Co-Parenting, Pola Asuh yang Baik untuk Anak setelah Orang Tua Berpisah

Peran orang tua sangat dibutuhkan, meskipun keduanya telah memutuskan untuk mengakhiri rumah tangganya.  Seperti apa itu pola asuh co-parenting dan bagaimana manfaatnya untuk anak?

Co-Parenting Pola Asuh yang Baik untuk Anak setelah Orang Tua Berpisah

Data Badan Statistik Indonesia (BPS) menunjukkan ada sebanyak 447.743 kasus perceraian yang terjadi pada 2022. Angka ini meningkat dibandingkan dengan 291.677 kasus perceraian pada tahun sebelumnya. Dengan kasus perceraian yang tinggi, pola asuh co-parenting pun semakin sering dijadikan pilihan bagi para orang tua yang bercerai dan memiliki anak.

Pasalnya, ketika pasangan memilih untuk bercerai dan menjadi single parent, dampak yang dirasakan tak hanya akan memengaruhi dirinya, tetapi juga si buah hati. Tak jarang anak yang berasal dari keluarga yang orang tuanya bercerai akan kesulitan untuk bersosialisasi, kehilangan kepercayaan diri, merasa paranoid, hingga kehidupan sosialnya terganggu.

Contohnya seperti co-parenting yang dilakukan oleh Jennifer Lopez dan Ben Affleck bersama mantan istrinya, Jennifer Garner. Meskipun telah bercerai sejak tahun 2018, namun Ben Affleck dan Jennifer Garner tetap melakukan pola pengasuhan bersama untuk membesarkan ketiga anaknya yang masih berusia remaja.

Bahkan, aplikasi co-parenting mulai banyak digunakan di India. Melansir Economic Times, banyak pasangan India yang setelah berpisah mulai mengandalkan aplikasi pengasuhan bersama atau aplikasi co-parenting untuk berkomunikasi dengan satu sama lain. Tujuannya agar terhindar dari kesalahpahaman ketika mengasuh anak-anak mereka. Sebagian besar aplikasi co-parenting yang digunakan yaitu We Parent, Our Family Wizard, dan Talking Parents.

Untuk itu, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk mendampingi tumbuh kembang anak secara bersama-sama, meskipun keduanya telah memutuskan untuk mengakhiri rumah tangganya. Salah satu caranya yaitu dengan melakukan pola asuh co-parenting. Seperti apa itu pola asuh co-parenting dan bagaimana manfaatnya untuk anak?

Apa itu Co-parenting?

Co-parenting adalah pola asuh orang tua yang telah berpisah untuk membesarkan anak-anaknya berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat bersama. Pola asuh adalah proses mendidik anak dari lahir hingga dewasa. Ketika menjalankan pola asuh co-parenting, orang tua akan memastikan anak-anak mereka merasa berada di lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang sampai nanti mereka dewasa. 

Co-parenting tak hanya mengharuskan kedua orang tua untuk bekerja sama dan berkontribusi dalam pengasuhan anak, tetapi mereka juga perlu berkomitmen untuk memberikan hubungan yang harmonis kepada anak-anak mereka dengan saling berinteraksi antara satu sama lain dan saling menghormati.

Dalam melakukan pola asuh co-parenting, kedua orang tua yang sudah bercerai diharapkan mampu membangun hubungan pengasuhan yang mengesampingkan perasaan pribadi mereka, demi memberikan apa yang anak butuhkan (secara emosional maupun fisik) untuk mendukung tumbuh kembang anak yang lebih baik.

Manfaat Co-parenting untuk Tumbuh Kembang Anak

Salah satu hal yang paling berpengaruh ketika perceraian terjadi adalah kondisi anak dan apa yang mereka rasakan terhadap orang tuanya. Pengalaman tersebut tak jarang memengaruhi pandangan anak tentang membangun hubungan, kepercayaan, pernikahan, kesehatan fisik dan mental, hingga pengalaman sosial mereka.

Dalam sebuah penelitian Marriage, Divorce and Children’s Adjustment- Sage Publications (1998) yang dilakukan Robert E. Emery ditemukan fakta bahwa anak-anak yang berasal dari lingkungan keluarga di mana kedua orang tuanya bercerai punya lebih banyak masalah psikologis dibandingkan anak-anak yang kehilangan salah satu orang tuanya akibat meninggal dunia.

Maka dari itu, penelitian ini menegaskan betapa pentingnya bagi orang tua yang bercerai dengan kondisi memiliki anak untuk terus mengembangkan gaya komunikasi yang sehat dan efektif agar mereka bisa bekerja sama dalam membesarkan anak-anak hingga dewasa. 

Psychology Today juga menyebutkan, pola asuh co-parenting dapat membantu perkembangan hati nurani anak dan kemampuan mereka untuk membuat keputusan moral. Dengan begitu, anak-anak lebih bisa mengatur emosi dan juga memiliki pertumbuhan sosial yang lebih baik.

Salah satu yang paling penting dalam co-parenting yaitu pola asuh ini dapat membentuk anak-anak tumbuh untuk menerapkan hal yang sama, yaitu bekerja sama membangun keluarga dan membesarkan anak bersama, ketika mereka sudah dewasa dan menjadi orang tua kelak.

