanan darah. Jika kamu memiliki berat badan berlebih, kamu bisa coba untuk menurunkan berat badan hingga mencapai berat badan ideal.

2. Menjaga pola makan

Kamu bisa mulai menjaga pola makan sehat dengan mengonsumsi banyak sayuran, buah-buahan, biji-bijian, hingga produk olahan susu rendah lemak seperti yogurt. Menjaga pola makan sehat juga bisa dilakukan dengan mengurangi konsumsi lemak serta kolesterol tinggi.

Akan lebih baik lagi jika kamu mengonsumsi makanan yang tinggi kalium seperti kentang, bayam, wortel, jeruk, dan pisang. Kalium sendiri ialah nutrisi yang bisa membantu menurunkan tekanan darah tinggi. Konsumsi garam yang berlebih bisa memicu tekanan darah tinggi. Pasalnya, jika jumlah sodium yang ada dalam tubuh terlalu tinggi, tekanan darah ikut meningkat. Hindari mengonsumsi makanan dengan banyak garam demi bantu mengurangi tekanan darah.

3. Rajin berolahraga

Merubah pola hidup menjadi lebih sehat akan membantu tekanan darah lebih stabil. Rajin berolahraga sebanyak 3–5 kali dalam seminggu selama 30–60 menit cukup untuk mengurangi tekanan darah tinggi, karena olahraga bisa menurunkan tekanan darah sampai 5–8 mmHg. Tidak perlu olahraga berat, kamu hanya perlu melakukan olahraga ringan seperti jogging, senam, berenang, ataupun jalan kaki dengan teratur.

Satu hal yang juga bisa memicu hipertensi adalah stres. Stres yang berlebihan mampu memicu banyak penyakit lainnya. Maka dari itu, kamu bisa mulai untuk coba memahami kebutuhan kamu serta lebih mencintai diri sendiri agar tidak terkena stres yang nantinya bisa memicu tekanan darah tinggi.

Ya, salah satu bentuk mencintai diri ialah dengan memiliki asuransi kesehatan. Pasalnya, asuransi ini bak jadi perlindungan dan antisipasi agar tidak terlalu stres saat dihadapkan kejadian atau musibah yang tidak terduga seperti sakit di masa depan.

Maka itu, demi perlindungan terbaik tentu kamu akan memilih yang paling baik pula soal asuransi. Nah, jika kamu tertarik dengan asuransi kesehatan lengkap dan mudah dalam proses klaim, Flexi HS (Hospital and Surgical) dari Astra Life dapat jadi pilihan yang cocok untuk kamu. Flexi HS (Hospital and Surgical) dari Astra Life memberikan manfaat berupa fasilitas rawat inap sebanyak Rp2 juta per hari yang bisa diklaim tanpa perlu cek medis, memberikan fasilitas medical check up tiap 2 tahun sekali, hingga klaim secara cashless dengan menggunakan e-card. Tak hanya itu, Flexi HS juga memberikan perlindungan menyeluruh mulai dari rawat inap hingga pasca rawat inap, sehingga bisa memberikan rasa aman untuk kamu dan juga orang-orang terdekat. Kemudahan lainnya kamu bisa mencari tahu informasi lengkap mengenai asuransi Astra ini dengan mengunjungi website ilovelife.co.id, ya!

Selanjutnya, coba bantu pikiranmu tetap sehat dengan memberi jaminan terhadap masa depan. Terlalu membebani pikiran dapat membahayakan kesehatan. Bagaimana jika mulai mencari rasa aman? Asuransi bisa jadi salah satu saluran yang memberikan rasa aman, tidak hanya untuk kamu tapi juga untuk orang-orang terdekat kamu. Saat ini, sudah banyak jenis asuransi yang dapat kamu sesuaikan dengan keperluanmu dan keluargamu. Salah satunya produk Flexi Life dari Astra Life yang menawarkan premi yang fleksibel dan bisa kamu atur sendiri sesuai dengan fase kehidupanmu.

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!