Tips Melakukan Pola Asuh Co-parenting

1. Memiliki batasan

Hal terpenting yang perlu dilakukan ketika ingin menerapkan pola asuh co-parenting adalah untuk menetapkan batasan. Batasan yang dimaksud di sini adalah batasan terkait apa saja yang bisa dan tak bisa kamu kendalikan terkait anak dan mantan pasanganmu. Ini penting dilakukan untuk menetapkan sejauh mana pola asuh di antara kamu dan mantan pasangan akan terus berjalan. Misalnya, kamu hendak mengenalkan pasangan baru ke anak, hal tersebut perlu dibahas terlebih dahulu dengan mantan pasanganmu agar tidak menimbulkan kesalahpahaman yang bisa membuat hubungan kalian semakin tidak baik.

2. Mengatur jadwal sesuai kesibukan masing-masing

Setelah menetapkan batasan yang jelas, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mengatur jadwal masing-masing. Transisi waktu pengasuhan anak akan semakin mudah dilakukan jika kamu dan mantan pasangan sudah tahu jadwal kesibukan masing-masing dan bersedia meluangkan waktu untuk berbagi tugas dalam mengurus anak. Hindari pengaturan waktu yang dilakukan secara tidak teratur atau mendadak, karena cara seperti ini kurang bagus jika dilakukan untuk jangka waktu yang panjang. Jika ada perubahan rutinitas yang tak diduga terjadi, sebaiknya kamu kembali membicarakannya dengan mantan pasangan untuk kembali mengatur jadwal yang lebih sesuai dengan kesibukan kalian saat ini.

3. Saling mendukung dan menghormati satu sama lain

Co-parenting dapat dikatakan sukses ketika kedua belah pihak saling mendukung dan menghormati satu sama lain. Hal ini akan sangat berpengaruh pada hubungan harmonis yang terlihat di depan anak, sehingga bisa memberikan kesan pengasuhan yang lebih baik tanpa membuat anak merasa tertekan selama terlibat di dalam pola asuh ini. Cobalah untuk membangun komunikasi yang baik dengan mantan istri/suami seperti saling bertukar kabar tentang si buah hati ketika sedang mengasuhnya. Komunikasi kecil seperti ini jika dilakukan dengan rutin, perlahan akan membuat hubungan antara dua orang yang bercerai semakin membaik. Dengan hubungan perceraian yang baik, maka akan berdampak juga pada pola asuh co-parenting yang dilakukan keduanya agar semakin baik juga.

4. Perlihatkan hubungan yang harmonis di depan anak

Anak-anak yang menjalani pola asuh co-parenting umumnya akan berpikir bahwa hubungan kedua orang tua mereka baik-baik saja. Ini bukan berarti kamu harus selalu setuju dengan apa yang mantan pasanganmu lakukan atau kamu harus kembali menyukai mereka. Tetapi, cobalah bersikap profesional dalam mengasuh anak bersama mantan pasangan agar tak ada konflik yang mungkin secara tidak sadar terjadi di depan anak-anak.

Apalagi banyak penelitian sudah menunjukkan bahwa pola asuh co-parenting membawa dampak positif yang cukup signifikan pada tumbuh kembang anak hingga dewasa. Maka dari itu, orang tua perlu menyadari betapa pentingnya peran mereka berdua bagi anak-anak. Meskipun co-parenting bukanlah hal yang mudah dilakukan, tetapi dengan menerapkan pola asuh seperti ini, dapat meningkatkan kesehatan fisik serta mental anak untuk bisa tumbuh dengan kondisi emosional yang lebih baik kedepannya.

Tanpa disadari, co-parenting merupakan usaha yang dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada anak-anak meskipun harus tumbuh di tengah keluarga yang sudah tak lagi bersama.

Menunjukkan rasa cinta dan kasih sayang kepada anak juga penting dilakukan agar mereka tidak merasa kekurangan afeksi dari kedua orang tuanya. Tak hanya itu, orang tua juga bisa menunjukkan rasa cinta kepada anak melalui proteksi dini berupa asuransi jiwa. Pasalnya, jika ada hal tak diinginkan terjadi terhadap kamu atau kepala keluarga, anggota keluarga lainnya masih dapat melanjutkan hidupnya. Karena, asuransi merupakan bentuk cinta nyata untuk diri sendiri dan keluarga – Insurance is Love.

Produk asuransi jiwa dari Astra Life, yaitu Flexi Life bisa jadi pilihan kamu dan keluarga. Flexi Life memiliki memiliki keunggulan di mana kamu bisa menentukan perlindungan jiwa hingga Rp5 miliar, dan tidak perlu medical check-up. Kamu tidak perlu repot untuk mendaftar ulang karena asuransi ini auto renew atau selalu diperpanjang secara otomatis setiap tahun.

Selain itu, kamu bebas mengubah besarnya Uang Pertanggungan, Masa Pertanggungan, Frekuensi Pembayaran Premi, dan mengajukan perubahan lain sesuai kebutuhan seiring dengan perubahan tahapan kehidupanmu secara online hanya dengan mengunjungi ilovelife.co.id, lho! Klaim asuransi lebih mudah dan praktis karena bisa dilakukan 100% secara online.

Artikel Lainnya

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!

Tentang –

Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.

Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!